[caption id="attachment_404511" align="aligncenter" width="510" caption="Duo gawai Samsung, Galaxy S6 dan S6 Edge mengusung tagline Next Is Now. (Foto: samsung.com)"][/caption]
Menurut CEO Samsung, JK Shin, apa yang jadi pertimbang seseorang memilih smartphone? Jawabannya, ada dua. Device dengan desain cantik, dan device yang praktis. Tapi pada akhirnya, hampir semua orang menginginkan keduanya. Inilah kemudian yang diejawantahkan Samsung dengan menghadirkan gawai Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge. Device sempurna yang cantik lagi praktis. Berikut, review tentang duo gawai Galaxy S6 yang mengusung tagline NEXT IS NOW dalam kampanye periklanannya.
Desain Cantik dan Teknologi Next Is Now
Bicara masalah desain misalnya. Keduanya, Samsung Galaxy S6 dan Samsung Galaxy S6 Edge lebih dari sekadar cantik. Konsep desain terbaik sepanjang sejarah smartphone ini mengusung unibody apik, tipis, tanggung dan nyaman dalam genggaman. Bagaimana tidak? Terbuat dari logam (super premium metal) dan lapisan kaca (Corning Gorilla Glass 4) pada semua sisi, menghadirkan desain baru paling inovatif. Bahkan, Samsung Galaxy S6 Edge berhasil memposisikan diri sebagai smartphone pertama yang memiliki desain layar lengkung pada dua sisi. Ini yang semakin menambah nilai estetika pada hardware smartphone.
Mengapa Samsung menggunakan metal dan kaca? Ternyata, koreksi total atas penggunaan bahan plastik pada Samsung Galaxy S5 menjadi alasannya. Gara-gara berbahan plastik itu penjualan Galaxy S5 kurang melejit. Padahal awalnya, ia digadang-gadang jadi smartphone dengan suguhan specs fantastis, screen luar biasa, dan design inspiratif. Rupanya, pasar sudah bosan dengan gawai berbahan polycarbonate atau plastik.
[caption id="attachment_404513" align="aligncenter" width="510" caption="Samsung Galaxy S6 dan Samsung Galaxy S5 Edge. (Foto: samsung.com)"]
Pengalaman adalah guru terbaik. Pepatah ini membuat Samsung mulai mencoba body smartphone berbahan metal, misalnya pada bagian bezel di Samsung Galaxy Alpha. Uji pasar itu berhasil. Konsumen suka. Grafik penjualan terus naik. Karena itu, desain bezel metal pun dilanjutkan pada seri Galaxy Note 4, dan A series. Apa yang terjadi? Riuh rendah pasar menyambut dengan tangan terbuka. Sampai akhirnya, Samsung kini semakin percaya diri memproduksi gawai dengan desain lebih premium yaitu Galaxy S6 dan S6 Edge. Boleh dibilang, Samsung tampil all out, tidak saja dari segi bentuk tapi juga bahan pembuatannya. Asal tahu saja, untuk bodi metalnya, Samsung memilih alumunium aloy khusus berstandar aircraft grade, yang kekuatannya 50 persen kali lebih kokoh dibandingkan smartphone lain yang juga berbalut metal.
Pertanyaan kritisnya, kalau berbahan metal nan tipis, apa tidak malah mudah bengkok? Ternyata, meski memiliki ketebalan body tipis (6,8 mm untuk Galaxy S6, dan 7,0 mm untuk S6 Edge), kedua gawai anyar ini dijamin tidak akan mengalami bend atau bengkok. Maklum, pada bagian back cover, Samsung menggunakan lapisan glass yang diperkuat Corning Gorilla Glass 4. Artinya, secara teknis akan lebih tahan gores, dan benturan. Khusus untuk Galaxy S6 Edge, Samsung menghadirkan desain berkelas yang antimainstream. Caranya, dengan membuat layar kaca lengkung pada kedua sisi memanjang. Pada saat proses pembuatan, layar kaca lengkung ini melalui pemanasan hingga 800 derajat Celcius. Prosesnya semakin sulit, ketika harus memadukan lapisan tahan gores Gorilla Glass 4 penuh presisi. Inilah yang disebut teknologi 3D Thermoforming. Sebuah langkah proses produksi yang lebih maju, dibandingkan produsen gawai lain yang masih mengakrabi teknologi kaca 2.5D.
Selain penggunaan teknologi kaca yang uptodate, Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge juga dilengkapi dengan aluminium 6013 yang memiliki kekuatan lebih mumpuni. Bayangkan, aluminium 6013 biasa digunakan untuk produk yang membutuhkan faktor ketahanan luar biasa, seperti badan pesawat terbang, mobil, kapal pesiar, dan mountain bike. Padahal smartphone lain yang beredar di pasaran, ‘baru’ menggunakan aluminium 6063. Mau tahu perbandingannya? Aluminium 6013 terbukti 1,5 kali lebih kuat, dan 1,2 kali lebih tahan goresan dibandingkan aluminium 6063. Fakta ini tentu semakin membuat calon pembeli makin kepincut untuk segera memiliki dua gawai ini.
[caption id="attachment_404514" align="aligncenter" width="518" caption="Body tipis yang berbahan metal dan kaca. (Foto: telsetnews.com)"]
Penggunaan metal frame yang lebih tebal tentu berbanding lurus dengan kinerja antena. Samsung menerapkan teknik Ultrasonic Welding (UW) yang ‘membenamkan’ antena ke dalam metal frame. Kelebihannya? Menjadikan antena lebih stabil ketika digunakan dalam lingkungan terbatas, dan tahan terhadap dampak eksternal. Selain itu, desain antena pada Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge ini terbukti lebih menjanjikan kelonggaran ruang terhadap internal space.
Coba perhatikan seksama tampilan Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge. Warna high-gloss pada bagian belakang banyak menangguk pujian berkat kesan mewahnya. Sebuah penghargaan atas hasil kerja yang telaten. Karena ternyata, warna high-gloss tersebut telah diperkuat dengan proses nano-thin multi-coating, yaitu proses pelapisan warna yang dilakukan berulang-ulang dan detil. Hasilnya? Tampilan depan dan belakang kedua gawai ini memiliki warna kinclong dan dinamis, bahkan mampu membiaskan cahaya dari berbagai sudut.
Gawai Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge memiliki pilihan warna-warni menarik lagi elegan. Mulai dari White Pearl, Black Sapphire, dan Gold Platinum. Warna lainnya yaitu Blue Topaz yang hanya tersedia untuk Galaxy S6, dan Green Emerald untuk Galaxy S6 Edge. Sebelumnya, smartphone yang diproduksi vendor asal Korea Selatan ini hanya putih dan hitam. Kini, pilihan warna diperbanyak karena ternyata, kadangkala warna smartphone juga menjadi salah satu kriteria pengguna sebelum membelanjakan uangnya.
[caption id="attachment_404515" align="aligncenter" width="540" caption="Pilihan warna-warni lengkap nan elegan dari Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge. (Foto: telsetnews.com)"]
Beragam komentar muncul terkait pilihan warna ini. Gold Platinum misalnya, dikesankan sebagai warna keemasan yang ‘wah’ dan berlevel platinum. Emerald Green yang dianggap lebih menonjol dibandingkan warna-warni lainnya. Sedangkan Black Sapphire yang pada gawai ini disebut-sebut unik karena menyemburatkan kebiruan. Selidik punya selidik, hal ini terjadi lantaran tembusan yang dibuat oleh panel kaca pada bagian depan dan belakang. Keunikan ini menjadi kelebihan tersendiri dibandingkan dengan gawai hitam lainnya. Tak salah kalau kemudian para penggila fashion menyatakan Black Sapphire cocok dipadu-padankan dengan gaun malam yang glamour, chic dan clink!
Performa Profesional nan Dahsyat
Tidak hanya menampilkan desain dan komponen hardware yang ciamik, Samsung Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge juga memiliki performa dapur yang dahsyat. Kedua gawai unggulan ini menggunaan prosesor Octa-Core Exynos 7 dengan perpaduan Quad 2.1 GHz dan Quad 1.5 GHz, RAM 3 Gigabyte (GB) dengan LPDDR4. Sederhananya, bila dibandingkan dengan chip Exynos pada Galaxy Note 4 yang dibuat dengan teknologi 20 nm, maka prosesor Galaxy S6 dan S6 Edge diklaim mampu 20 persen lebih efisien daya karena berteknologi fabrikasi 14 nm.
Gawai yang melaju di atas sistem operasi Android 5.0.2 Lollipop ini menggunakan layar Super Amoled dengan kerapatan 577 pixel per inch, dan bentang layar 5.1 inch, serta memiliki resolusi HD 2560 x 1440 pixel.
Bagaimana dengan kamera? Bagi yang hobi jeprat-jepret, kamera utama Samsung Galaxi S6 dan S6 Edge tersemat pada back cover, dengan resolusi 16 megapixel (MP) disertai fitur paling unggul semisal F1.9 lenses lengkap dengan LED Flash. Sedangkan kamera depan yang berfungsi untuk foto selfie maupun video call berkemampuan 5 MP dilengkapi fitur HDR, wide angle dan beauty mode. Sebagaimana smartphone canggih lainnya, terdapat juga fitur Optical Image Stabilization (OIS) yang dapat mendukung pengambilan foto atas obyek yang bergerak sangat cepat, fitur Auto Real-time HDR, IR Detect White Balance, Virtual Shot, Slow Motion, Fast Motion, Pro Mode, Selective Focus, Tracking AF, dan High Clear Zoom. Secara umum, tidak ada perbedaan antara Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge, namun demikian nama terakhir dihadirkan dengan tambahan layar di sisi kanannya.
[caption id="attachment_404516" align="aligncenter" width="466" caption="Warna Emerald Green hanya tersedia untuk Samsung Galaxy S6 Edge. (Foto: telsetnews.com)"]
[caption id="attachment_404517" align="aligncenter" width="486" caption="Warna Emerald Green yang menginspirasi fashion. (Foto: telsetnews.com)"]
Hitung punya hitung, untuk mengakses dari menu utama ke fitur Quick Launch, user hanya butuh 0,7 detik. Mengalahkan kecepatan suara gemuruh guntur, yang baru terdengar 10 detik setelah kilat menyambar. Fitur ini memang sengaja dibenamkan Samsung, untuk memelihara esensi dan sensasi penggunaan smartphone yang nyaman, sekalipun terdapat kamera dan video berteknologi profesional.
Terletak di samping kamera utama, terdapat sensor pendeteksi debar jantung (heartbeat) yang terintegtasi dengan fitur kesehatan S-Health. Hal ini tentu bermanfaat bagi user yang senantiasa membutuhkan informasi demi mengontrol kesehatan jantung, apalagi ketika tengah beraktivitas jogging, gym, bersepeda dan olahraga lainnya. Bisa jadi, dengan fitur ini Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge dapat dianggap sebagai gawai yang mendukung aksen gaya sporty dengan kelengkapan informasi kesehatan.
Charging Cepat, Wireless dan Efisien Daya
Ada yang berbeda dengan produksi gawai Samsung sebelumnya. Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge menggunakan baterai yang melekat dengan body, alias tidak removable. Apakah ini berarti langkah mundur? Ternyata sama sekali tidak! Hal ini dilakukan demi mendukung desain. Kalau baterai bisa dicopot, diganti, termasuk untuk melakukan hard restart, maka itu sama saja dengan Samsung menyediakan lagi cover baterai. Ujung-ujungnya, bahan polycarbonate atau plastik itu lagi yang akan dipergunakan. Padahal saat ini, Samsung sudah menetapkan bahan paling premium yakni metal dan kaca. Artinya, baterai yang built in menjadi pilihan rasional sehingga keseluruhan desain juga dapat lebih tipis dari sisi body, solid, compact, fleksibel, menyatu dan ringan.
