Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Untung Ada Senyum Inez di Perpustakaan Sekolah

19 Oktober 2014   06:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:30 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_367402" align="aligncenter" width="567" caption="Inez Kinanthi (jilbab coklat) melayani dengan sabar peminjaman dan pemulangan buku-buku di Perpustakaan SMPN 8 Puspiptek - Serpong, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)"][/caption]

Artikel saya sebelumnya yang berjudul Perpustakaan Sekolah dan Ironi Jempol Terbalik menyemburatkan kegetiran akan perkembangan Perpustakaan Sekolah, khususnya untuk jenjang pendidikan SD dan SMP. Seperti yang disimbolkan oleh Kepala Seksie Pembinaan dan Pemberdayaan Perpustakaan Daerah Kota Tangsel (Perpusda Tangsel) Drs Bhakti Haribowo H, MSi, kondisi Perpustakaan SD dan SMP hingga kini belum layak diacungi jempol.

“Sebaliknya, kondisi terkini untuk Perpustakaan SMA sudah layak diacungi jempol. Terbukti, dua tahun berturut-turut, Perpustakaan SMA di Tangsel meraih juara pertama pada ajang kompetisi antar Perpustakaan Sekolah untuk tingkat Provinsi, yang diselenggarakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemprov Banten. Yaitu, SMAN 2 di Serpong yang meraih juara pertama pada 2013, dan SMAN 3 di Pamulang Dua pada tahun berikutnya. Sangat membanggakan!” tegasnya.

[caption id="attachment_367403" align="aligncenter" width="484" caption="Pustakawan SMPN 8 Tangsel, Inez Kinanthi. (Foto: Gapey Sandy)"]

14136472651526683398
14136472651526683398
[/caption]

Meskipun kesimpulan reportase ini bukan gambaran secara nasional karena hanya menukil kondisi Perpustakaan Sekolah di Kota Tangsel saja, tapi bukankah tidak ada yang “nasional” tanpa ada yang “lokal”? Apalagi, jumlah total Perpustakaan Sekolah di Tangsel, dari jenjang SD, SMP, SMK, SMA, cukup banyak, 571 perpustakaan. Data ini valid karena bersumber dari database Kantor Perpusda Tangsel.

Tapi, penulis tidak akan memfokuskan ulasan kali ini tentang bagaimana mutu dan upaya pengembangan Perpustakaan Sekolah tersebut. Sorotan kali ini adalah tentang kiprah seorang Pustakawan di lingkungan sebuah SMP Negeri yang berkomitmen dan berjibaku menggeluti profesinya. Siapa dia? Ketika pada Selasa (14/10) kemarin, penulis meminta yang bersangkutan untuk menuliskan namanya secara lengkap, serta-merta segera terbaca tulisan tangannya yang rapi menuliskan nama itu, Inez Kinanthi.

[caption id="attachment_367404" align="aligncenter" width="567" caption="Poster bertuliskan Welcome to Our Library tertempel di dekat ruang kerja Inez Kinanthi. (Foto: Gapey Sandy)"]

14136473951638153398
14136473951638153398
[/caption]

Inez Kinanthi, kini baru berusia 25 tahun. Sehari-hari ia “menjaga gawang” di Perpustakaan Sekolah, tepatnya di SMPN 8 Puspiptek - Serpong, Tangsel. “Saya lulus dari Fakultas Ilmu Perpustakaan di Universitas Terbuka pada tahun 2012 lalu,” jawabnya kepada penulis.

Dengan latarbelakang jurusan keilmuan tersebut, tak berlebihan kalau Inez ditahbiskan sebagai penanggung-jawab perpustakaan. Ruang kerjanya, ‘ya di ruang perpustakaan itu juga. Meja kerjanya, ‘ya bersebelahan dengan meja tempat pengunjung perpustakaan membaca buku. Komputer kerjanya, ‘ya komputer yang sekaligus menjadi pangkalan data perpustakaan yang dikelolanya.

