Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membayangkan Ahok Melantik Gubernur di Istana

25 Februari 2016   15:03 Diperbarui: 25 Februari 2016   15:10 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PARA gubernur terpilih hasil Pilkada Serentak 2015 kini tidak lagi dilantik  Menteri Dalam Negeri, tapi langsung oleh Presiden di Istana Negara. Maklum, gubernur adalah kepanjangan tangan pemerintah pusat (Presiden). Muncul pemikiran sinting apa yang akan dikatakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jika ia menjadi presiden dan melantik para gubernur.

Melantik para gubernur belum lama berselang, Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan, suaranya datar-datar saja. Dalam kesempatan itu, dia mengatakan masih ada lanjutan ujian yang maha berat bagi para gubernur dan wakil gubernur, yakni mewujudkan janji-janji untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat di daerahnya masing-masing.

“Kini saatnya para gubernur dan wakil gubernur untuk bekerja keras guna memastikan seluruh rakyat merasakan kehadiran pemerintah dalam kehidupan sehari-hari mereka,” kata Jokowi.

Pada saat itu Jokowi juga menegaskan bahwa gubernur adalah wakil pemerintah pusat di daerah.  “Oleh sebab itu dalam melaksanakan pembangunan daerah, gubernur hendaknya berpedoman pada visi-misi Presiden yang tertuang dalam Nawa Cita.”

Kira-kira apakah kata-kata seperti itu yang akan diucapkan Ahok jika ia melantik gubernur di Istana Negara?

Saya membayangkan tidak. Boleh jadi kata-kata yang ia ucapkan (tanpa membaca teks pidato yang sudah disiapkan tim ahli) adalah seperti ini:

“Saudara-saudara, saya sebagai presiden mengucapkan selamat atas terpilihnya Saudara sebagai gubernur dalam pilkada tempo hari. Saya yakin, ada di antara Saudara yang terpilih menjadi gubernur bukan karena prestasi, tapi karena Saudara membayar para pemilih.”

“Karena KPU telah menetapkan Saudara sebagai pemenang pilkada dan menjadi kepala daerah untuk tingkat provinsi, maka kontitusi mengharuskan saya untuk melantik saudara-saudara.”

“Tapi setelah saudara-saudara dilantik, maka sejak itu saudara-saudara resmi menjadi wakil pemerintah pusat di daerah. Itu berarti saudara-saudara harus tunduk kepada presiden. Tidak bisa main-main kepada saya, apalagi berjalan sendiri-sendiri.”

“Meskipun saudara dipilih oleh rakyat secara langsung, bukan berarti saudara bisa berperilaku seperti raja. Kalau mau jadi raja, di hutan sana yang banyak singanya dan siapa tahu saudara bisa jadi raja singa. Negeri ini tidak membutuhkan raja, tapi pelayan rakyat.”

“Nah, tadi saya bilang bahwa sangat mungkin ada di antara saudara yang terpilih karena politik uang, money politics. Apa yang saudara lakukan harus saudara pertanggungjawabkan. Jika kemudian KPK mendapati bahwa sebelum mencalonkan diri saudara punya uang dari nyolong, apalagi saudara-saudara yang incumbent, maka saya tidak punya hak untuk menghentikan apa yang akan dilakukan KPK terhadap saudara."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun