Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

BRANZ BSD, Hunian Modern yang Selaras Alam

3 Maret 2017   19:25 Diperbarui: 3 Maret 2017   19:38 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tiga tower BRANZ BSD fase pertama. (Sumber: branz-bsd.com)

Luas Kota Tangerang Selatan itu 147,19 km2. Terbagi menjadi tujuh kecamatan (Setu, Serpong, Serpong Utara, Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren), jumlah penduduk Tangsel terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada 2013 lalu, jumlahnya mencapai 1.443.403 jiwa, kemudian di 2014 jadi 1.492.999 jiwa. Angka ini terus naik, pada 2015 menjadi 1.543.209 jiwa.

Otomatis, peningkatan yang sama juga terjadi pada jumlah rumah tangga di kota yang baru berusia delapan tahun ini. Data BPS Tangsel menyebutkan, pada 2013, jumlah rumah tangga mencapai 365.838. Kemudian meningkat lagi pada 2014 (380.591), dan 2015 (391.141).

Logikanya, kalau jumlah penduduk Tangsel makin bertambah, sedangkan luas wilayah tak kunjung mekar, dipastikan tingkat kepadatandi Tangsel juga bakal terus melonjak. Terbukti, begini datanya. Dengan luas wilayah sebesar 147,19 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 1.543.209 jiwa, pada tahun 2015 setiap km2 wilayah di Tangsel rata‐rata ditempati oleh 10.484 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa Tangsel merupakan wilayah yang padat penduduknya.

Imbasnya, semakin sulit mencari lahan untuk membangun rumah. Kalaupun tersedia, tentu harga jual lahannya juga sudah semakin melangit, bahkan bisa jadi tak masuk akal. Permasalahan seperti ini sebenarnya sudah jamak terjadi sebagai sebuah konsekuensi logis dari perkembangan sebuah kota. Tetapi, bukan berarti dengan ketersediaan lahan permukiman yang semakin terbatas itu pemenuhan kebutuhan hunian bagi warga kota akan berhenti. Sama sekali tidak! Karena, pemenuhan kebutuhannya akan mulai bergeser kepada gaya hidup yang kekinian, yakni dengan menyediakan hunian vertikal, sebut saja apartemen.

BRANZ BSD menjadi tower tertinggi di jantung Kota BSD. (Sumber: branz-bsd.com)
BRANZ BSD menjadi tower tertinggi di jantung Kota BSD. (Sumber: branz-bsd.com)
Asal tahu saja, perkembangan bisnis properti yang menyasar pada pemenuhan kebutuhan hunian dengan konsep vertical residence ini semakin booming di Tangsel. Malah, bisnis ini yang menjadi kuda pacu bagi perekonomian Tangsel yang minus sumber daya alam.

Tengok saja data BPS Tangsel yang menyatakan bahwa struktur perekonomian Tangsel pada 2015 didominasi oleh kategori Real Estate sebagai andalan. Kategori ini menyumbang 17,44 persen terhadap penciptaan nilai tambah di Tangsel dengan nilai nominal 9,77 triliun rupiah. Disusul kemudian kategori Perdagangan Besar dan Eceran, serta Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dengan share sebesar 17,16 persen atau dengan nilai sekitar 9,62 triliun rupiah. Selanjutnya diikuti oleh kategori Konstruksiyang mempunyai share sebesar 14,66 persen (8,22 triliun rupiah).

Salah satu proyek properti yang hadir untuk memenuhi kebutuhan hunian dengan konsep vertikal itu adalah BRANZ BSD. Sesuai namanya, lokasinya tentu saja berada di Bumi Serpong Damai (BSD) City, sebuah kota sarat gengsi di sebelah selatan Kota Jakarta. BSD City juga memiliki akses mudah untuk menuju berbagai lokasi, seperti Bandara Soekarno-Hatta, Pondok Indah, Semanggi, dan Pluit. Nah, BRANZ BSD berada persis di jantung Kota BSD sehingga langsung dikelilingi pusat pendidikan, hiburan dan belanja, kesehatan, dan tentu saja kawasan bisnis komersial.

Untuk pendidikan misalnya, BRANZ BSD begitu dekat dengan lokasi IPEKA BSD, Edutown, Jakarta Namyang School, Al Azhar, Santa Ursula, The Jakarta Japanese School, Global Jaya International School, British International School, Binus International School Serpong, Santa Laurensia School, Universitas Multimedia Nusantara, Swiss German University, Prasetya Mulya University, Pahoa Integrated Trilingual School, Binus University, BPK Penabur, dan Universitas Pelita Harapan.

Veronika Kwe selaku Sales Manager BRANZ BSD. (Foto: Gapey Sandy)
Veronika Kwe selaku Sales Manager BRANZ BSD. (Foto: Gapey Sandy)
Paulus Firdaus, Sales Manager BRANZ BSD. (Foto: Gapey Sandy)
Paulus Firdaus, Sales Manager BRANZ BSD. (Foto: Gapey Sandy)
Bagaimana dengan pusat hiburan dan belanja? “Kalau jalan kaki dari BRANZ BSD ke AEON Mall itu cuma tiga menit,” ujar Veronika Kwe selaku Sales Manager. Selain AEON, masih banyak lagi, seperti D’Breeze, Giant BSD, Damai Indah Golf and Country Club, BSD Modern Market, OCEAN Park BSD, ACE Hardware, Lotte Mart Bintaro, Gading Raya Golf, Living World Alam Sutera, Summarecon Mall Serpong (SMS), Imperial Golf Club, Mall @ Alam Sutera, dan IKEA.

BRANZ BSD juga bertetangga dekat dengan tiga rumah sakit terkemuka, yaitu Eka Hospital BSD, Medika Hospital BSD dan Siloam Gleneagles BSD. Sedangkan untuk kawasan bisnis, BRANZ BSD bahkan lokasinya berseberangan dengan Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD. Selain berdekatan pula dengan BSD City, ASTRA International BSD dan banyak lainnya.

Dapat dipastikan, BRANZ BSD benar-benar hadir dengan memenuhi salah satu unsur keunggulan pengembangan properti, apalagi kalau bukan easy access.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun