Sebelum Ramadhan pemerintah mengeluarkan aturan bahwa semua tempat hiburan malam dan lokalisasi diharuskan tutup selama bulan Ramadhan, dan yang melanggar akan dikenai sangsi. Saat itu pun masyarakat harap2 cemas. Akhirnya berita yang ditunggu-tunggu selama bulan ramadhan ini muncul juga. Beberapa hari ini berita mengenai FPI muncul dimana-mana. Baik dikoran2 lokal, koran nasional, media online maupun di televisi. Berita2 bentrok antara FPI vs masyarakat itu seakan-akan menjadi pelengkap dari intro berita sebelum ramadhan dulu ketika sebuah acara televisi membuka berita tentang FPI dengan bagus, yaitu peristiwa penyiraman air teh oleh Munarman ke wajah Prof. Tamrin. Banyak masyarakat yang gemas dengan ulah FPI ini dan media sangat pintar memanfaatkannya. Segala keburukan dan tingkah polah anarkis dari anggota FPI menjadi menu olahan media dan dihidangkan disetiap pemirsa dan pembacanya. Tak ada satu berita mengenai kebaikan FPI yang pernah diberitakan media, kecuali saya yang gak tau atau melewatkannya. Masyarakatpun semakin antipati terhadap FPI. Ketika pelanggaran-pelanggaran disekitar mereka, mereka cuek saja dan polisipun juga ikut cuek, membuat FPI turun tangan, tentu saja dengan cara2 FPI. Pelanggar hukum ditertipkan FPI dengan melanggar hukum dan masyarakatpun melawan FPI dengan melanggar hukum juga. Sedangkan kepolisian sebagai penegak hukum, yang seharusnya bertanggung jawab atas semua itu, seperti di film-film India selalu datang terlambat. Berita2 mengenai FPI akan semakin sempurna ketika pemerintah benar-benar membubarkan ormas itu, sebagaimana keinginan orang2 yang gerah dan merasa terancam dengan keberadaan FPI sumber foto : www.antaranews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H