Mohon tunggu...
ganyong
ganyong Mohon Tunggu... -

Orang yang telah mencapai batas rata-rata usia harapan hidup, namun tetap sehat dan bugar karena praktek 'pola hidup sehat'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbagi Pengalaman: Olah Raga yang Menyembuhkan Penyakit

20 Juni 2012   03:58 Diperbarui: 4 April 2017   18:21 8791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak seorangpun mengharapkan terkena penyakit, karena dalam kondisi demikian yang dirasakan adalah penderitaan untuk menahan rasa sakit atau kenyamanan kita menikmati hidup menjadi terganggu, dan untuk menyembuhkan harus mengeluarkan banyak biaya.

Beberapa pengalaman saya yang selama 35 tahun terakhir ini telah banyak menderita penyakit, mengajarkan, bahwa olah raga tertentu dapat secara nyata melengkapi penyembuhan medis yang diberikan oleh Dokter, atau bahkan menjadi terapi utama untuk penyembuhan, sebagaimana yang saya alami berikut ini :

1. ‘Cacat akibat STROKE’ yang saya alami pada bulan Oktober 1994, mengakibatkan saya harus berjalan dengan kaki kanan diseret karena sulit digerakkan, lengan kanan tidak dapat diangkat atau direntangkan kesamping lebih tinggi dari 20 derajad, karena sangat nyeri. Namun saya terus memaksa menggerakkan kaki kanan itu dengan berjalan setiap pagi, walaupun tertatih-tatih. Saya rasakan ada perkembangan baik setiap bulannya.                                                                                         Pada bulan ke enam, saya berkesempatan menunaikan ibadah Haji. Selama 5 malam di Mekkah, mulai sehabis shalat Ashar hingga Subuh, saya sempatkan untuk ‘tawaf’ berkali-kali, yaitu berjalan sambil berdoa mengelilingi Ka’bah, dan diselingi dengan Sholat wajib bila tiba waktunya dan sunnah, dengan istirahat sejenak bilamana terasa lelah.      Ternyata, setelah usai ibadah Haji, ketika saya turun dari pesawat yang membawa pulang, tidak terasa saya sudah dapat berjalan normal sebagaimana dulu sebelum stroke. Rupanya ‘tawaf’ yang mengharuskan terus berjalan selama 5 malam itu, mempunyai pengaruh besar terhadap pemulihan cacat kaki saya. Tetapi lengan kanan saya masih harus melalui beberapa tahun untuk kembali normal, setelah setiap saya olahraga pagi jalan kaki yang dari minggu ke minggu saya tambah kecepatannya, disambung dengan senam memutar lengan kanan tersebut sambil mengangkat kesamping badan. Walaupun awalnya terasa sangat sakit, namun terus saya lakukan, dari minggu ke minggu dengan menambah lebih tinggi rentangannya kesamping badan.                       Baru pada TAHUN KE EMPAT, lengan kanan saya dapat terentang sejajar pundak dan diputar dengan putaran penuh.Sampai sekarang ini, saya tidak pernah melewatkan ‘menu’ olahraga senammerentangkan kesamping kedua lengan dan memutar secara penuh 50 -100 kali. Walaupun demikian STROKE yang saya alami tahun 1994, tetap masih meninggalkan ‘kado’ berupa telapak kaki kanan yang masih terasa baal sampai sekarang.

Proses penyembuhan itu tanpa obat medis lain, hanya suplemen vitamin neurotropik (vitamin B6 dan B12) dan multi vitamin saya tambahkan dalam konsumsi makan sehari hari.

2.ARTHRITIS pada tulang punggung bagian bawah (lumbar). Akibat mengangkat beban dari lantai tetapi salah posisi pada tahun 2000, mengakibatkan cedera arthritis pada ruas ke 4-5 pada tulang belakang bagian bawah / lumbar. Dari photo rontgen terlihat, diantara kedua ruas tulang itu yang seharusnya ada ‘penyekat’ semacam tulang rawan, terlihat penyekat itu sudah tidak ada, sehingga kedua ruas tulang itu berimpit rapat, dan ini mengakibatkan nyeri hebat, yang dirasakan di kaki kanan bagian dalam, sedangkan punggung tidak terasa sakit sama sekali. Pada waktu itu, seketika dapat diatasi dan dipulihkan dengan gerakan tertentu, dan nyeri terasa hilang. Tetapi pada tahun 2003 terulang, dan ‘penderitaan’ cukup lama setelah dibantu dengan terapi di klinik Rehabilitasi medik.                                                                         Pada tahun 2009, arthritis ini muncul lagi dengan pemicu yang sama seperti tahun 2000, namun dengan akibat yang berkepanjangan : nyeri hebat, sampai untuk dudukpun tidak sanggup, jadi harus selalu telentang dengan teriak-teriak kesakitan. Tidak ada obat anti nyeri dosis berapapun yang sanggup menangkalnya, kecuali mungkin morphin yang tidak diresepkan oleh Dokter Spesialis Orthopedi yang menangani ini.       Sebelumnya Dokter Spesialis Bedah Saraf, telah minta untuk MRI (Magnetic Resonance Imagine), yang kemudian dilanjutkan dengan pembedahan, tetapi saya menolak.Akhirnya oleh Dokter Orthopedi, setelah pemeriksaan BMD ( Bone Mass Density / Kepadatan tulang), rhematoid factor dan elektrolit darah, semuanya diketahui dalam keadaan bagus dan normal, Dokter memberi ‘resep’ agar setiap bangun tidur pagi, telentang, lutut ditekuk naik sedikit, telapak tangan dan kaki bertumpu pada alas tempat tidur yang keras / lantai / papan (bukan kasur), lalu mengangkat pantat, tahan dalam 7 hitungan, dan kembali posisi awal. Demikian diulang beberapa kali setiap pagi. Dokter Orthopedi itu tidak menganjurkan perawatan di klinik Rehabilitasi medik, cukup dengan latihan itu. 10 hari kemudian, saya dapat duduk dan berjalan sedikit dengan pelahan.                                                     Kemudian, setiap pagi selama 1 jam, saya duduk dibangku taman didalam komplex hunian saya, dengan punggung saya hadapkan ke matahari pagi.                                                                                                  Setelah 2 minggu,saya berusaha berjalan-jalan lebih jauh, dan setiap istirahat saya berdiri tegak, satu tangan berpegang pada tiang/pohon yang ada, kaki kiridilipat kebelakang, ujung telapak kaki saya usahakan untuk dipegang oleh tangan kanan. Kemudian berganti melipat kaki kanan untuk dipegang tangan kiri. Posisi inimembuat punggung tegak, dada membusung. Pada awalnya hal ini tak dapat dilakukan, karena kaki sangat kaku untuk dilipat dan terasa sangat nyeri. Setelah lebih satu minggu, upaya memegang telapak kaki itu baru berhasil, tetapi hanya dalam waktu singkat, karena sangat nyeri.                                                     Upaya yang setiap hari saya coba akhirnya berhasil dan mulai menghitung dengan pelan sambil menarik dan menghembuskan nafas panjang. Ketika rasa nyeri pada waktu melipat dan memegang ujung telapak kaki itu berhasil sampai hitungan (pelan) ke 10, dan diulang beberapa hari,saya dapat berjalan kaki lebih baik, dan menempuh jarak cukup jauh. Pada bulan ke empat, sejak saya tidak dapat duduk karena nyeri hebat, saya baru mulai dapat berlari, setelah berlatih jalan kaki dan melipat kaki kebelakang badan itu setiap pagi.                                                 Sampai tahun 2012 ini, saya bersyukur karena gangguan arthritis pada tulang belakang itu tidak muncul lag. Untuk lebih aman, sejak itu saya mengganti alas tempat tidur saya tidak lagi dengan kasur, tetapi papan triplek 12 mm yang saya lapisi spons keras 2 cm, ditutup tikar.

3. NYERI DADA / Angina pectorisKeluhan dada yang sesak dan terasa nyeri, merupakan pertanda otot yang memompa jantung kekurangan pasokan oxygen. Menurut Dokter Spesialis Jantung, bila terasa jantung bagaikan diremas, dan nyeri menjalar kepundak kiri bukan mustahil itu adalah pertanda serangan jantung.                                                                  Setelah saya dapat mengatasi gangguan pada tulang punggung itu, suatu pagi bulan Maret 2011 lalu saya merasakankalau berjalan kaki baru 5 menit, sudah terasa sesak dada, nyeri, suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.                                                                            Untuk mengatasi ini, saya minum obat ISDN (Isosorbida dinitrat) , karena obat itu berfungsi sebagai vasodilator, dan selama ini diresepkanDokteruntuk mengendalikanhipertensi yang saya derita sejak tahun 1975. Obat ini segera melegakan rasa sesak dan nyeri dada, tetapi besok pagi terulang lagi saat mulai berjalan kaki, seperti hari sebelumnya. Setelah 5 hari, saya pikir ini obat tidak menyelesaikan masalah.                              Maka saya mencoba cara lain dengan mengubah program olah raga jalan kaki dan joging selama 1 jam, yang rutin saya lakukan tiap pagi. Awalnya saya berjalan kaki 5 menit pertama untuk pemanasan, menuju tengah lapangan rumput, menjauh lebih 20 meter dari jalan tempat lalu lalang mobil, dan memulai senam tera / pernafasan dan persendian.                                                                                                         Ada lebih 20 gerakan terus menerus yang tidak terputus (biarawan Shaolin yang mengajarkan senam ini pertama kali, menyebut gerakan ini bagai air mengalir),melatih seluruh persendian :leher, lengan, telapak tangan, ruas jari, tulang punggung panggul, lutut,kaki, mengiringi alunan tarikan dan hembusan nafas secara pelan, sehingga dapat menghisap udara sebanyak mungkin karena mengembangkan dan mengempiskan paru-paru secara maximal. Setiap gerakan saya lakukan dalam 10-20 hitungan.                                                                                       Hasilnya , oxigen yang disaring dari udara itu berlimpah dan dibawa aliran darah yang dipompa jantung keseluruh tubuh. Oxigen adalah ‘nyawa’ bagi setiap sel tubuh dimanapun, termasuk otot jantung yang semula kekurangan oxigen. Akibat nyata dari senam pernafasan ini, tubuh terasa lebih bugar, dan sehabis senam itu, saya masih dapat berlari lebih 10 menit, tanpa rasa nyeri dada. Dengan cara ini, dan mengubah program urutan olahraga rutin saya, maka saya dapat mengatasi nyeri dada saya tanpa biaya…

Olahraga dan pola makan yang tepat, adalah ‘menu’ wajib untuk berbagai penyakit degeneratif : obesitas, jantung, diabetes melitus, hyperkolestrol, osteoporosis, dan lainnya, disamping obat medis yang benar.Bagi sebagian orang, olahraga bukan hal menarik untuk dilakukan dengan alasan : malas atau tidak ada waktu.Padahal olah raga itu dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, karena dapat dipilih berbagai aktivitas olahraga sesuai tempat dan waktu.                                                      Untuk yang malas memulai olahraga, cobalah minum suplemen multi vitamin yang dosisnya lengkap dan cukup tinggi sebagai ‘booster’, seperti : Zegaze, Pharmaton Formula atau lainnya. Suplemen ini cukup menimbulkan rasa bugar, dan bila terasa demikian, segeralah mulai olahraga….. *******

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun