Selasa (05/05) kabar duka kembali menyelimuti dunia musik Indonesia. Pagi ini, sekitar pukul 07.30 WIB Dionisius Prasetyo atau akrab disapa Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia di RS Kasih Ibu, Solo. Belum jelas apa penyebab meninggalnya sang maestro campursari ini.Â
Menurut sang kakak, Lilik, selama ini Didi Kempot tak memiliki riwayat penyakit apapun. Lilik menduga Lord Didi meninggal akibat efek kelelahan, melihat padatnya aktivitas yang dimiliki.
Kepergian The Godfather of Broken Heart ini tentu sangat memukul 'sobat ambyar', sapaan bagi para fans Didi Kempot. Tidak ada lagi penampilan secara langsung yang dapat disaksikan dari pelantun lagu "Cidro" tersebut. Hingga siang ini Didi Kempot jadi trending nomor 1 di Twitter, ucapan bela sungkawa dari 'sobat ambyar' terus bertambah, termasuk dari para publik figur.
Sebagian 'sobat ambyar' mengatakan bahwa lagu-lagu Didi Kempot sangat relevan dengan kondisi yang sering dialami anak muda, yaitu patah hati. Liriknya yang menyayat, membuat kita semakin ambyar ketika mendengarkan lagu-lagunya. Dikemas menggunakan bahasa Jawa, mayoritas lagu milik Didi Kempot bercerita tentang patah hati. Beberapa Top Hits dari Lord Didi adalah Stasiun Balapan, Cidro, Layang Kangen, dan masih banyak yang lainnya.
Sudah ratusan lagu diciptakan oleh sang maestro, hal itu beliau ungkapkan dalam wawancaranya di vlog Ngobam milik Gofar Hilman, "Saya sudah menciptakan 700 sampai 800 lagu". Dalam menulis lagu Didi Kempot biasanya mengambil inspirasi dari apa yang beliau alami. Lagu-lagu yang menyayat hati jadi senjata ampuh bagi pria asal Solo, Jawa Tengah ini dalam membuat ambyar pendengarnya.
Meski liriknya menyayat hati, namun lagu-lagu milik Didi Kempot dapat membuat kita bergoyang saat mendengarkannya, seakan melupakan segala patah hati yang sedang kita rasakan. Bahkan sebagian 'sobat ambyar' akan menangis sambil bergoyang apabila mendengarkan secara live konser. Hal itu dibuktikan dengan beberapa video yang viral ketika penonton Didi Kempot begitu terbawa suasana.
Kini kita telah kehilangan sosok maestro campursari hebat, warisannya akan selalu kita kenang sekarang, nanti, sampai kapanpun. Akan banyak 'sobat ambyar' yang merindukan sosok The Godfather of Broken Heart ini. Selamat jalan, pakdhe Didi, semoga Allah menempatkan di sisi terbaik-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H