Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Opini] Kearifan Pangan Lokal Berpeluang Terancam dengan Adanya Proyek Food Estate

16 Februari 2023   14:12 Diperbarui: 17 Februari 2023   15:19 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proyek food estate dilansir dari kompas.com, dinilai hanya memenuhi kebutuhan pasar tanpa mempertimbangkan hak atas pangan dan gizi masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya keterlibatan masyarakat lokal tempat proyek itu dijalankan. Selain itu, proyek food estate telah mengancam kearifan pangan lokal dan memaksa untuk mengikuti sesuai dengan pasar global. Hal ini mengancam juga keberagaman budaya pangan menjadi monokultur.  Hal ini perlukah melanjutkan proyek food estate jika hanya memiliki dampak yang buruk pada masyarakat dan budaya Indonesia.

Food Estate atau Lumbung Pangan adalah sebuah konsep perkampungan industri yang mengembangkan produksi pangan yang terintegritas yang mencakup semua bidang agribisnis di lahan yang luas dengan basis ilmu pengetahuan dan teknologi, modal, organisasi, serta manajemen modern. Pembangunan food estate di berbagai negara berkembang dikuasai oleh investor negara-negara maju untuk mengamankan cadangan pangan di negeri asal. Namun juga, food estate dapat meningkatkan persaingan di pasar internasional. Food Estate pada dasarnya memiliki konsep untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan pendekatan pengembangan wilayah, pendekatan integrasi sektor dan sub sektor, pendekatan lingkungan berkelanjutan, dan pendekatan pemberdayaan masyarakat lokal. Semuanya bertujuan untuk kedaulatan pangan nasional.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber alam untuk memenuhi kebutuhan energi, pemeliharaan, pertumbuhan, kerja, dan pengganti jaringan tubuh yang rusak pada manusia maupun hewan ternak. Kebutuhan pangan setiap individu maupun masyarakat berbeda-beda tergantung pada tiga hal yaitu ketersediaan pangan, pola sosial budaya, dan faktor-faktor pribadi. Sedangkan ketersediaan pangan sangat berhubungan dengan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan modal produksi pangan. Selain itu teknik pengolahan lahan produksi pangan pun sangan memengaruhi seperti metode pertanian, perbaikan mutu lahan, rekayasa lahan, pola tanam, infrastruktur, bahan penunjang produksi, dan tenaga ahli. Dengan memenuhi kebutuhan pangan dan akses fisik maka terwujud kebutuhan pangan.

Kearifan Lokal adalah sebuah konsep kebijaksanaan pola pangan untuk membentuk budaya pangan lokal. Budaya pangan lokal menjadi sebuah ciri khas yang dimiliki oleh suku dan bangsa. Budaya pangan bahkan bisa berbeda setiap orang berdasarkan selera dan kebutuhan pangan. Seperti halnya budaya makan pizza di Italia, Keju di Skandinavia, Kentang di Irlandia, makanan laut di Jepang. Kearifan lokal pangan juga dapat menemukan dan mengindentifikasi sebuah masyarakat berdasarkan ilmu antropologi.

Berdasarkan pengertian food estate, pangan, dan kearifan lokal didapatkan bahwa food estate dapat memperkuat ketahanan nasional dan juga kearifan lokal pangan. Namun food estate yang investor yang berasal dari asing membuat dominasi yang tinggi dan juga ambisi pemerintah untuk meningkatkan ekspor membuat melupakan kebutuhan pangan nasional dan kearifan lokal. Selain itu, kasus ini minim melibatkan masyarakat lokal dinilai kegagalan dalam food estate. Meskipun begitu budaya sifatnya dinamis dan mengikuti perkembangan zaman dengan menerima budaya baik dan menolak budaya yang buruk. Dengan demikian, kami berharap pemerintah dapat membangun food estate yang memiliki kedaulatan pangan dengan mempertahankan kearifan lokal  dengan cara memperkenalkan dan memamerkan pangan lokal di pasar internasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun