Ada tiga perkara yang jika ketiga nya ada pada diri seseorang maka ia akan senantiasa mendapatkan manis nya iman, yaitu (1) menjadikan Alloh SWT dan Rosul Nya lebih ia cintai dari pada selain dari keduanya. (2) mencintai seseorang tidak lah mencintainya melainkan karena Alloh SWT (3) kemudian benci akan kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci untuk dimasukan kedalam api neraka.Â
Hadist ini menyatakan dengan sangat jelas sekali bahwa sanya keimanan memiliki rasa, Nabi SAW menjelaskan bahwa sanya ada iman yang begitu terasa manis yang dapat dirasakan oleh seseorang yang memilikinya, dan hadist ini pula menunjukan ada kebalikan dari manis nya iman itu yaitu rasa hambar, dia memiliki iman tapi tidak ada rasanya tidak dapat merasakan nya, terasa hampa hidup nya, karena ia tidak dapat merasakan keimanan yang ia miliki.Â
Pertanyaan nya ialah, bagaimana cara merasakan manisnya iman tersebut ? . rosul SAW menjelaskan dalam hadist nya secara gamblang bagaimana seseorang mendapatkan manis nya iman tersebut yaitu dengan tiga perkara yang berisi didalam nya dua unsur cinta dan satu unsur benci, apakah itu ? yang pertama ialah menjadikan Alloh SWT dan Rosul Nya lebih ia cintai dari pada selain dari keduanya, yang kedua mencintai seseorang tidak lah mencintainya melainkan karena Alloh SWT dan yang ketiga kemudian benci akan kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci untuk dimasukan kedalam api neraka.
Unsur yang pertama yaitu menjadikan Alloh SWT dan Rosul Nya lebih ia cintai daripada selain dari pada keduanya., yaitu menjadikan cinta kepada Alloh lebih dari segalanya, apa yang dimaksudkan dengan cinta disini ? imam Ibnu Hajar Al Asqalany berkata beliau menjelaskan dua macan Mahabbah ini yaitu Mahabbah Ikhtiyariah dan Mahabbah Taba'iyah, adapun Mahabbah Ikhtiyariah yaitu pilihan atau usaha artinya mengusakan untuk mencintai, dan adaoun mahabbah Taba'iyah yaitu sifat rasa cinta yang memang sudah ada pada dirinya sejak ia lahir kedunia tanpa harus di paksakan dan di usahakan artinya datang dengan sendirinya,Â
Kemudian yang dimaksud dengan Mahabbah disini yaitu Mahabbah Ikhtiyariah yaitu sifat rasa cinta yang di usahakan, maka ketika seseorang berikhtiyar dan mengusakahan kecintaan kepada Alloh dan RosulNya sehingga mendajikan keduanya lebih ia cintai melebihi dari apapun bahkan walaupun itu demi dirimu sendiri, maka demi mengusahakan itu semua perlu sebuah Ilmu untuk bisa mampu menuntunya mencintai Alloh SWTÂ
Dan di antara ilmu ilmu yang dimaksudkan ialah pengetahuan akan tauhid baik itu tauhid rububiyah, uluhiyah, atau asma wa sifat, tauhid rububiyah dengan 3 urgensi di dalam nya yaitu beriman bahwa sanya Alloh adalah Khaliq yang mencintakan manusia yang mengatur segala urusan manusia dan sang Raja pada hari pembalasan kelak,Â
Kemudian Tauhid Uluhiyah yang bermaksudkan bahwa hanyalah Alloh yang berhak di sembah dengan kalimat LaaIlaahaIllalloh artinya tidak ada sesembahan yang berhak di sembah melainkan Alloh SWT, kemudian Tauhid Asma Wa Sifaat yaitu beriman dan mengimani bahwa Alloh SWT memiliki nama nama yang baik, dan Ilmu ketauhidan ini lah yang menjadi sangat urgen sekali sebelum memulai mengusakan mencintai Alloh SWT Â lebih dari ia mencintai orang lain dan bahkan untuk dirinya sendiri yang kemudian terangkum dalam (Qs. Maryam : 65 ).Â
Kemudian setelah kecintaan kepada Alloh terbentuk maka selanjutnya menumbuhkan kecintaan kepada Rosulloh SAW yang mana dia adalah utusan Alloh SWT untuk senantiasa menuntun umatnya dari kejelakan menuju kebaikan, mengajarkan akan hidup yang baik, aqidah yang baik, beribadah yang baik dan sempurna, bagaimana berinteraksi dan bemuamalat yang baik dan benar pula, firman Alloh SWTÂ
 "sungguh bagimu pada diri Rosululloh ada suri tauladan yang baik"Â
Yang mana rosul yang tidak akan pernah berkala dari nafsu nya sendiri melainkan itu semua dari wahyu yang Alloh SWT turunkan firman Alloh SWTÂ
 "Dan tidaklah dia berkata dari hawa nafsu nya sendiri melainkan itu semua adalah wahyu"