[caption id="attachment_404519" align="aligncenter" width="486" caption="Teknologi unggulan fast charging dan wireless charging disematkan pada gawai Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge. (Foto: Associated Press)"]
Alasan lain menggunakan teknologi ‘menanam’ baterai adalah, demi mendukung keunggulan gawai berikutnya, yaitu fast charging dan wireless charging. Inilah teknologi zaman kiwari yang disuguhkan Samsung demi kemudahan dan kenyamanan pengguna Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge. Tak salah kalau tagline iklan untuk kedua gawai ini adalah NEXT IS NOW. Ya, Samsung benar-benar menunjukkan kepada dunia bahwa teknologi tidak harus membuat sulit kehidupan manusia, melainkan justru sebaliknya. Relevansinya begini. Dinamika kehidupan orang semakin tak bisa lepas dari smartphone. Frekuensi mengoperasikan gawai makin sering, sehingga berimbas pada kekuatan daya baterai. Belakangan, malah muncul istilah, “Lowbat itu sama dengan mati gaya”. Karena itu, seringkali terihat banyak orang membawa powerbank untuk melakukan charging. Begitu pula berbagai jenis kendaraan keluaran terbaru, tak luput menyisipkan fitur USB Port pada Center Panel.
Memahami kebutuhan penggunaan daya baterai di kalangan pengguna, Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge menyediakan teknologi fast charging, dimana dalam waktu singkat dapat mengisi setinggi mungkin bar yang menunjukkan kapasitas baterai. Fast charging yang kini disuguhkan Samsung merupakan yang tercepat bila dibandingkan teknologi sebelumnya. Hanya dalam tempo sepuluh menit charging, kapasitas baterai yang terisi pada Galaxy S6 dapat dipergunakan untuk menyaksikan film HD selama dua jam, mendengarkan musik delapan jam, atau setara dengan empat jam beragam penggunaan maksimal harian. Luar biasa cepat, sehingga dapat membantu para penggunanya yang selalu bergerak dinamis tanpa mati gaya alias hambatan lowbat.
Pada Samsung Galaxy S6, baterai yang dipergunakan memiliki ukuran kapasitas 2550 mAh. Butuh waktu 80 menit, untuk mengisi baterai full dari kondisi kosong. Sedangkan baterai Galaxi S6 Edge berukuran 2600 mAh. Oh ya, dengan baterai yang disematkan internal---tanpa bisa dicopot-pasang---, membuat kondisi baterai lebih terlindung dari reaksi reduksi dan oksidasi permukaan konektor. Dus, lebih membuat baterai tahan bocor.
[caption id="attachment_404520" align="aligncenter" width="510" caption="Kamera depan Samsung Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge memiliki fitur wide angle dan beauty mode. (Foto: samsung.com)"]
Bagaimana dengan keunggulan wireless charging? Untuk pertama kali dalam sejarah, Samsung menerapkan teknologi praktis ini pada Galaxy S6 dan S6 Edge. Tidak tanggung-tanggung, dua standar sekaligus diterapkan, yaitu standar WPC (Wireless Power Consortium), dan PMA (Power Matters Alliance). Kehebatannya, dengan dua standar ini, user dapat memanfaatkan wireless charging buatan Samsung, dan juga vendor lain. Tanpa kesulitan memasukkan konektor ke lubang charging gawai, wireless charging cukup dengan meletakkan smartphone di atasnya, maka secara otomatis akan ter-charging melalui teknologi induksi elektromagnetik. Inilah bukti nyata dari slogan NEXT IS NOW.
Dompet Digital nan Aman
Seorang eksekutif muda tampak berada di meja kasir. Ia hendak melakukan pembayaran. Tanpa mengeluarkan dompet dari saku belakang celananya. Tak perlu repot memilah dan memilih kartu kredit, ia cukup mendekatkan gawai Samsung Galaxi S6 dan S6 Edge dekat dengan mesin Electronic Data Capture (EDC). Tinggal klik pada gawai, dekatkan gawai pada EDC payment, sejurus kemudian data terenkripsi dan pembayaran berlaku sah. Inilah teknologi Samsung Pay yang mendukung solusi mobile payment. Samsung memang mengembangkan teknologi dompet digital ini secara mandiri dengan menggunakan teknologi NFC (Near Field Communication) dan MST (Magnetic Secure Transmission), yang dijamin bisa lebih diterima secara luas di seluruh dunia. Apalagi, Samsung Pay telah menggandeng Master Card, Visa, Bank of America, dan Chase.
Kemampuan Samsung Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge untuk menjadi Dompet Digital, tentu mengharuskan juga faktor keamanan, agar tidak mudah disalahgunakan oleh pihak yang tidak berwenang. Diantara fitur keamanan itu adalah Fingerprint Scanner. Pemindai sidik jari ini terintegrasi dengan tombol Home, sehingga lebih mudah dipergunakan bila dibandingkan dengan gawai varian sebelumnya. Cukup dengan melakukan sentuhan halus pada permukaan tombol Home, untuk mengenali data sidik jari. Nah, fingerprint scanner ini merupakan sarana otentikasi yang valid dalam melakukan transaksi melalui aplikasi mobile payment yaitu Samsung Pay. Sekali lagi, aplikasi yang matching dengan teknologi NFC, MST, dan barcode ini dapat mengubah gawai yang dimiliki menjadi layaknya kartu kredit dan debit, sehingga memudahkan pembayaran pada banyak merchant di seluruh dunia.
[caption id="attachment_404521" align="aligncenter" width="510" caption="Samsung Pay mendukung teknologi mobile payment berbasiskan NFC, MST dan barcode sehingga menjangkau lebih banyak merchant di seluruh dunia. (Foto: samsung.com)"]
Fitur keamanan lain adalah disertakannya aplikasi McAfee Virus Scan secara free. Aplikasi ini menyediakan payung perindungan terhadap malware yang mengintai di dunia maya. Selain itu, ada pula platform enterprise Samsung Knox versi terbaru atau 2.4 yang mendukung lebih banyak lagi layanan Mobile Device Management (MDM), termasuk dengan Blackberry, AirWatch, dan MobileIron. Dengan begitu, ketika gawai dinyalakan langsung siap masuk atau terhubung ke lingkungan korporat atau perusahaan.
Hebatnya lagi, duo gawai Samsung S6 ini juga dibekali dengan teknologi pelacak device. Singkatnya begini. Ketika suatu saat gawai hilang, maka dengan fitur Find My Mobile, pengguna dapat melacak, mengunci, dan menghapus (wiping) data dari jauh apabila memang dirasa perlu. Selain itu, ada juga fitur Reactivation Lock yang membekali gawai agar terhindar dari fungsi factory reset tanpa sepengetahuan sang empunya.
Bayangkan, mulai dari desain, performa, fitur, dan keamanan menjadi taruhan gengsi dan kehandalan gawai Samsung S6 dan Samsung S6 Edge yang sama-sama memiliki internal storage 32/64/128 GB ini. Untuk melihat performa gawai ini, silakan lihat video ini. Eh, by the way, berapa sih harganya? Untuk hal yang satu ini, sabar dulu. Kabar beredar, baru pada 10 April 2015, harga jual akan diumumkan secara resmi. Nah, masih ada waktu toh untuk tambah pundi-pundi dana. Eits, satu lagi, Samsung Galaxy S6 Edge awal Maret ini berhasil meraih penghargaan dari organisasi komunikasi mobile GSM Association sebagai handset, tablet atau perangkat baru terbaik yang diluncurkan selama ajang Mobile World Congress 2015 di Barcelona, Spanyol. Wow, keren ‘kan prestasi ini. Pokoknya, dijamin pengguna jadi bebas ‘mati gaya’ dengan gawai Samsung Galaxy S6 dan Samsung Galaxy S6 Edge.
Selamat membuktikan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H