Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

'Kopi Darat' Demi Koh Ahok

27 Februari 2016   14:57 Diperbarui: 27 Februari 2016   15:29 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahmad Saroni dan Diaz mengatakan, meskipun Ahok berasal dari kelompok minoritas, faktanya selama memimpin Jakarta, Ahok miliki kepemimpinan yang kuat. “Dia juga amanah,” tambah Diaz.

“Leadership Ahok sangat luar biasa dan diapresiasi anak-anak muda Jakarta,” ujar Sahroni yang mengilustrasikan Jakarta bagaikan “neraka”. Karena seperti neraka, maka Jakarta membutuhkan gubernur seperti Ahok yang tegas dan keras. “Kalau Jakarta dipimpin pemimpin yang lembek, kota ini bisa semakin rusak,” tegas Sahroni.

Guna memuluskan Ahok maju sebagai calon gubernur periode kedua, Sahroni bahkan berjanji akan menyerahkan KTP para pendukungnya saat ia terpilih menjadi anggota DPR dalam Pemilu Legislatif 2014 lalu. Lumayanlah, lebih dari 65.000 KTP.

Wibi Andrino menyebut Partai NasDem mendukung Ahok, karena warga Jakarta menghendaki Ahok maju lewat jalur independen. “NasDem  mengikuti apa yang diinginkan warga DKI.  Jika warga menginginkan Ahok maju lewat jalur independen, ya kita dukung lewat jalur itu,” katanya.

Apa yang disampaikan Wibi sejalan dengan misi yang diusung Teman Ahok. Amalia Ayuningtyas menjelaskan, “kami mengumpulkan KTP memang untuk mendukung Ahok yang akan mencalonkan gubernur DKI periode 2017-2022 lewat jalur independen.”

“Kami mendirikan Teman Ahok dan mengumpulkan KTP untuk Ahok dengan perjuangan yang tidak gampang dan tidak melalui organisasi atau lembaga yang aneh-aneh. Kami ingin warga Jakarta ikut pilkada tidak seperti membeli kucing dalam karung,” katanya.

Konkretnya, menurut dia, kalau ada parpol yang memang menghendaki Ahok memimpin Jakarta, ya ikutilah jejak Partai NasDem, jangan lewat “jalur” transaksional.

Di luar itu, sebagaimana diingatkan Ahmad Sahroni, proses pencalonan Ahok harus terus dikawal. Pasalnya, money politics masih tetap rawan dalam setiap pilkada. “Kalau tidak kita kawal dan awasi, apa yang kita galang sekarang ini bisa bubar dalam sekejap,” katanya. []

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun