Berani menampilkan improvisasi pada seni Reog ternyata membawa pengaruh juga pada ajang pencarian minat dan bakat. Tri mengaku, ia banyak mencari para seniman Reog ini ke sekolah-sekolah atau komunitas remaja. “Banyak anggota sanggar kami itu anak-anak muda. Ini sengaja dilakukan untuk memperkokoh warisan seni dan budaya, sekaligus menyelamatkan anak-anak muda dari pergaulan dan pengaruh lingkungan yang tidak baik,” ujarnya.
Bahkan, Tri membeberkan, ada seorang pelajar asal Belgia bernama Alexander Hugo, yang belakangan ini giat berlatih memainkan kesenian Reog Ponorogo dan Jaranan. “Kelak, apabila Hugo sudah piawai mementaskan kesenian ini, maka akan menjadi semacam tonggak keberhasilan kami dalam mewariskan Reog Ponorogo dan Jaranan kepada anak-anak muda. Fakta mengenai Hugo ini diharapkan dapat membuat anak-anak muda kita sendiri untuk juga tidak sungkan mempelajari kesenian bangsanya sendiri, dalam hal ini Reog Ponorgo dan Jaranan,” jelas Tri.
Semakin banyak anak muda yang tertarik menekuni seni Reog, membuat Tri bersyukur sekaligus harus lebih giat lagi mencari terobosan pemasaran. Untuk penampilan reguler, HIPREJS pentas di taman-taman kota yang ada di seantero Surabaya.
“Karena, HIPREJS ini mandiri. Sehingga kami harus mengusahakan bagaimana bisa tampil, digemari masyarakat dan membawa penghasilan. Pada 2016 nanti, HIPREJS akan menampilkan atraksi Reog secara rutin di Monumen Kapal Selam (Monkasel), Jalan Pemuda No.39, Genteng, Surabaya. Ada atau tidak ada pengunjung, kami akan rutin melakukan pementasan di Monkasel,” kata Tri sembari menyebutkan pernah juga tampil di Bromo, Bojonegoro, Bali, dan pernah juga berpose untuk pengambilan foto di Jakarta. “Karya foto Reog ini kemudian dipamerkan di pusat perbelanjaan Singapura”.
Kiranya, kita semua bertanggung-jawab melestarikan kesenian Reog Ponorogo dan Jaranan ini. Salah satu caranya, mempromosikan atau memberikan kesempatan sanggar-sanggar milik seniman yang punya komitmen tinggi untuk melestarikan Reog Ponorogo dan Jaranan, untuk tampil di berbagai event. Bila ini dapat dilakukan oleh siapa saja, terutama Pemerintah, maka hal ini merupakan salah satu bentuk pemberdayaan seniman.
Sekretariat HIPREJS beralamat di Jalan Bulak Cumpat Timur III No.19 Surabaya (kontak: 085854133301, 081233456062). Diantara kegiatan promosinya, mereka cukup gencar memperkenalkan eksistensinya melalui media sosial. Akun Facebook mereka, Reog Surabaya Hiprejs, menginformasikan banyak kegiatan, lengkap dengan dokumentasi foto maupun video. Khalayak juga dapat menyaksikan adegan pementasan Reog Ponorogo dan Jaranan yang diunggah melalui YouTube dengan akun Reogsurabaya HIPREJS.
Ya, tugas kita bersama untuk dapat memberdayakan para seniman Reog Ponorogo dan Jaranan. Lestari seni dan budaya bangsaku, Indonesia!
o o o o o O o o o o o
(Foto #1: Dadak Merak. | Foto: FB Reog Surabaya Hiprejs)