Sesudah mengetahui beberapa pakem, gaya dan teknik Najwa Shihab mewawancarai narasumbernya di talkshow MataNajwa, melalui artikel Jurus Selamat Duduk di 'Kursi Panas' MataNajwa (1), yuk sekarang kita ulas bagaimana cara menjadi selamat itu.
Satu, beri jawaban pendek atas pertanyaan dari Najwa Shihab. Jawaban pendek biasanya akan menyulitkan Nana (sapaan akrab Najwa Shihab) mengembangkan alur kerangka talkshow-nya. Jawaban pendek membuat Nana harus segera mengajukan pertanyaan lagi. Itu artinya, narasumber sudah berhasil memecah fokus Nana untuk 'berdebat', mencecar termasuk mengajukan pertanyaan negatif atau menjebak.
Terkait jawaban narasumber yang pendek-pendek ini, saya pernah menulisnya dengan judul Najwa Shihab 'Keteteran' Hadapi Iganisius Jonan.
Apa saja itu?
- Sepanjang acara, Jonan mampu tampil dengan rileks, mengontrol emosi dan yang penting tetap waspada menghadapi pertanyaan-pertanyaan 'nakal' Nana.
- Saya menulis: Terus-terang, cukup sulit menghadapi narasumber dengan gaya bicara, pembawaan mimik wajah, dan body language seperti Menhub Jonan. Tipikal seperti ini tidak "meledak-ledak", mampu mengontrol emosi, dan tetap tangguh untuk senantiasa "waspada" terhadap pertanyaan-pertanyaan "nakal", kritis, menggiring, dan akhirnya "menelanjangi", seperti yang biasa dilontarkan pewawancara ulung sekaliber Nana. Lebih sulit lagi, talkshow ini ditayangkan secara live, sehingga siapa pun pewawancara yang kurang siap, kurang berpengalaman, pasti akan menemui kesulitan mewawancarai tipikal narasumber seperti Jonan.
- Sikap Jonan yang low profile dan apa adanya, mampu menutupi gayanya yang sedikit berbicara dan penuh kehati-hatian.
- Jonan mampu berbicara layaknya birokrat yang "pelit ngomong", "menyembunyikan" cerita dan berita, tetapi pada sisi lain, mampu "menyerang balik" dengan pernyataan yang tegas, dan tak jarang membuat pemirsa memberi apresiasi dengan spontan bertepuk tangan. Beberapa kali Nana kurang sanggup menggiring Jonan untuk berani bercerita lebih terbuka dan lebih banyak lagi. Misalnya, ketika Nana bermaksud mencecar pribadi Menhub Jonan yang konon adalah pemarah.
- Jawaban pendek-pendek yang dilontarkan Jonan menjadi kata kunci yang membuat Nana kewalahan. Dalam satu kesempatan break Mata Najwa episode itu, secara off air namun masih terdengar samar-samar oleh pemirsa, Jonan sempat bertanya kepada Nana, "Agak sulit ya mewawancarai saya. Karena jawabannya pendek-pendek?"
Dua,ketika Nana mengajukan pertanyaan yang dianggap menjurus kepada upayanya untuk memancing, menyudutkan (cornering) pada hal-hal yang sensitif atau kontroversial, jangan pernah langsung cepat menjawab. Begitu Nana selesai bertanya, sebaiknya ambil waktu jeda barang beberapa detik guna menurunkan tensi dialog demi menghindari debat (kusir). Hal ini juga bisa dimaksudkan untuk sebisa mungkin membuat Nana menunggu jawaban, syukur-syukur bisa membuat Nana buyar fokus.
Mengambil waktu jeda barang sejenak (sebelum menjawab pertanyaan Nana) ini penting buat narasumber MataNajwa, karena sebenarnya, apa yang akan dijawab oleh narasumber sudah bisa diprediksi oleh Nana. Sehingga dengan begitu, Nana sudah sigap untuk melontarkan pertanyaan berikut yang pastinya lebih agresif. Nana tuh emang gitu orangnya,hahahaaaa...
Kok Nana bisa tahu (arah) jawaban narasumbernya?
Begini. Nana itu berpegang pada kiat NEVER ASK A QUESTION THAT YOU DON'T KNOW THE ANSWER TO. Kiat ini menjelaskan semuanya bukan? Mengapa narasumber harus hati-hati dalam menjawab pertanyaan Nana, dan lebih dari itu, jangan terpancing untuk mengikuti langgam Nana dalam mengendalikan dialog.
"Kiat ini yang saya pelajari saat masih jadi mahasiswa fakultas hukum. Seorang calon pengacara diajari untuk selalu melakukan riset, riset, dan riset sebelum maju ke pengadilan. Jangan sampai saksi yang harusnya meringankan kasus, justru membuat kasus jadi berat, karena kitaenggak tahu apa yang mereka sampaikan.Nah, begitu pun dengannews anchor. Saat mewawancarai, seorangnews anchor harus tahu dengan detail topik yang dibawakan." (hal. 70)