Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Iwan Fals Ganggu Istirahat Bung Karno

20 Januari 2014   13:15 Diperbarui: 4 April 2017   17:01 18033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Album musik terbaru Iwan Fals, Raya, dibuka dengan lagu yang berjudul sama seperti titel albumnya, Raya. Inilah lagu yang isinya menceritakan tentang anak ketiga Iwan Fals, yakni Raya Rambu Rabbani, yang lahir pada 22 Januari 2003. Bulan Januari, kata Iwan Fals dalam lirik lagu ini, selalu menjadi cerita. Maklum, kedua kakak Raya juga terlahir pada bulan yang sama. Keduanya adalah Galang Rambu Anarki (meninggal dunia di usia 15 tahun, pada 25 April 1997), dan Annisa Cikal Rambu Bassae.

Selain berceloteh tentang Raya, Iwan Fals juga menitipkan nasehat dan memanjatkan harapannya sebagai orangtua kepada anak ketiganya ini, “Janganlah sombong jangan jadi penipu. Bergembira selalu tolong orang yang tak mampu”.

[caption id="attachment_317070" align="aligncenter" width="598" caption="Album paling anyar dari Iwan Fals ini menyuarakan sejumlah kritik sosial yang aktual, mulai dari korupsi, hutang negara, krisis pangan, pengelolaan sampah, kecanduan internet, hingga ke skandal rekening gendut yang membelit banyak pihak. (Foto: Cover Album Raya, Iwan Fals)"][/caption]

Secara musikalitas, lagu Raya mengingatkan para penggemar Iwan Fals terhadap lagu Galang Rambu Anarki dalam album Opini yang dirilis pada 1982, dan dipersembahkan untuk anak pertamanya. Petikan jari-jemari lincah Iwan Fals pada gitar bolong mengiringi lantunan lirik lagu yang didendangkan dengan vocal khas Iwan Fals. Dalam lagu ini, Iwan Fals kembali menunjukkan kepiawaian – dan telah membesarkan namanya --- bernyanyi dengan genre balada country, yang tak hanya sempurna dalam petikan dan kocokan gitar akustik, tapi juga dominan pada lirik lagu yang cenderung menjadi celoteh bersanjak sekaligus bertutur. Simak saja, cuplikan lirik lagu Raya berikut ini:

… 22 Januari dua ribu tiga / Raya Rambu Rabbani anak yang ketiga / 22 Januari anak nomor tiga / Tanggal dan bulan sakti janjian kita / Entah kenapa Januari jadi cerita / Mas Galang dan Mbak Cikal lahir Januari juga / Padahal papa mama-mu Virgo dan Libra / Yang jelas itu rezeki keluarga kita /… Tumbuhlah tumbuh menjadi yang kau mau / Janganlah sombong jangan jadi penipu / Bergembira selalu tolong orang yang tak mampu …

Album yang dirilis pada pertengahan 2013 kemarin ini, berisi dua keping Compact Disc (CD), dimana pada halaman naskah Ucapan Terima Kasih, Iwan Fals menuliskan rasa terima kasihnya untuk anak ketiganya, Raya. “Saya menunggu membuat lagu ini 10 tahun lamanya, menunggu mendapat izinnya, akhirnya dapat dan jadilah lagu ini. Terima kasih Raya,” tulus Iwan Fals yang tahun ini berusia 53 tahun.

[caption id="attachment_317071" align="aligncenter" width="554" caption="Iwan Fals, tetap berkreasi dan berkarya dengan aliran musik balada country, serta kritik sosial pada lirik-lirik lagu yang ditulisnya. (Foto: iwanfals.co.id)"]

139019743151185643
139019743151185643
[/caption]

Ada sembilan lagu yang termuat pada side A (keping CD satu), yakni Raya, Aku Ada, Negeri Kaya, Katanya, Kopi TOP, Sampah, Tangan kosong, Cinta Itu, dan Adalah. Tepat sekali, menempatkan lagu Raya ini pada urutan pertama side A. Maklum, secara historis, lagu Galang Rambu Anarki pun dulu juga ditempatkan sebagai lagu pembuka dari sembilan lagu yang ada pada album Opini, produksi Musica Studio. Selain itu, lewat lagu Raya, Iwan Fals menegaskan kembali visi musikalitasnya yang (masih) tetap ajeg pada ciri khas lagu-lagu ala balada country tempo doeloe. Begitupun lirik lagu yang semuanya ditulis Iwan Fals -- dan sang istri, Rosana Listanto pada lagu Adalah --, kembali memuntahkan kritik sosial, sembari menggelorakan semangat berkebangsaan, bertanah-air Indonesia!

Dalam lagu Negeri Kaya, misalnya, Iwan Fals menuturkan lirik betapa Indonesia adalah sebuah negeri yang kaya. Tapi ironisnya, bukan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang jadi ujung pangkal cerita, melainkan justru pejabat negeri ini yang semakin kaya, termasuk, para penjahat di negeri yang kaya ini. Lagu ini begitu ciamik memainkan emosi pendengar, sekaligus membuat merah telinga para pejabat -- dan menyunggingkan senyum para penjahat --, akibat berbanding terbaliknya nasib antara kekayaan negeri versus kemakmuran rakyatnya. Atas kondisi tersebut, Iwan Fals secara sinis dan nalar kritis, menggambarkan sekaligus menyadarkan betapa simbol-simbol bangsa pun turut bersedih atas kekontrasan tadi.

Simak saja lantunan galau Iwan Fals, yang sampai-sampai menyebut: (Bendera) Merah Putih termangu terkulai berdebu, Pancasila meronta, juga, (Burung) Garuda terkasih yang melayang perih, menyaksikan penguasa kaya yang miskin hatinya, di negeri yang memang kaya, Indonesia Raya.

[caption id="attachment_317072" align="aligncenter" width="590" caption="Lagu berjudul Raya dipersembahkan untuk anak ketiga dari pasangan Iwan Fals dan Rosana Listanto atau Mbak Yos, yakni Raya Rambu Rabbani. (Foto: Album Raya, Iwan Fals)"]

13901977501226224610
13901977501226224610
[/caption]

… Negeri ini memang kaya / Kaya orangnya kaya binatangnya / Kaya alamnya kaya budayanya / Negeri ini memang kaya / Kaya pejabatnya kaya penjahatnya / Kaya idenya kaya sejarahnya / Negeri ini memang kaya … Hei, BUNG KARNO / Aku bersimpuh di makammu / Bertanya tentang Indonesia kini / Hei, BUNG KARNO / Nyenyakkah tidur abadimu / Ku datang mengganggu istirahatmu … Merah Putih termangu / Terkulai berdebu / Di pojok gedung bekas penjajah / Pancasila meronta / Garuda terkasih melayang perih / Negeri ini memang kaya …

Tak hanya melakukan kritik sosial atas kemakmuran rakyat yang jauh dari harapan, Iwan Fals pun meneriakkan nama Sang Proklamator, Bung Karno! Seolah (hendak) mengadukan nasib rakyat Indonesia pada Bung Karno, dalam liriknya, Iwan Fals bahkan menyatakan bersimpuh di makam Bung Karno, mengganggu istirahat panjang Bung Karno, demi mempertanyakan tentang “Indonesia”, dan memohonkan agar ditularkan keberanian guna menjalani hidup dan berkehidupan (berbangsa).

“Bung Karno adalah satu satu tokoh yang fotonya dipajang di ruang tamu rumah keluarga saya, lalu di sekolah dikisahkan, saya terpesona. Tak ada si Bung, tak ada Indonesia. Geloranya membakar,” tulis Iwan Fals menyatakan kekagumannya pada sosok ‘Si Bung’.

Patriotisme Iwan Fals dalam lagu Negeri Kaya, memang berhasil menggambarkan ke-Indonesia-an secara nyata dan aktual. Betapa tidak, saat ini sudah menjadi rahasia umum bila pejabat dan penguasa hidup penuh gelimang harta, sementara rakyatnya, terus berjibaku memperjuangkan hidupnya sendiri. Tak hanya menyoal penguasa dan rakyat saja, bangsa ini juga didera ulah para koruptor yang semakin trengginas melakukan kejahatannya.

[caption id="attachment_317073" align="aligncenter" width="561" caption="Terdapat 18 lagu pada Album Raya, Iwan Fals ini. (Foto: iwanfals.co.id)"]

1390197978391121202
1390197978391121202
[/caption]

Terkait tembang dan kenyataan “Negeri Kaya” ini, apa yang dilantunkan Iwan Fals senada dengan apa yang pernah dilontarkan Bung Karno. Suatu kali, ‘Si Bung’ berpidato dengan penuh gelegar di Semarang, pada 29 Juli 1956:

“Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-saudara. Berjiwa besarlah, ber-imagination. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia”.

Hebatnya, lagu Negeri Kaya yang membuktikan kecintaan Iwan Fals terhadap Indonesia ini, masih memiliki ketersambungan dengan lagu berikutnya, yakni Katanya. Lagu ini mengunggah sebuah tanya, benarkah Indonesia adalah negeri “Zamrud Khatulistiwa dan serpihan surga”. Maklum, dalam pandangan Iwan Fals, Indonesia tak ubahnya justru seperti negeri “Kilau air mata”. Meski begitu, Iwan Fals tak mau membuat penikmat musik dan penggemarnya jadi lebay apalagi cengeng. Simak saja petikan lirik yang mengajak semua pihak untuk tetap semangat:

… Katanya zamrud khatulistiwa / Nyatanya kilau air mata / Katanya serpihan surga / Nyatanya oh … / Keluh kesah / Tak selesaikan masalah / Malah membuat hati / Bertambah gundah / Kenyataan ini / Ada di depan mata / Kemana pun kau pergi / Bahkan terbawa mimpi / Stop mengeluh / Ayo singsingkanlengan / Bahu-membahu / Saling membantu / Jutaan manusia / Menunggu / Senyum tulusmu / Memang tak mudah / Tapi bukan berarti tak bisa …

Dalam lagu Katanya ini, Iwan Fals memainkan tiga alat musik sekaligus, Gitar Akustik, Gongseng dan Tifa. Selain itu, ada Toto Tewel yang memainkan Accoustic Guitar, Edi Daromi pada Keyboard dan Pianica, Raden Soe menabuh Gendang, Sonata yang menggawangi Mandola, dan Ardy Yusuf yang punya tugas membetot Bass. Lagu ini semakin enak di telinga, karena terselip juga vocal featuring Lea Simanjutak yang lembut mendayu-dayu.

Khusus mengomentari lagu Katanya ini, Iwan Fals mengungkapkan, masih persoalan yang sama tentang mimpi-mimpi negeri yang cantik tentang zamrud khatulistiwa, tentang serpihan surga, tapi kenyataannya masih banyak yang mengeluh. “Entah karena cara mengelolanya atau karena banyak malingnya, tapi pertanyaan lanjutannya adalah kenapa maling? Pastilah banyak jawaban untuk itu. Yang jelas lagu ini hanya sekadar kerinduan dari orang yang masih percaya pada pertanyaan-pertanyaan klasik itu,” tulis Iwan Fals yang empunya nama asli Virgiawan Listanto ini.

[caption id="attachment_317074" align="aligncenter" width="565" caption="Lagu berjudul Raya, menjadi pembuka side A pada album terbaru Iwan Fals ini. Sedangkan lagu berjudul Api Unggun, menjadi lagu pertama pada side B. (Foto: iwanfals.co.id)"]

1390198124746701367
1390198124746701367
[/caption]

Keterlibatan istri sekaligus manajer Iwan Fals, Rosana Listanto (akrab disapa, Mbak Yos), terasa benar pada side A album Raya ini. Mbak Yos, yang juga menjadi Executive Producer album yang direkam di Fals Record dan diproduksi oleh PT Tiga Rambu ini, ikut menyumbangkan tarikan suaranya pada lagu Cinta Itu. Selain itu, Mbak Yos juga menulis lagu Adalah, yang merupakan sebuah lagu khusus yang dipersembahkan dengan penuh luapan kasih-sayang untuk suami tercinta. Beginilah (petikan lirik) romantisme Mbak Yos kepada sosok lelaki terkasih, Iwan Fals:

… Ketika jauh darimu / Semuanya benar-benar terasa / Rasa rindu yang sudah pasti / Rasa bersyukur yang tak terkira / Terima kasih Yang Maha Kuasa / Memberikan kamu menemani hidupku / Keindahan hidup yang membuat merona / Warna-warni dunia yang sangat mempesona / Sedih dan duka kita lalui bersama / Riang gembira kita syukuri bersama / Rasa percaya adalah dasar semua / Rasa rindu kekuatan kita …

Sungguh, menikmati musik dan menghayati lirik lagu Adalah ini, benar-benar merasakan sebuah romantisme cinta -- istri kepada suami -- yang sanggup meluluhkan emosi dan menggetarkan kalbu.

***

Sementara itu, pada side B (keping CD dua), terdapat sembilan lagu, yang diantaranya mulai memperdengarkan alat musik harmonika, seperti umumnya lagu-lagu khas Iwan Fals. Sebagai pembuka dipilih lagu Api Unggun, lalu disusul Gadis Tani, Lekaslah Sembuh, Rekening Gendut, Si Putri dan Si Fulan, Bangsat, Dajal Net, Pelaut, dan Tak Kenal Maka Tak Sayang.

