Berarti ada banyak tokoh dan tarian yang ditampilkan?
Ya, dalam penampilan Reog, diawali dengan penampilan Tari Kelono Suwandono. Raja muda nan tampan, gagah perkasa, berani dan sakti yang memiliki cemeti sakti. Sang raja kasmaran dengan Putri Kediri Dewi Songgolangit.
Lalu, ada Tari Dadak Merak. Inilah yang sering menjadi ikon Reog, karena memang menampilkan wajah singa dengan bulu-bulu burung merak di atasnya. Adegan Dadak Merak ini menggambarkan cerita pertemuan dan pertempuran rombongan Mahapatih Bujang Ganong sebagai utusan Raja Kelono Suwandono dengan pasukan Raja Singobarong.
Juga ada Tari Bujang Ganong yang lakonnya menyimbolkan sosok patih Bujang Ganong yang lincah, enerjik, lucu dan setia. Artinya, kemana saja Raja Kelono Suwandono pergi, patih Bujang Ganong selalu mendampingi dan mengawalnya.
Selain itu, ada Tari Warok. Ini menggambarkan sosok sesepuh yang sudah menguasai ilmu baik lahir maupun batin. Dalam Bahasa Jawa diistilahkan sebagai “wong sing bisa mumpuni salwiringrah, agal alus”.
Untuk Tari Jathil, menampilkan sosok prajurit. Ini adalah pasukan berkuda dari Kerajaan Bantarangin yang terkesan gagah. Sedangkan Tari Potro Joyo atau Potro Tholo menyimbolkan sosok abdi dalem (pembantu) mewakili rakyat kecil yang umumnya dipergunakan sebagai maskot komedi.
Dari sinopsis kisah itu, apa nilai edukasi yang disampaikan?
Pesan edukasi yang disampaikan adalah apabila kita memiliki niat dan tujuan. Maka laksanakan. Apapun aral melintang yang menghalangi, hadapi. Jangan putus asa. Kalau tekad sudah tertancap kuat, jangan setengah-setengah maka segala tujuan pasti akan tercapai. Ini tergambarkan dari kisah Raja Kelono Suwandono.
Sedangkan sosok Patih Pujangga Anom dapat membawa pesan agar seseorang jangan menilai dari penampilan luar, tapi nilai dari hati juga kesetiaan. Ini disimbolkan oleh Patih Pujangga Anom yang memang ditakdirkan buruk rupa seperti ‘wewe-wewean’ tapi memiliki jiwa penolong, baik hati, lembut, lucu dan setia pada raja.