🍁Seperti biasa gadis itu duduk di atas pasir putih yang lembab. Tangannya melakukan gerakan seperti orang yang sedang melukis. Dibuatnya sebuah garis lurus, yang memanjang dari kiri ke kanan.
Dipandanginya garis itu sebentar. Lalu kembali menggerakkan tangannya seperti membentuk setengah lingkaran, di atas garis lurus yang baru saja dibuatnya. Persis seperti senja yang saat ini ada di hadapannya. Ketika matahari tenggelam sebagian di garis cakrawala.🌅
Tapi gadis itu tidak dapat menghapus peselancar, yang meliuk-liuk di atas ombak. Juga anak-anak kecil yang berlari-lari dan bermain pasir di dekatnya. Serta orang-orang yang turut menikmati senja di pantai tersebut.
Setahun, setelah ditinggalkan kekasihnya. Gadis itu selalu datang ke pantai. Tidak sekedar melukis senja. Dia juga mengubur satu demi satu, semua kenangannya di pasir putih yang basah. Hingga tak ada lagi yang tersisa.💔
Gadis tersebut kembali menggerakkan tangannya. Dengan imajinasinya, dihapusnya satu persatu peselancar,🏄 dari senja yang dilukisnya. Dipandanginya sekali lagi, lalu mulai menghapus semua orang, yang ada di pantai itu dengan khayalnya.
Sekarang tinggallah siluet. Yang tersisa dari bias semburat merah matahari, yang menghilang di garis cakrawala.
Dia pun berdiri , lalu berjalan mendekati pantai. Angin datang membentur tubuhnya, seperti menahan langkahnya untuk tidak terus berjalan mendekati ombak, yang menggulung danmenghempas buih.
Tapi gadis itu tidak menggubrisnya. Dia sudah terlanjur jatuh cinta terhadap senja, yang selalu dilukisnya saat duduk di hamparan pasir yang basah.💟
Gadis itu terus berjalan. Membiarkan air membasahi kakinya, lutut, serta pinggangnya. Lambat laun ombak menyeretnya ke tengah, lalu benar-benar menelan seluruh tubuhnya.🌊
Gadis yang menyintai senja itu, pergi menyusul kekasihnya, yang tenggelam di garis cakrawala.🍃
Salam Sendu.