Mohon tunggu...
Sosbud

Inspirasi yang Belum Tersampaikan Dibalik Wajah Megahnya Kota Bekasi

14 Desember 2016   01:36 Diperbarui: 14 Desember 2016   02:55 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Bekasi terkini bukan lagi halaman belakang Jakarta. Kawasan dengan populasi 5,5juta jiwa ini telah bertransformasi menjadi destinasi investasi. Tak Cuma investasi di sektor industri dengan berdirinya pabrik-pabrik skala nasional danmultinasional, melainkan juga bisnis ritel, dan gaya hidup. Hal ini terbukti dengan adanya rencana pembangunan 25 pusat perbelanjaan yang akan turutmemadati Kota Bekasi (Kompas, 2016). Menghabiskan hingga 423.560 meter persegilahan yang ada di Bekasi dan hanya menyisakan 70.155 meter persegi lahan kosong.

Dibalik megahnya Kota Bekasi dan kemajuan ekonomi yang begitu pesat, ternyata masih terselip sejumlah persoalan yang seakan menjadi bayangan gelap dari megahnya Kota Bekasi. Seperti halnya pembangunan Kota Bekasi yang seakan tidak sesuai aspirasi masyarakat asli Kota Bekasi. Contohnya seperti daerah yang berada di Kabupaten Bekasi, dari beberapa hasil kebijakan dan pembangunan yang dilaksanakan kurang selaras dengan keadaan yang dapat dirasakan oleh masyarakatnya. Banyak sekali pengembang pembangunan yang mengabaikan orang pribumi. Target pembangunan seperti lebih mementingkan orang-orang non pribumi,sehingga banyak dari orang pribumi asli bekasi yang tergeser dari daerah asal tinggalnya. Disini peran pemerintah dalam hal memberikan perizinan belummemperhatikan dari kepentingan masyarakat pribumi asli Bekasi.

Seperti pada halnya pembangunan di Kabupaten Bekasi yang tidak sesuai inspirasi masyarakat dari berbagai pihak. Dapat terlihat dari banyaknya lahan pertanian yang terbengkalai dan banyak yang dialih fungsikan menjadi lahan perindustrian dan perumahan. Imbasnya dari permasalahan tersebut, angka pengangguran yang masih tinggi, sektor pertanian yang belum menyumbang banyak karena belum dikelola dengan baik,masalah lingkungan hidup. Dimana dalam kondisi ini tidak sesuai dengan cita-cita dan harapan Kabupaten Bekasi yang berbasis pedesaan pada tahun 2021,yang merujuk pada visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dengan mewujudkan indonesia yang maju, mandiri, adil, dan makmur di tahun 2025(gobekasi, 2016).

Memang dari sekian banyaknya masalah pembangunan yang ada di kabupaten maupun kota Bekasi, terdapat banyak keuntungan yang di dapat dari semua pembangunan baik perindustrian,bisnis ritel, dan perumahan. Dimana dapat memajukan pendapatan ekonomi Kota maupun kabupaten Bekasi. Tetapi sangat disayangkan kalau pembangunan yang cukuppesat ini tidak didasari oleh inspirasi masyarakatnya, karena sama saja kita memikirkan pembangunan yang tidak sesuai dengan kesejahteraan rakyatnya sendiri. Kota Bekasi sudah berhasil menjadi salah satu kota yang layak huni, mampu memenuhi kebutuhan hidup warga serta peningkatan pelayanan dan peningkatan infrastruktur. Terlihat dari menjamurnya perumahan baik landed maupun vertical apartemen serta sarana dan prasarana dari pemerintah. Jadi ada interaksi kebutuhannya. Seandainya saja aspek inspirasi dapat menjadi perhatian baik dari pemerintah maupun pengembang, maka Kota Bekasi akan menjadi kotamaupun kabupaten yang mapu menyeimbangkan antara pembangunan dan tingkat kepuasan dari masyaraktnya sendiri. Sudah saatnya meletakkan kedudukan rakyat sebagai sumber daya sosial yang optimal bagi pembangunan. Jayalah selalu Kota Bekasi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun