Ayat ini mengetuk hati setiap pribadi muslim untuk mengaktualisasikan etos kerja dalam bentuk mengerjakan segala sesuatu dengan kualitas yang tinggi, mereka sadar bahwa untuk berjumpa dengan Allah dengan hanya melakukan perbuatan amal sebagaimana firmannya ;
Barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaknya dia mengerjakan amal saleh dan jangan dia mempersekutukan Tuhan dalam beribadah dengan sesuatu apapun “ (Al-Kahfi : 10).
Ada sebuah yang menarik di simak kisah pada suatu saat, Sa’ad bin Muadz al-Ansyari berkisah bahwa ketika Nabi saw. Baru kembali dari perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari kanapa tanganmu? Rasulullah saw. bertanya: karena aku me-ngolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku. Rasullulah saw, mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka. Dalam riwayat lain, setelah mencium tangan seorang pekerja beliau bersabda hasdzihi yadun yuhi-bbuhullahu wa rasulullahu, inilah yang dicintai Allah dan RasulNya. (At-Tabrani).
Bahwa dalam etos kerja yang Islami ada semacam kandungan spirit atau semangat untuk mengubah sesuatu menjadi lebih bermakna lebih dalam orang yang mempunyai etos kerja ia tidak mungkin membiarkan dirinya untuk menyimpang atau membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan kebaikan.
Sabda Rasullah:
Barangsiapa di antara kamu melihat terjadinya kemungkaran hendaklah kamu cegah dengan tangan, apabila tidak sanggup dengan tangan, hendaklah dengan lidah dan apabila tidak sanggup dengan lidah, cegahlah dengan hati, tetapi yang terakhir ini adalah selemah-lemah iman (HR. Muslim).
Etos kerja muslim semangat untuk menapaki jalan lurus dengan mengambil peran pemimpin sebagai pemegang amanah termasuk para hakim harus berlandaskan pada etos kerja yang diridhoi oleh Allah SWT (jalan lurus).
Sebagaimana Daud di amanat pertanggungjawaban untuk mengambil keputusan secara adil dan berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Berkaitan dengan ini Allah SWT mendekritkan “Maka berilah keputusan (hukumlah) di antara kami dengan adil dan janganlah kamu me-nyimpang dari kebenaran dan petunjuk (pimpinlah) kami ke jalan yang benar.” (Shaad: 22).
Etos kerja Islam mempunyai implikasi pada setiap manusia untuk selalu konsisten terhadap ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist walaupun dalam keadaan gembira atau susah untuk mengejar dan memburu sebagai manusia yang bertaqwa bila hal ini bisa dilakukan, maka tidak ada adanya penindasan kekerasan, kerusuhan, perpecahan, perusakan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan pelanggaran HAM dan KKN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H