Dalam kesempatan diskusi dengan Komisioner KPAD Bangka Belitung, terungkap bahwa lembaga perlindungan anak bentukan Undang-Undang dan diperkuat dengan Peraturan Daerah ini tidak mendapatkan dukungan anggaran yang mumpuni untuk melakukan pengawasan terhadap implementasi Perlindungan Anak. Meskipun Komisioner KPAD menitikberatkan permasalahan anggaran terletak pada jadual pencairan yang terlalu lama, akan tetapi Host John Ganesha di Acara Cerita Gawe Mereka tetap saja mensoroti ketiadaan anggaran sosialisasi Pengawasan Perlindungan Anak di kelembagaan KPAD sebagai bentuk  "Demisionerisasi" KPAD Bangka Belitung.
Padahal menurut catatan penelusuran kata kunci "Perlindungan Anak di Bangka Belitung" yang dilakukan oleh Tim Cerita Gawe Mereka, Lembaga KPAD BABEL berada pada posisi paling aktif dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Dicontohkan, ketika peristiwa Tragedi Kesalahan Transfusi Golongan Darah yang berujung pada meninggalnya Balita Syahrul, Penangkapan Predator Anak di Jakarta, Mediasi Pencegahan Pernikahan Dini, dan banyak kasus viral lainnya di Bangka Belitung, terdeteksi bahwa KPAD adalah elemen kunci yang menangani perkara berat tersebut.
Sejumlah 7 Pendekar KPAD BABEL itu menggadaikan kesejahteraan mereka, untuk memastikan kesejahteraan anak-anak bangka belitung. Inilah kesejahteraan yang terpenjara. Ungkap John Ganesha, Host Cerita Gawe Mereka.
Meski demikian, Komisioner KPAD mengatakan bahwa mereka tidak ingin mengeluh atas anggaran yang telah ada dan memilih fokus pada pembahasan program kerja mengatasi peningkatan jumlah kasus anak pelaku di Bangka Belitung yang telah terdaftar dalam rencana persidangan pengadilan negeri di wilayah bangka belitung.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H