1Ganti Asegar 2Uli Wildan Nugraha 3Basrowi
1Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Bina Bangsa, Banten, Indonesia
2,3 Dosen Pasca Sarjana Universitas Bina Bangsa, Banten, Indonesia
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Industri manufaktur memiliki peran penting sebagai tumpuan bagi penciptaan lapangan kerja, penciptaan nilai tambah, penguasaan pasar domestik, pendukung pembangunan berkelanjutan dan menghasilkan devisa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) selama 3 (tiga) tahun berturut-turut yaitu 20.61% (2020), 20.55% (2021) dan 20.23% (2022).Â
Tingginya kontribusi sektor industri manufaktur pada PDB Indonesia linier dengan besarnya peran industri manufaktur pada struktur nilai ekspor nasional. Pada tahun 2021, industri manufaktur memberikan kontribusi sebesar USD 127,767.8 Juta atau 77.76% terhadap nilai ekspor nasional. Begitu pula pada tahun 2022, industri manufaktur memberikan kontribusi paling tinggi terhadap nilai ekspor nasional yakni sebesar USD 156,165.1 Juta atau setara dengan 71.20%.
Seperti halnya perekonomian nasional, industri manufaktur juga merupakan sektor penting dalam perekonomian Banten. Sepertiga dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banten disumbang dari sektor industri manufaktur dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni 31.20% (2018), 30.59% (2019) ,20.61% (2020), 31.21% (2021) dan 33.07% (Trw III 2022).Â
Bahkan, Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 -- 2035 menetapkan Provinsi Banten sebagai salah satu Wilayah Pengembangan Industri (WPI), khususnya wilayah Kota Cilegon, Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang sehingga mampu mendorong capaian visi pembangunan industri nasional yaitu "Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh pada Tahun 2035".
Berdasarkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS), pada tahun 2021, jumlah industri manufaktur di Provinsi Banten adalah 3,429 yang didominasi oleh 5 (lima) sub sektor yaitu industri karet, barang dari karet dan plastik, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri makanan, industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya dan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki.
Berdasarkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS), pada tahun 2021 tercatat jumlah industri alas kaki di Banten adalah 107 industri yang tersebar di 4 (empat) wilayah Kabupaten/Kota. Kabupaten Tangerang merupakan wilayah dengan jumlah industri alas kaki terbanyak yaitu 76 industri kemudian Kota Tangerang dengan 19 industri, Kabupaten Serang 9 industri dan Kota Tangerang Selatan 2 industri.
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki menempati urutan keenam dalam penyerapan investasi pada sub sektor industri manufaktur di Provinsi Banten yakni Rp. 873,345.67 Juta. Walaupun bukan menempati posisi pertama dalam nilai investasi, industri barang dari kulit dan alas kaki menjadi salah satu tumpuan penting sebagai salah satu industri padat karya di Banten.Â
Nilai investasi industri barang dari kulit dan alas kaki mengalami penurunan 34.24% pada tahun 2019 jika dibandingkan dengan tahun 2018. Pada tahun 2020, nilai investasi industri barang dari kulit dan alas kaki juga mengalami penurunan 13.83% jika dibandingkan dengan tahun 2018 (Sumber: DPMPTSP Provinsi Banten).
Dalam hal tenaga kerja, industri barang dari kulit dan alas kaki termasuk sub sektor industri manufaktur dengan jumlah penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Bahkan, pada tahun 2018, industri barang dari kulit dan alas kaki menempati posisi pertama dalam penyerapan tenaga kerja yaitu 5,798 orang dan meningkat hingga 10,052 orang pada tahun 2019. Namun, penyerapan tenaga kerja industri barang dari kulit dan alas kaki mengalami penurunan yang sangat drastis menyisakan 3,712 orang pada tahun 2020 (Sumber: DPMPTSP Provinsi Banten).
Selain penurunan nilai investasi dan penyerapan tenaga kerja, produksi industri barang dari kulit dan alas kaki juga cenderung mengalami penurunan pada periode tahun 2017 sampai dengan 2019. Pada tahun 2017, industri barang dari kulit dan alas kaki mengalami pertumbuhan produksi 2.68% dibandingkan tahun 2016.Â