Setelah proklamasi kemerdekaan 1945, tentu saja belanda termasuk sekutunya Inggris tidak serta merta rela melepas negeri yang kaya hasil alam dan energi ini. Tertulis dalam sejarah bahwa sejak 22 Desember 1948 sampai dengan 6 Juli 1949 sebenarnya Presiden Negara Indonesia Ir Sukarno dan Wakil Presiden M.Hatta serta Menteri Sekretaris Negara Abdoel Gaffar Pringgodigdo telah memimpin Indonesia dari Pulau Bangka tepatnya di bukit menumbing-muntok tempat dimana para pemimpin Indonesia diasingkan/ditawan oleh pasukan belanda yang berkehendak menguasai Indonesia kembali dengan melanggar perjanjian, melakukan agresi militer, menduduki Ibukota sementara Jogjakarta.
Jika kita melihat Indonesia saat ini,bukan berbentuk Negara Serikat, wilayah bukan hanya sepertiga jawa dan sumatera, berlandaskan Pancasila dan berasaskan Bhineka Tunggal Ika, maka hal itu diproklamasikan pada 17 Agustsu 1950. Ada sebuah prasasti yang terdapat di tempat pengasingan menumbing yang di tulis oleh Wakil Presiden Moh.Hatta bunyinya
"Kenang-kenang Menumbing ,dari bawah sinar terang cuaca, Kenang -- kenang membawa kemenangan, Bangka -- Jjogjakarta -- Jakarta
Hidup Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika" Moh. Hatta, 17 Agustus 1950
Mengapa batu itu ditulis tertanggal 17 Agustus 1950, padahal sejak Juli 1949 para pemimpin kita telah meninggalkan bangka untuk melanjutkan pergerakan dan perundingan terakhir yang difasilitasi oleh PBB dengan nama Perjanjian Meja Bundar di Den Haag. Mungkin ditengah suasana bathin "Pergerakan Indonesia" para pemimpin, sudah merencanakan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1950 akan diadakan di Bangka, Jogjakarta atau Jakarta. Dari sejarah inilah lantas patut ditentukan bahwa ada 3 opsi Ibukota Republik Indonesia yakni BANGKA -- JOGJAKARTA -- JAKARTA .
Ditulis Oleh John Ganesha
Video : Sejarahwan Akhmad Elvian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H