[caption id="attachment_367405" align="aligncenter" width="567" caption="Inez Kinanthi dan kartu anggota Perpustakaan SMPN 8 Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)"]

14136474821077890748
14136474821077890748
[/caption]

Lalu, apa istimewanya Inez?

Satu, dari hampir semua Perpustakaan Sekolah yang ada di seantero Kota Tangsel, penulis memperoleh referensi bahwa, gadis berjilbab dan berkacamata ini termasuk yang siap memperingati perayaan Hari Perpustakaan Sekolah Sedunia, yang jatuh pada Sabtu, 18 Oktober 2014 ini. Hebatnya, referensi tentang kiprah Inez ini, penulis dapatkan dari lingkungan internal Kantor Perpusda Tangsel.

Dua, ternyata benar adanya, setelah penulis menemui Inez di ruang kerjanya, sejumlah agenda kegiatan tengah dipersiapkan demi memperingati Hari Perpustakaan Sekolah Sedunia, yang tidak banyak orang tahu, juga tidak banyak orang peduli.

[caption id="attachment_367407" align="aligncenter" width="567" caption="Salah satu pembatas halaman buku karya pelajar SMP di Portugal, dan merupakan hasil dari program Bookmark Exchange Project yang digagas oleh Inez Kinanthi. (Foto: Gapey Sandy)"]

1413647666626652822
1413647666626652822
[/caption]

“Sebenarnya, kami sudah lima tahun belakangan ini, konsisten untuk memperingati Hari Perpustakaan Sekolah Sedunia. Bahkan, saya sengaja menjadikan Oktober sebagai Bulan Perpustakaan Sekolah. Untuk itu, beberapa agenda kegiatan sudah saya persiapkan,” tutur Inez di sela kesibukannya meladeni sejumlah siswa-sisiwi yang mengembalikan dan meminjam buku perpustakaan.

Menurut Inez, dalam menyemarakkan status Oktober sebagai Bulan Perpustakaan Sekolah, ia sudah menggancang sejumlah kegiatan. Pertama, melaksanakan event yang dinamakannya sebagai “DEAR Challenges”. DEAR disini bukan bermakna sebuah panggilan penuh kasih sayang, tapi merupakan akronim dari Drop Everything And Read.

[caption id="attachment_367408" align="aligncenter" width="547" caption="Salah satu surat korespondensi dari Chloe, seorang pelajar SMP di Brighton Secondary School, South Australia. (Sumber: Perpustakaan SMPN 8 Tangsel)"]

1413648122895030076
1413648122895030076
[/caption]

“Artinya, tinggalkan atau letakkan semua yang sedang kamu kerjakan, dan kemudian mari membaca. Membaca apa saja, buku pelajaran, novel, komik, cerpen, majalah, asal tidak bahan bacaan yang mengandung pornografi juga SARA. Kalau para siswa-siswi tidak membawa buku dari rumah, mereka dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan. Tujuan DEAR Challenges ini adalah untuk membiasakan para siswa-siswi agar supaya gemar membaca,” tutur Inez.

Pelaksanaan kegiatan DEAR Challenges ini terlaksana sepanjang tanggal 14 – 31 Oktober 2014. Praktiknya, selama 20 menit sebelum bunyi bel pulang sekolah, para siswa-siswi kelas 7, 8, dan 9 di lingkungan SMPN 8 Puspiptek – Serpong ini, bersama dengan seluruh guru dan takterkecuali pihak manajemen sekolah, wajib mengisi kegiatan dengan membaca. Bahkan, para siswa-siswi yang sedang melaksanakan praktik olahraga di lapangan misalnya, diharuskan menghentikan kegiatan praktiknya untuk kemudian bersama-sama membaca buku. “Kegiatan DEAR Challenges ini dengan sangat terpaksa baru mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober, dikarenakan dua pekan sebelumnya, sekolah kami menggelar Ujian Tengah Semester,” tukas Inez.

[caption id="attachment_367409" align="aligncenter" width="567" caption="Salah satu surat korespondensi dari Mirin, pelajar SMP di Brighton Secondary School, South Australia. (Sumber: Perpustakaan SMPN 8 Tangsel)"]

14136482791074847874
14136482791074847874
[/caption]

Inez menambahkan, seluruh guru dan wali kelas terlibat aktif dalam mensukseskan DEAR Challenges ini. “Mereka memantau para siswa-siswinya untuk membaca, sekaligus mengisi formulir yang telah saya buat serta sebarluaskan. Isi formulir ini adalah catatan harian mengenai, buku apa yang dibaca, siapa penulisnya, dan dari hari ke hari, sudah berapa halaman yang selesai dibaca. Jadi, semua ada record-nya, tidak asal membaca tanpa ada laporan tertulisnya dari para siswa-siswi tersebut. Alhamdulillah, responnya selama ini bagus. Bahkan, tidak sedikit wali kelas yang menjadikan hasil jurnal pada formulir laporan harian DEAR Challenges ini sebagai indikator parameter untuk Penilaian Sikap sesuai pelaksanaan Kurikulum Sekolah tahun 2013. Selain itu, laporan DEAR Challenges ini juga saya rekomendasikan ke Guru Bahasa Indonesia, untuk diproses lebih lanjut sebagai indikator penilaian tambahan terhadap siswa-siswinya,” urai Inez.

Kedua, kegiatan berikutnya adalah pertukaran pembatas halaman buku, atau Bookmark Exchange Project. “Jadi di sini, kita bikin bareng-bareng pembatas buku secara handmade, bukan hasil print dari percetakan. Hasilnya kita pertukarkan dengan pembatas halaman buku yang berasal dari sekolah-sekolah di luar negeri. Untuk tahun ini, kita akan saling bertukar pembatas halaman buku dengan siswa-siswi dari sekolah di Selandia Baru, dan Australia,’ ujar Inez.

[caption id="attachment_367411" align="aligncenter" width="567" caption="Suasana di Perpustakaan SMPN 8 Puspiptek - Serpong, Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)"]

14136485051055312898
14136485051055312898
[/caption]

Jumlah pembatas halaman buku yang dibuat secara bersama-sama di perpustakaan sekolah, kata Inez, ada sebanyak 46 buah. “Sebanyak 26 buah kita pertukarkan dengan buatan siswa-siswi dari sekolah di Selandia Baru, dan 20 buah dipertukarkan ke Australia. Ukuran pembatas halaman buku yang dibuat ukurannya standar, tapi dibuat dengan menyajikan ikon-ikon budaya masing-masing negara,” kata Inez sembari memperlihatkan karya pembatas buku buatan siswa-siswi dari Portugal.

Kegiatan Bookmark Exchange Project ini, lanjut Inez, sudah dilaksanakan sejak 2011 lalu, dengan saling bertukar pembatas halaman buku bersama para pelajar sesama tingkat SMP dari Hongaria, lalu dengan pelajar dari Brighton Secondary School di South Australia pada 2012, dan Portugal pada 2013. "Selain pembatas halaman buku buatan para siswa antar negara ini, disertakan surat untuk saling berkorespondensi sehingga masing-masing pelajar dapat mengenal lebih jauh mengenai profil dan sisi kehidupan pelajar dari negara lain. Tapi, soal korespondensi ini sesuai dengan perjanjian kerjasama yang sebelumnya telah dibicarakan,” tutur Inez.

