Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama featured

Masuk ke Bekas Sel Bung Karno di Lapas Sukamiskin

12 Juni 2015   16:38 Diperbarui: 22 Juli 2018   21:36 5416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto #1 : Suasana di dalam bekas sel tahanan Bung Karno di Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung. (Foto: kabarkampus.com)

Para petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Sukamiskin, Bandung, menyebutnya sebagai blok TA 01. Kepanjangan dari blok wilayah Timur Atas kamar tahanan 01. Ya, itulah kamar tahanan dimana Bung Karno, Sang Proklamator, menjalani masa tahanan.

Menuju ke blok TA 01, tidak ada perlakuan spesial bagi para pengunjung. Siang itu, Kamis, 11 Juni 2015, saya, bersama rombongan Persatuan Wartawan Indonesia Cabang Jakarta Raya (PWI Jaya) dan sejumlah blogger lainnya, beruntung punya kesempatan masuk ke bekas kamar tahanan Koesno Sosrodihardjo, nama asli Bung Karno.

Sejak baru turun dari bus yang membawa rombongan dari ibukota, informasi sudah disampaikan dari mulut ke mulut untuk tidak membawa kamera dan telepon genggam ke dalam Lapas. Daripada rempong kena geledah di dalam, saya pun mematuhi aturan. Manut, patuh, meskipun rada kesal juga karena dalam hati berkata ”Mau jadi apaan dah atuh” kalau tulisan kunjungan ke Lapas ini tidak dilengkapi foto. Sorry, but nothing I can do.

Ketika pintu besi mulai terkuak dari dalam, saya melangkah masuk. Agak mengangkat kaki, karena pintu tidak dibuka lebar dan lagi, masih ada plang besi pada bagian dasar. Masuk deh saya dan rombongan di Lapas.

Begitu masuk di dalam, ternyata itu sudah merupakan kawasan penjagaan utama. Saya menemui ada dua petugas beratribut lengkap. Petugas di sisi kanan, mewajibkan setiap pengunjung pria, meninggalkan kartu identitas. Saya memilih untuk menyerahkan SIM A daripada e-KTP, heheheee ... bukan apa-apa, tapi karena alasan lebih gampang ditarik aja dari dalam dompet.

Uniknya, hanya pengunjung pria saja yang diharuskan menyerahkan kartu identitas diri. Perempuan? Tak usah menitipkan kartu identitas. Mungkin, karena memang kami datang secara berombongan, dan sudah mencatatkan kehadiran kunjungan Lapas ini jauh-jauh hari sebelumnya. Entahlah, tapi yang jelas, setelah menyerahkan kartu identitas, ternyata kemudian perlakukan terhadap pengunjung pria dan wanita adalah sama. Kami diharuskan mengambil Kartu Tanda Pengunjung yang tertera nomornya, lengkap dengan tali gantungan berwarna merah. Saya memperoleh nomor 274.

Foto #2 : Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung. (Foto: merdeka.com)
Foto #2 : Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung. (Foto: merdeka.com)
Setelah mengalungkan ID Card pengunjung, satu per satu anggota rombongan wajib di-stempel bahagian tangannya. Pengecapan dengan tinta biru ini mirip sekali dengan ketika masuk ke Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, untuk urusan yang terkait tiket terusan.

Bagian atas telapak tangan pengunjung memang wajib ter-stempel. Kenapa? Karena, tanpa memperlihatkan stempel tersebut, nantinya pada saat hendak akan keluar Lapas, maka stempel ini yang akan menjadi semacam “izin keluar”, exit permit. Nah, coba bayangin, kalau tangan saya tidak “dapat” stempel waktu masuk tadi, maka saya akan terus “mendekam” di Lapas. Eh, jangan deng! Thank you lah yauw …

Di kawasan penjagaan utama ini, nampak sebuah akuarium kaca yang ukurannya besar. Waaah, menyenangkan untuk dilihat. Ikan-ikan beraneka jenis yang hilir-mudik, dan rumput laut menghijau dan berlenggak-lenggok gemulai terkena arus perputaran air yang mengandung oksigen. Airnya bening dan bersih, sehingga seisi akuarium bisa kelihatan. Pikir saya, penempatan akuarium besar di kawasan ini sebagai penghilang rasa tegang, stress, terutama bagi pengunjung yang mungkin pertama kali masuk ke Lapas Sukamiskin ini.

Pokoknya, gegara akuarium itu, dijamin bikin suasana hati yang beku bisa sedikit cair, meleleh (melted) ketika pengunjung menjalani pemeriksaan, termasuk memenuhi kelengkapan persyaratan kunjungannya. Halahhh

Ya udah, tinggalkan urusan akuarium dan hati yang meleleh. Melangkah dari kawasan penjagaan utama, kita akan langsung berhadapan dengan sebuah taman asri dan terbuka. Di sayap kiri, ada kantin kuliner. Di terasnya ada kursi dan meja kayu bundar, dengan atap payung besar yang melindungi dari sengatan terik matahari. Suasananya jauh dari persepsi menegangkan, apalagi kalau coba memadankan kata Lapas itu sendiri, dengan penjara. Pokoknya, suasananya malah seperti lokasi publik untuk hangout. Bedanya, tidak cuma anak-anak muda saja yang nampak terlihat memenuhi kursi-kursinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun