Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Banyak Anak, Banyak Cucian

27 Juni 2016   17:00 Diperbarui: 28 Juni 2016   16:50 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: friendshipcircle.org

Memiliki anak lebih dari satu merupakan hal yang luar biasa. Setiap bertemu bekas teman sekolah, atau rekan tempat bekerja selalu terselip pertanyaan ini, "Udah punya 'anak buah' berapa nih?" atau "Anak kamu ada berapa?" dan ketika dijawab, "Lima..." mereka langsung dengan sendirinya tertawa seperti tidak percaya "Hahaha, masak...?" atau "Ah, yang bener...?" lalu "Cowok atau cewek..?" Dan untuk menghindari pertanyaan berikutnya yang ditanya akan langsung nyeletuk dengan kalimat seperti ini; "Alhamdulillah, anak saya cowok semua dan ibunya yang paling cantik di rumah..." Hehehe....

Selalu ada pro dan kontra untuk membahas sebuah keluarga yang memiliki anak banyak. Tentang kesejahteraan keluarga, kualitas pendidikan si anak dan hal lainnya. Tapi saya lebih tertarik untuk membahas tentang rutinitas keseharian sebuah keluarga yang dikaruniai Lima orang anak dan kesemuanya adalah laki-laki.

Bangun Pagi
Anak pertama, sudah duduk di bangku SMA. Susahnya minta ampun kalau dibangunkan pagi-pagi. Karena itu sama ibunya dibangunkan terlebih dahulu, agar tidak terlambat tiba di sekolah. Anak Kedua dan ketiga duduk di bangku SMP, keduanya tidak susah kalau dibangunkan, begitu juga anak yang keempat yang masih SD. Anak yang kelima dibiarkan tidur pulas, karena masih kecil dan belum sekolah.

Masing-masing anak punya keunikan dan kebiasaan yang berbeda. Si Sulung yang paling susah dibangunkan, akan segera mandi dan berpakaian untuk kemudian bersiap-siap berangkat ke sekolah, jika sudah bangun dari tidurnya. Anak yang nomor dua, langsung masuk kamar mandi, pipis, dan menyalakan televisi. Anak ketiga bangun sebentar, kemudian tidur lagi. Anak keempat setelah bangun tidur akan langsung minta uang untuk membeli sarapan pagi. Anak kelima yang ikut terbangun, merengek minta susu dalam botol dan tidur lagi sambil 'mimik'.

Kamar Mandi
Selalu terjadi 'keributan' di area ini. Yang mandinya lama lah. Yang minta diambilkan handuk lah, atau sekadar berebut gayung jika yang satu memilih mandi di belakang rumah yang ada kran airnya, tempat di mana ibunya biasa mencuci pakaian. Air dalam bak yang terisi penuh mendadak habis dan yang mandi belakangan sudah pasti 'mandi gaya bebek'.

Berangkat Sekolah
Repotnya minta ampun, selain sekolahnya yang berbeda dan jalannya tidak searah. Anak-anak berebut minta diantar lebih dahulu agar tidak terlambat. Ujung-ujungnya, tetap saja salah satunya terlambat tiba di sekolah. kalau sudah begini, besoknya bangun lebih pagi dan saat tiba di sekolah gerbangnya masih terkunci. Hihihi....

Malam hari
Semua anggota berkumpul di ruang tamu sambil menonton siaran televisi. Selera yang berbeda sekali lagi memicu pertengkaran, apalagi kalau tidak ada yang mau mengalah. Yang satu mau nonton film anak-anak, yang lain mau melihat lanjutan cerita sinetron di saluran lainnya. Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Pada saat menjelang jamnya tidur, anak-anak akan saling bercerita tentang apa yang dialaminya di sekolah. Ada juga yang bercanda dan tertawa. Orang tua hanya mendengarkan dan sesekali memberikan petuah.

***

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki keturunan yang sangat banyak. Namun tentunya bukan asal banyak, tetapi berkualitas sehingga perlu dididik dengan baik supaya mengisi alam semesta ini dengan manusia yang shalih dan beriman. Perlu kerja keras bagi seorang bapak untuk menyejahterakan keluarganya. Perlu kesabaran luar biasa bagi seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Mungkin membatasi jumlah anak dipandang perlu jika ditinjau dari kesehatan ibu saat melahirkan dan ekonomi keluarga. Mungkin di lain pihak menganggap 'Banyak Anak Banyak rezeki' dan tak perlu membatasi jumlah anak, jika berdasarkan Firman Allah yang berbunyi;

"Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kalian" (QS. Al Isra'31).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun