Ketahanan pangan adalah isu utama yang dialami oleh seluruh dunia. Bagaimana tidak, pangan adalah kebutuhan primer manusia bahkan dari ketiga kebutuhan primer tersebut pangan merupakan syarat pertama sebelum memenuhi kebutuhan primer lainnya.Â
Bisakah manusia dapat hidup tanpa pangan, untuk saat ini saya katakan tidak bisa. Mengapa untuk saat ini? Karena perkembangan zaman yang terus-menerus terjadi perubahan yang tidak tahu apa yang terjadi jadi mungkin saja suatu saat manusia berevolusi dengan bantu bioteknologi hidup tanpa pangan. Ini hanya angan-angan saja.
Kembali kepada isu ketahanan pangan, apa yang terjadi dengan ketahanan pangan dunia saat ini? Siapa yang tidak tahu dengan isu paling heboh di dunia saat ini. Isu itu adalah perang Rusia-Ukraina. Bagaimana tidak perang ini berdampak besar pada semua negara. Bahkan negara-negara Eropa semakin banyak yang krisis energi bahkan pangan.Â
Tidak hanya negara-negara Eropa, salah satu negara dengan ekonomi terbesar dan maju di Asia yaitu Jepang sedang dalam kondisi kekurangan pasokan pangan. Salah satu pasokan yang saat ini mengalami penurunan adalah gandum. Bagaimana tidak banyak makanan Jepang yang bersumber bahan baku gandum. Sebut saja ramen, soba, udon, dan masih banyak lagi.
Dilansir dari NHK World, negara Jepang saat ini mengalami dampak yang diakibatkan invasi Ukraina oleh Rusia. Negara Jepang yang merupakan negara yang ketergantungan impor dalam pangan sedang goyah dalam ketahanan pangan nasional. Bahkan pakan ternak mengalami kenaikan harga karena keterbatasan ketersediaan dalam negeri.Â
Petani lokal sedang mencoba beradaptasi dengan masalah ini dengan memproduksi pakan ternak sendiri daripada bergantung pada kiriman luar negeri yang sedang dalam ketidakpastian. Salah satu strateginya adalah pemanfaatan jagung yang diproduksi dalam negeri.
Pakan ternak Babi dari Jagung
Pada masa sulit ini, salah satu peternakan babi di Prefektur Miyagi, Jepang memanfaatkan jagung dan nasi yang ditanam di dalam negeri sebagai bahan baku pakan ternak. Ini merupakan sebuah langkah besar jika dilihat dari data bahwa 80% pakan ternak merupakan produk impor. Inilah menjadi sebuah bahan introspeksi bagi warga Jepang.
Usaha Budidaya Jagung tidak butuh banyak tenaga kerja
Jepang tidak seperti Indonesia yang negara agraris yang memiliki banyak petani. Jepang kekurangan dalam hal tenaga di pertanian. Dari permasalahan tersebut jagung merupakan salah satu solusi yang hanya membutuhkan tenaga kerja. Ditambah Jepang sangat mumpuni dalam teknologi. Bahkan para pakar dan teknis memberikan layanan konsultasi kepada petani-petani jagung secara grtis yang tidak dimiliki oleh Indonesia.Â