Betapa sulitnya mengangkat konten positif ketika rasio kita lebih tertarik mencari konten negatif tentang anak. Cerita tentang Zahralia  penyanyi cilik Babel akan sulit terangkat jika rasio akal kita lebih bergairah membahas cerita anak pembullyan, anak pelaku, anak korban.
Setidaknya begitulah, saya menarik kesimpulan dari diskusi publik KPAD Babel yang berjudul " Refleksi 3 Tahun KPAD Bangka Belitung" dengan narasumber Ketua KPAI DR. Susanto MA kemarin. Sayapun menyaksikan sendiri bagaimana komisioner KPAD Yuli terlihat telah berusaha memasarkan penjualan album CD Zahralia kepada peserta dan pejabat yang hadir.
Menurut ku, Â KPAD bukan sedang berjualan, tetapi ia sedang melakukan aksi nyata wujud afirmatif action (upaya luar biasa) terhadap upaya mendukung kehadiran konten positif anak di Bangka Belitung dengan mewadahi ruang kreasi bagi artis cilik babel, Zahralia.Â
"Saya yakin ada banyak anak berprestasi di Babel, namun agak tenggelam -luput dalam pilihan rasio akal manusia modern."
Ditulis oleh : John Ganesha Siahaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H