“Awas, ada dua Babon merah dari arah berlawanan. Harap para risers jangan terlalu ambil lajur sebelah kanan, karena Babon melintas cepat”.
“Risers hati-hati, jangan melakukan take over dulu, karena ada satu Ayam putih dari depan”.
“Untuk risers 4 dan risers 5 hati-hati dari kanan belakang, ada Cacing biru yang berusaha mendahului”.
* * * * *
Hah? Babon? Ayam? Cacing? Apa itu?
Ya, itulah istilah-istilah yang dipakai untuk berkomunikasi melalui radio panggil (rig) oleh para risers peserta Datsun Risers Expedition (DRE) gelombang III etape pertama. Menggunakan alat komunikasi yang dipasang pada unit kendaraan Datsun GO+ Panca masing-masing, setiap perjalanan yang ditempuh dengan rute Balikpapan menuju Samarinda kemudian ke Berau, menjadi semakin terkendali.
Babon menjadi istilah yang dipergunakan para risers untuk menyebut Mobil Truk. Sedangkan Ayam adalah sebutan untuk kendaraan penumpang biasa. Bagaimana dengan Cacing? Yup, itu adalah istilah yang digunakan untuk sepeda motor. Artinya, jika ada aba-aba, awas ada Cacing yang akan mendahului dari sisi kanan belakang, maka itu berarti ada sepeda motor yang akan menyalip kendaraan para risers.
Risers terdiri dari lima tim, dan masing-masing tim beranggotakan tiga peserta. Totalnya ada 15 risers (12 peserta merupakan para Kompasianer yang lulus seleksi, dan 3 lagi dari Nissan Motor Indonesia). DRE gelombang III ini menjelajahi Kalimantan, dan dibagi dalam tiga etape.
Etape pertama menempuh rute Balikpapan – Samarinda – Sangatta - Berau - Derawan - Kakaban, selama lima hari (11 – 15 Januari 2016). Sedangkan etape kedua dilaksanakan pada 19 – 21 Januari 2016 dengan rute Balikpapan – Banjarmasin. Adapun gelombang ketiga yakni Pontianak – Entikong – Pontianak pada 26 – 29 Januari 2016.