[caption id="attachment_367412" align="aligncenter" width="567" caption="Inez Kinanthi juga selalu siap menjawab tentang kisi-kisi materi dari sebuah buku yang ada di perpustakaan kepada para siswa. (Foto: Gapey Sandy)"]

141364866072388924
141364866072388924
[/caption]

Ketiga, kegiatan yang juga sudah di agendakan adalah Skyping Project. “Ini adalah bentuk percakapan antar sesama pelajar, yaitu antara siswa-siswi kita dengan pelajar dari negara lain. Untuk Oktober ini, kita akan melakukan pembicaraan melalui aplikasi Skype bersama pelajar dari India. Durasi percakapannya sekitar 20 menit. Mudah-mudahan kendala jaringan telekomunikasi tidak menjadi persoalan,” harap Inez seraya menyebutkan bahwa Skyping Project akan dilaksanakan pada tanggal 21 – 22 Oktober 2014. Duatahun belakangan, menurut Inez, Skyping Project selalu terlaksana dengan sesama pelajar SMP yang berada di China.

Keempat, program Perpustakaan Sekolah berikutnya adalah melaksanakan aksi One Man One Book yang berkaitan dengan pencanangan program Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca atau GPMB di Kota Tangsel. Aksi sumbangan satu orang satu buku ini adalah untuk menambah koleksi bahan pustaka di perpustakaan. Tidak harus buku baru, selama bukunya masih layak dibaca. “Menurut informasi yang saya terima dari Kantor Perpusda Tangsel, GPMB adalah organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang peningkatan minat dan pembudayaan kegemaran membaca bagi masyarakat Indonesia melalui pendayagunaan perpustakaan. GPMB sendiri diresmikan di Istana Negara Bogor, pada 25 Oktober 2001 lalu,” urai Inez.

[caption id="attachment_367413" align="aligncenter" width="567" caption="Kartu anggota Perpustakaan SMPN 8 Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)"]

14136488242113040166
14136488242113040166
[/caption]

Kelima, mengupayakan kegiatan anyar yang baru tahun ini dilangsungkan yaitu Carrier Day, yang melibatkan orangtua murid. Disini, para orangtua murid akan memaparkan berbagai profesi yang mereka geluti, ada yang dokter, guru, peneliti di BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), dan lainnya untuk kemudian di-sharing bersama para ananda beserta siswa-siswi lain. “Tujuannya agar anak-anak didik memiliki gambaran mengenai profesi tertentu. Siapa tahu ada siswa yang cita-cita profesinya sama dengan profesi yang disampaikan, sehingga anak-anak didik dapat memiliki gambaran positif mengenai profesi yang dicita-citakan tersebut,” ujarnya.

Keenam, melaksanakan kegiatan workshop tentang penulisan, bersama dengan salah satu penerbit buku. “Kami bekerjasama dengan salah satu penerbit buku, dan menyelenggarakan pelatihan menulis bagi para siswa-siswi yang berminat dalam bidang tulis-menulis,” kata empunya akun Facebook Ucha Inez Kinanthi ini.

[caption id="attachment_367414" align="aligncenter" width="466" caption="Senyum Inez Kinanthi. (Foto: FB Inez Kinanthi)"]

1413648994511844731
1413648994511844731
[/caption]

Begitulah, Inez Kinanthi memang bukan sembarang Pustakawan. Sebagai pekerja single fighter yang mengurus Perpustakaan di SMPN 8 Puspiptek – Serpong, nyatanya banyak kegiatan yang dapat ia sumbangsihkan melalui inti pekerjaannya sebagai seorang Pustakawan. Bagi Inez, bergelut dengan koleksi bahan pustaka sebanyak 640 buku Fiksi, 245 buku Referensi, dan 28 buku Textbook di perpustakaan tidak berarti ia harus menemukan kejemuan. Melayani 658 anggota Perpustakaan Sekolah, bagi Inez, adalah berarti melayani masa depan keilmuan generasi penerus bangsa ini.

Kota Tangsel, khususnya SMPN 8 Puspiptek – Serpong, tampaknya musti bersyukur memiliki Pustakawan se-energik dan se-kreatif Inez. Tak berlebihan, kalau judul tulisan ini Untung Ada Senyum Inez di Perpustakaan Sekolah.

oOo

Baca juga tulisan sebelumnya yang dikhususkan untuk memperingati Hari Perpustakaan Sekolah Sedunia, yang jatuh pada setiap tanggal 18 Oktober:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun