Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Pak Erte, Pengarang dan Pembohong

3 September 2016   20:55 Diperbarui: 4 September 2016   00:59 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Laruno.com

Sebenarnya, Pak Erte sudah merasa mumet mendengar keributan yang ditimbulkan oleh si Jupri dan si Boim. Saban malem kalau keduanya ngejeprok bareng di warung indominya Mas Selamet. Selalu saja terjadi perdebatan yang ujung-ujungnya Pak Erte jadi wasit, untuk menengahi  keduanya. Si Jupri keukeuh dengan pendapatnya;

"Pengarang itu adalah Pembohong yang menceritakan kebohongan dengan balutan kata-kata yang disusun sedemikian rupa"

"Eh, Pengarang itu orang yang menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk cerita. Makanya karya yang mereka buat disebut fiksi Boim nggak mau kalah.

"Itu kan bisa-bisanya pengarang. Karena pinter menyusun kalimat, makanya disebut Fiksi. Lagian, mana ada pengarang yang mau disebut pembohong. Terusnya lagi, apa bedanya dengan pembohong yang ngarang-ngarang cerita untuk menutupi kebohongannya. Kenapa pembohong nggak disebut pengarang? Kan sama-sama berimajinasi untuk bikin cerita"

"Tapi pengarang nggak menuntut orang percaya, apa ceritanya nyata atau tidak. Asal pembacanya mengerti dan menikmati, itu sudah cukup. Tapi pembohong bikin cerita agar orang percaya akan kebenaran ceritanya" Kata Boim sambil bersungut-sungut.

"Lha, Jadi apa bedanya Pengarang dengan Pembohong? Ujung-ujungnya kan sama ngarang cerita juga" Jupri nggak mau kalah.

Busyet, dah...!

"Selama gue jadi Erte, baru kali ini ketemu warga yang ribut masalah sepele begini. Sepele? Iya dong, ngapain juga ngurusin masalah begituan. Pengarang, ya pengarang. Pembohong, ya pembohong. Tapi masalahnya, keduanya Sama-sama ngarang cerita dengan tujuan masing-masing. Bahasa penyampaiannya aja yang beda. Jadi apa bedanya, yah?" Batin Pak Erte jadi tambah mumet. Hihihi...

Suatu malam, saat Pak Erte lagi asik mendengarkan siaran radio di rumahnya. Mas Selamet datang melapor. Katanya si jupri dan si Boim berantem di depan warung indominya. Keduanya saling tonjok dan nggak ada yang mau dipisahin.

Sebagai Erte, tentu  harus menyelesaikan masalah ini. Karena sudah kewajiban pejabat RT untuk menjaga kerukunan antar sesama warga. Jangan karena perbedaan pendapat, mereka jadi bermusuhan dan saling membenci. Ceileee...!

Diikuti Mas Selamet, Pak Erte buru-buru menuju ke tekapeh. Bener saja, si Boim dan si Jupri udah kayak atlet MMA yang ada di tipih. Keduanya masih saling gusel, saling piting dan saling lilit di jalanan. Persis uler, dah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun