Pertanian merupakan bagian penting dalam sejarah manusia. Bagaimana tidak pertanian mengubah hidup manusia yang dulu sebagai makhluk nomaden menjadi menetap. Hal ini membuat peradaban manusia sedikit demi sedikit menuju modernisasi. Bahkan sampai saat ini dunia masih penuh perhatian pada pertanian. Apalagi setelah mengalami perang Rusia Ukraina yang membuat dunia mulai mencoba mengembangkan pertanian yang mandiri di negeri masing-masing untuk kedaulatan pangan negara.Â
Dilansir dari Ecns.cn, Tiongkok mencoba memanfaatkan teknologi sebagai pengembangan pertanian salah satunya adalah stroberi. Bibit stroberi hijau muda subur dengan kontrol cahaya yang dipaparkan, suhu, dan kelembaban dengan teknologi sistem kontrol pada air dan nutrisi menggunakan smart farming. Hal ini diawasi oleh Xijinang Production and Condtruction Corps (XPCC) Divisi 12 Institut Pertanian.Â
Saat ini, lembaga tersebut telah mendirikan 6 basis demonstransi efisien tinggi untuk budidaya stroberi bebas virus dan telah ebih dari 70 varietas stroberi baru lokal maupun luar negeri  yang diperkenalkan untuk mencapai industrilisasi produk bibit stroberi bebas virus.
Hal ini menghasilkan keuntungan ekonomi tidak langsung sebesar 15 juta yuan atau sekitar 33 miliar rupiah per 0,067 ha. Keuntungan besar dapat dihasilkan karena produktivitas dan efisiensi yang tinggi bergantung pada kualitas bibit.
Hal ini tidak langsung puas dan divisi 12 institut pertanian tersebut terus meningkatkan penelitian, pengembanag, dan pengenalan teknologi pertanian.Â
Dari keberhasilan riset dan implementasi pada ekonomi negaranya semoga dapat menginspirasi lembaga penelitian terutama pada BRIN. Sehingga hasil riset tersebut dapat bermanfaat bagi teknologi pertanian untuk kedaulatan pangan nasional.
Semoga bermanfaat. Salam ketahanan pangan
