Kiprahnya sudah sukses membawa batik etnik sampai ke mancanegara. Tapi ironisnya, di wilayahnya sendiri, ia merasa pengrajin batik belum mendapatkan perhatian serius dari Pemkot Tangsel sebagaimana mestinya.
Ya, Dra Nelty Fariza Kusmilianti (53) adalah pengrajin batik etnik jempolan. Perempuan kelahiran Cianjur, 8 September 1962 ini sudah memulai usaha batik sejak 2004. Setahun kemudian, dengan biaya sendiri, Nelty nekat melakukan pameran dan menjajal pasar batik luar negeri. Pilihannya, ke Tokyo. Batik Etnik Banten yang diproduksinya merupakan perpaduan desain, warna, nuansa dan tema yang eksotik. Tak heran, ketika pameran berlangsung, para diplomat asing dan keluarga istana kekaisaran Jepang begitu tertarik.
Apa yang dialami Nelty di ‘Negeri Sakura’ pada 2005 dan 2006 itu, akhirnya makin memacu tekad untuk mengembangkan usaha Batik Etnik Banten. Pikir Nelty, batik yang dibuat dengan desain etnik nyatanya mampu mengangkat nama Banten menjadi terkenal di forum internasional. Tidak hanya untuk Banten saja, Nelty juga yang memperkenalkan Batik Benteng. Inilah batik khas Kabupaten Tangerang.
Peluncuran Batik Benteng Tangerang secara resmi dilakukan oleh Bupati Ismet Iskandar dan Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Endang Sudjana, pada HUT ke-65 Kabupaten Tangerang, 27 Desember 2008.
Sesudah Kota Tangerang Selatan lahir, Nelty yang merupakan warga Tangsel, tak bisa ditahan untuk kembali melakukan inovasi. Anak kelima dari tujuh bersaudara yang menuntaskan pendidikan Sarjana Pendidikan Luar Sekolah ini mulai mencipta karya Batik Etnik Tangsel.
Melalui bendera usahanya Sekar Purnama, Nelty sudah banyak menerima pesanan batik etnik untuk dipakai para tamu-tamu kehormatan. Diantaranya, ketika pelaksanaan MTQ Nasional ke-22 di Serang, Banten, pada 17 – 22 Juni 2008, Nelty mendesain dan membuat sendiri batik khusus untuk Presiden RI kala itu, Soesilo Bambang Yudhoyono, pejabat kementerian terkait dan pemerintahan daerah, termasuk Gubernur Banten ketika itu, Ratu Atut Chosiyah. Tak ketinggalan tamu kehormatan dari luar negeri, seperti Duta Besar Negara Sahabat, Anggota DPR, DPD dan lainnya.
Boleh dibilang, batik etnik karya Nelty sudah menjadi langganan para pesohor di negeri ini. Tapi hal itu tidak membuatnya tinggi hati. Justru, ia siap memberikan seluruh ilmu dan kemampuannya kepada para generasi muda maupun para pengrajin batik pemula. Nelty meyakini, membuat batik itu mudah bila dipelajari secara serius. Tapi, membatik juga tidak asal sembarangan. Karena dalam membatik ada ruh dan ekspresi jiwa si pembatik yang mengalir melalui karya-karyanya.
Selain berbisnis, Nelty juga aktif berorganisasi. Tercatat, ia masih menjabat sebagai Ketua Bidang Event Organizer Ikatan Kartini Profesional Banten – Indonesia (IKAPRI) periode 2014 – 2019. “Saya juga tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) pimpinan Ketua Umum Ibu Elza Syarief,” tukasnya.
o o o O o o o