Selaput langit mulai temaram di ufuk timur jauh
Gelapnya merayap meninggalkan semestaÂ
Aku berdiri menghadapi takdir hari ini
Tepat setelah ku usai tengadahkan doa dalam subuhkuÂ
Awan awan pagi mulai kentara beriringan di langit sana
Ditemani semerbak bau subuh bercampur rasa lapar kehidupan
Aduhai januari...
Cahayamu redup namun terasa panas di umurku saat ini
Adakah aku mengacuhkan kedatanganmu?Â
ingin rasanya ku ciumi kembali kaki ibu dan ayahku
mengharapkan sesuatu yang terasa belum hadir dalam hidupku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!