[caption id="attachment_317075" align="aligncenter" width="567" caption="Iwan Fals dalam satu aksi panggung. (Foto: iwanfals.co.id)"]

13901982411164364594
13901982411164364594
[/caption]

Lagu yang paling menonjol, sudah barang tentu, Rekening Gendut. Maklum, inilah kritik sosial Iwan Fals yang paling aktual, sesuai zaman, dan mengingatkan pada kasus rekening gendut yang diduga kuat milik sejumlah perwira di kepolisian tempo hari. Tapi, dalam konteks ini, Iwan Fals tidak hanya menyindir rekening gendut yang konon dimiliki beberapa perwira polisi, melainkan juga yang diduga dikuasai oleh para Pegawai Negeri Sipil, aparat militer, wakil rakyat, jaksa, hakim, bahkan tak ketinggalan, wartawan.

… Rekening gendut / Rekening gendut yang bisa kentut / Kebanyakan ngemil / Daging rakyat dicual-cuil / Di koran-koran di televisi / Lucu namanya nggak lucu akibatnya / Rekening gendut kentut tak berbunyi / Tapi baunya busuk sekali / … PNS muda mungkin juga yang tua / Golongan 3B sampai ke level menteri / TNI Polri juga tak terkecuali / Entah bagaimana dengan Presidennya / Wakil rakyatnya rekening gendut / Jaksa dan hakim rekening gendut / Wartawannya rekening gendut / Kalau yang nyanyi rekeningnya pas-pasan …

Mengomentari lagu ini, Iwan Fals berujar, sumber masalah adalah uang katanya. Padahal ia hanya sekadar alat tukar. Orang berlomba mencarinya. Sampai rela mengorbankan dirinya, apalagi orang lain. “Ada yang bilang ia (uang) itu Tuhan nomer 2. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, Tuhan itu adalah uang. Ya sudah kalau gitu makan saja itu uang. Rekening gendut gedibal-gedibel. Lucu namanya, nggak lucu akibatnya,” tutur Iwan Fals yang pernah dianugerahi penghargaan Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah pada 2010 lalu.

[caption id="attachment_317078" align="aligncenter" width="600" caption="Istri Iwan Fals, Rosana Listanto atau Mbak Yos, menulis sebuah lagu khusus berjudul Adalah, untuk sang suami tercinta. (Foto: Album Raya, Iwan Fals)"]

1390199741471435154
1390199741471435154
[/caption]

Secara telak-telak, Iwan Fals juga meluapkan rasa geramnya pada perilaku korupsi yang seperti sulit diberantas. Lewat lagu berjudul Bangsat, dan diawali dengan harmonika, Iwan Fals langsung menohok para koruptor dengan syair, sebagai berikut:

… Sudahkah kita terbebas dari korupsi / Merdeka tapi koruptor berkeliaran / Hari-hari gelap / Dimana cahaya itu / Hari-hari gelap / Orang miskin tersenyum padamu / Teganya kau beri makan keluargamu / Dengan rezeki dari bangkai / Saudaramu sendiri / Padahal kita tahu hidup hanyalah sesaat / Padahal kita pun tahu itu namanya sesat …

Iwan Fals sendiri mengibaratkan koruptor ibarat binatang kecil yang bernama bangsat. “Bangsat adalah jenis binatang yang ada di tempat penting seperti kasur, kursi, tikar dan lain-lain. Kalau nggak dijemur akan berkembang biak dengan cepat. Ia senang menghisap darah, entah kenapa saya juga nggak tahu. Kalau di-pites (ditekan untuk dihancurkan), baunya menyengat dan khas. Dan ini sangat tepat sebagai julukan bagi orang yang senang korupsi. Penghisap darah rakyat sebaiknya di-pites saja kayak bangsat itu,” kesal Iwan Fals.

Secara umum, pada album Raya ini, jangan berharap ada lagu-lagu bertema cinta-cintaan yang penuh rayuan gombal. Karena kali ini, Iwan Fals hadir dengan segenap musikalitas yang memenuhi kerinduan para penggemarnya. Sekaligus, berceloteh dan mengkritisi tentang apa-apa saja yang menyimpang, dari cita-cita luhur para founding father bangsa ini.

Salam Oi..!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun