"Hari itu umat manusia teringat kembali... Tentang betapa menakutkannya dikuasai mereka... Dan betapa terhinanya terkurung dalam sangkar burung..." (Attack on Titan Vol. 1, 2013, penerbit Level Comics -- PT Elex Media Komputindo).
Tiga kalimat itu adalah yang saya baca pada halaman pertama manga Attack on Titan Volume 1 yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Pada halaman pertama itu juga terdapat tiga kolom ilustrasi yang menggambarkan ketegangan. Warga Distrik Shiganshina, termasuk para tokoh utama dalam serial ini, Eren, Mikasa, dan Armin, berdiri terpaku menatap sosok raksasa setinggi 50 meter yang berdiri tepat di belakang tembok pelindung. Mereka pun sadar bahwa tidak ada lagi tempat yang aman bagi umat manusia.
Manga karya Hajime Isayama ini sejak halaman pertama sudah memberi peringatan kepada pembacanya, bahwa ini akan menjadi kisah tragedi. Dan benar saja, sepanjang kisah, sang tokoh utama, Eren Yeager, akan banyak menghadapi kehilangan. Ia kehilangan kampung halaman, keluarga, juga teman. Ia pun beberapa kali menghadapi pergelutan dalam diri.
Attack on Titan pada akhirnya bukan hanya menyajikan pertarungan antara manusia dengan raksasa (titan), namun juga pertarungan ideologi antar sesama manusia; termasuk juga bagaimana manusia berusaha untuk menghadapi kelemahan yang ada dalam dirinya.
Secara pribadi, saya kagum bagaimana sang kreator, Hajime Isayama menggambarkan para tokohnya. Meski beberapa tokoh digambarkan memiliki 'kekuatan di luar nalar manusia', namun pada akhirnya mereka tetap adalah seorang manusia. Mereka dapat merasakan keraguan, ketakutan, dan penyesalan. Hampir semua tokoh digambarkan dengan baik dan memiliki kekhasan. Inilah yang saya rasa menjadi salah satu daya tarik dalam serial ini.
Levi Ackerman, salah satu karakter paling populer dalam serial ini misalnya. Dalam kisah ini ia dijuluki sebagai 'prajurit terkuat umat manusia'. Ekspresinya selalu terlihat datar dan serius. Ia juga tegas kepada junior dan bawahannya. Namun di balik itu, ia juga memiliki sifat unik. Ia fanatik dengan kebersihan. Dalam beberapa adegan, keunikannya ini justru membuat pembaca tergelitik.
Dari segi alur cerita, Attack on Titan boleh dikata sering memberi kejutan pada pembacanya. Konflik dalam kisah ini terbilang cukup kompleks. Tema dark-fantasy pun kental terasa dalam manga ini. Kesan ini pun didukung oleh gaya ilustrasi Hajime Isayama yang cenderung realis. Di sela konflik yang terdengar rumit itu, pembaca juga akan disuguhkan adegan-adegan yang menghangatkan hati. Persahabatan, kasih sayang keluarga, dan selipan humor ringan menjadi pemanis dalam kisah ini.
Manga Attack on Titan pertama kali terbit di Jepang pada 9 September 2009 melalui majalah Bessatsu Shonen Magazine milik penerbit Kondansha. Manga Attack on Titan sudah tamat pada chapter 139 yang dirilis April 2021 lalu. Manga ini terbit sebanyak 34 volume.
Di Indonesia, lisensi penerbitan Attack on Titan dipegang oleh Level Comics -- PT Elex Media Komputindo. Saat ini sudah 31 volume yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.