Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beginilah Geliat UKM Tangsel

7 Agustus 2015   17:31 Diperbarui: 7 Agustus 2015   17:31 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun tidak menyambangi Ibu Supiyah, rupanya tak membuat perempuan berusia 54 tahun itu lupa dengan saya. “Bapak kan yang dulu pernah wawancara saya, terus potret-potret itu ya?” tanyanya. Saya tersenyum, mengangguk dan mengiyakan. Reportase jumpa pertama saya dengan Ibu Supiyah kala itu, sempat nangkring jadi Headline dengan judul: Semangat Ibu Supiyah Bagai Lentera Usaha Industri Rumahan.

Ya, suatu sore di penghujung tahun 2013 itu, Ibu Supiyah tengah sibuk mengemas kue-kue kering buatannya. Ada Kembang Goyang, juga Keripik Pisang. Dibantu anak dan menantunya, tangan terampil dan cekatan Ibu Supiyah memasukkan Keripik Pisang satu demi satu ke plastik kemasan. “Musti hati-hati mengemasnya, supaya tidak hancur,” ujarnya ketika itu.

Sangat ekstra hati-hati mereka mengemas Keripik Pisang yang bahan bakunya berasal dari jenis Pisang Nangka. Plastik kemasannya juga sederhana. Hanya plastik bening kiloan biasa. Tanpa merek dagang, tanpa slogan maupun embel-embel yang neko-neko. Penutupnya pun sederhana. Plastik kemasan itu hanya dijepret pakai stapler, dengan di ujung kemasan diberi kertas karton sebagai penanda ujung atas dan memudahkan konsumen membukanya. Kertas karton yang dipergunakannya juga bukan yang khusus. Saya perhatikan, itu cuma kertas karton bekas wadah aneka kemasan sebelumnya.

Ibu Supiyah (54). Salah seorang sosok pelaku UKM di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel yang memproduksi kue-kue kering. (Foto: Gapey Sandy)

Nah, ketika pada akhir Juli kemarin saya datang kembali ke lokasi industri rumahan milik Ibu Supiyah, memang sudah kelewat sore, hampir Maghrib. Tidak lagi terlihat aktivitas pembuatan kue-kue kering, apalagi pengemasan. “Sekarang masih istirahat dulu. Setelah kemarin, selama bulan suci Ramadhan, kami kebanjiran pesanan,” tutur Ibu Supiyah sembari tersenyum.

Kebanjiran pesanan? Luar biasa!

Penasaran, saya menyelami pernyataan Ibu Supiyah. Berapa banyak kue-kue kering yang diproduksinya selama bulan puasa kemarin? Jawabannya cukup membuat saya berdesis dan menggelengkan kepala. “Kemarin, selama bulan puasa, produksi Kembang Goyang saja bisa mencapai 400 kilogram. Kalau Keripik Pisang, paling-paling hanya 100 kilogram. Karena, kadang-kadang Pisang Nangka tidak tersedia di pasaran,” jawab Ibu Supiyah polos.

Seperti yang saya tahu, para pemesan kue-kue kering buatan Ibu Supiyah, memang selalu datang langsung ke kediaman ibu beranak 5 dengan 6 cucu ini. Kediamannya di pinggir Jalan Lingkar Selatan, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), memang tidak pernah sepi. Hampir selalu saja ada pemesan kue-kue kering dari berbagai wilayah. “Waktu bulan puasa kemarin ini, bahkan ada pembeli yang datang dari Sumatera,” ungkapnya.

Dibantu anak dan menantunya, Ibu Supiyah (kanan) tengah mengemas kue-kue kering produksinya ke dalam plastik kemasan. (Foto: Gapey Sandy)

Selidik punya selidik, peningkatan produksi kue-kue kering bikinan Ibu Supiyah, selama bulan suci Ramadhan (Juni - Juli 2015) kemarin lantaran memperoleh bantuan dana pinjaman lunak berbunga rendah dari salah satu bank pelat merah. “Pada bulan April kemarin, saya mendapatkan dana pinjaman dari bank sebesar Rp 10 juta. Bunganya 0,5% per bulan, atau 6% per tahun. Uang itu saya belanjakan bahan-bahan baku, termasuk sembako, untuk persiapan produksi pada saat bulan puasa kemarin. Hasilnya, ya begitulah, alhamdulillah aja,” katanya tersipu.

“Wah, jadi penuh syukur dong ya Bu, dapat dana pinjaman lunak dari bank pemerintah itu. Sampai-sampai bisa memproduksi 400 kilogram Kembang Goyang, dan 100 kilogram Keripik Pisang?” tanya saya coba menegaskan ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun