Tempe, salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kedelai, telah dikenal sebagai sumber protein yang bergizi tinggi dan ramah lingkungan. Dalam era perubahan iklim dan meningkatnya permintaan protein, tempe menjadi alternatif yang menjanjikan untuk mendukung ketahanan pangan dan lingkungan. Dengan kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral yang tinggi, tempe dapat menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan dan murah dari sumber protein hewani.
Menurut penelitian, produksi hewan ternak menyebabkan dampak lingkungan yang signifikan, seperti emisi gas rumah kaca dan deforestasi. Sementara itu, produksi tempe jauh lebih ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan lahan dan air. Selain itu, tempe juga dapat menjadi sumber penghasilan bagi petani kecil dan pelaku usaha mikro.
Dengan demikian, peningkatan produksi dan konsumsi tempe dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan lingkungan di masa depan. Perlu dukungan dari pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat untuk memperkuat sektor tempe sebagai alternatif sumber protein yang berkelanjutan dan mempromosikan pola makan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Referensi:
- "Tempeh: A Moldy Soybean-Derived Delight" oleh Akua Addo, et al. di Journal of Food Science Education
- "Sustainability and the Soybean Food System" oleh H.T. Nguyen dan T.D. Keenan di SpringerLink
- "Promoting Sustainable Soybean Production and Utilization in Indonesia" oleh Hermanto Siregar, et al. di ResearchGate
- "Tempe in Indonesia: A Sustainable Protein Source" oleh A.R. Hardinsyah, et al. di SpringerLink
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI