Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Serial Pak Erte] Preman Kampung

5 November 2016   11:35 Diperbarui: 5 November 2016   11:48 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic.jakartanomali.blogspot.com

Mas Selamet mengkeret di pojok warung Indomienya. Sementara beberapa orang yang sedang menikmati kopi dan menyantap mie di warung , jadi pada pendiem saat Bewok dan Jangkung, duo preman kampung memasuki tempat itu.

Bewok sengaja menggebrak meja sambil menunjukkan deretan batu akik yang menghiasi jarinya. Sedangkan Jangkung langsung mengambil telur ayam rebus dan memasukkannya ke dalam mulut tanpa mengupas kulitnya terlebih dahulu.

"Busyet si Jangkung, dia kata debus ape. Makan telor kaga pake dikopek kulitnya" Kata Bewok saat melihat aksi temannya tersebut.

"Iya nih bang, tenggorokan gue jadi seret" Jawab Jangkung sambil merem melek.

Mas Selamet langsung membekap mulut, takut suara tawanya mencelat keluar. Bang Toyib yang lagi ngopi tak kuasa menahan gelinya dan mulai ketawa cekikikan.

Jangkung dan Bewok yang lagi mabok, langsung melotot ke arah bang Toyib yang sontak mingkem. Karena takut, bang Toyib pun akhirnya beringsut meninggalkan warung kopinya mas Slamet diikuti oleh pengunjung warung lainnya.

Tinggallah mas Slamet yang makin mengkeret karena ditinggal sendirian. Ditambah lagi Jangkung yang makin parah maboknya dan mulai mengacak-acak gorengan di atas meja.

"Waduh Jangkung, pegimana gue mau makan kalo gorengannya elu cemek-cemek begitu." Omel Bewok pada sohibnya.

Melihat yang dilakukan Jangkung, mas Slamet mulai memelas. "Bang tolong bang, itu gorengan kan buat dimakan. Jangan diremet-remet begitu dong!" Kata mas Slamet lirih.

"Ah, kagak usah takut. Gue bakalan bayar semuanya!" Bentak Bewok sambil menenggak minuman AO yang ada di atas meja.

Karena kelakuan preman-preman tersebut makin parah mas Slamet pun diam-diam keluar dari warungnya lewat pintu belakang dan bergegas menuju rumah pak Erte.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun