Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reputasi Ahok dan Status Jakarta Kota Paling Rakus

18 Februari 2016   17:36 Diperbarui: 18 Februari 2016   17:51 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“MENJARING pemimpin Jakarta yang bebas korupsi, santun dan siap menghadapi MEA.” Itulah tema yang kemarin (Rabu 17 Februari) didiskusikan sejumlah tokoh di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat.

Penyelenggara diskusi adalah anak-anak muda yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat dan Pemuda Antikorupsi, sedangkan pembicaranya adalah: Ismail Rumadan (dekan Universitas Nasional); Wibi Andrino (Sejretaris DPW Partai NasDem DKI Jakarta); Muhammad Sanusi (anggota DPRD DKI dari Gerindra);  dan  pengamat sosial Laode Ida.

Tema tersebut diusung tentu berkaitan dengan Pilkada Serentak 2017, waktu di mana jabatan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai gubernur DKI Jakarta berakhir. Karena masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai, Ahok berencana mencalonkan kembali sebagai gubernur DKI periode 2017-2022.

Dalam rangka menuju ke sana, para pendukung Ahok yang tergabung dalam Teman Ahok, Sahabat Ahok, dan Muda Mudi Ahok terus berupaya mengumpulkan KTP warga Jakarta. Pasalnya,  Ahok akan mencalonkan diri lewat jalur independen.  Meskipun Partai NasDem telah jelas-jelas mendukungnya, Ahok tetap akan maju lewat jalur independen. Beruntunglah, NasDem mendukung Ahok tanpa syarat.

Target Ahok, para sahabatnya bisa mengumpulkan 1.000.000 KTP. Hingga sore ini (Kamis 18 Februari), KTP dukungan yang  terkumpul sebagaimana terinformasi di temanahok.com telah mencapai 710.651.

Melihat dari tema diskusi yang diusung, kita bisa saja menafsirkan kata “pemimpin Jakarta yang bebas korupsi” pas buat Ahok, sebab mantan bupati Belitung Timur ini sangat galak dalam memerangi korupsi. Sudah ribuan pejabat di Pemprov DKI Jakarta yang dipecat Ahok karena mereka tidak becus bekerja dan menilap uang rakyat.

Tapi, kalau membaca kata-kata berikutnya “.....santun”, sepertinya tidak kena buat Ahok. Pasalnya, banyak orang – terutama lawan politik Ahok – menilai Ahok sebagai pejabat yang tidak punya tata krama dalam berbicara, sampai-sampai redaksi stasiun televisi pun harus menyisipkan suara “tuuuut” (sensor) saat menayangkan berita Ahok sedang marah-marah.

Sementara itu kata-kata “ ... siap menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”, menurut saya hanya sebagai pelengkap agar diskusi lebih mentereng dan terkesan tidak pro atau anti-Ahok.

Faktanya di lapangan memang demikian. Sebagian besar pembicara nyaris tidak menyinggung hubungan antara “gubernur DKI Jakarta mendatang dan MEA”. Yang menyinggung soal MEA hanya Wibi Andrino.

Menurut Wibi, Indonesia – di dalamnya ada Jakarta – harus dipimpin oleh orang-orang yang bersih dan antikorupsi. Jika para pemimpin di negeri ini koruptif, demikian Wibi, maka jangan harapkan investor akan datang ke Indonesia. Jakarta adalah barometer Indonesia. Jika Jakarta dipimpin gubernur yang korup, kata Wibi, “maka kita tidak bisa berkompetisi dengan negara-negara lain, termasuk dengan negara-negara ASEAN.”

Ahok di mata Wibi adalah sosok pemimpin yang bersih dan antikorupsi. Oleh sebab itulah Partai NasDem mendukung Ahok tanpa syarat. Jika memang ada tokoh yang akan menggantikan Ahok sebagai gubernur DKI dan mengaku tidak pernah korupsi, “tunjukkan dan buktikan bahwa dia memang tidak korupsi,” kata Wibi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun