"Nggak pake bentak-bentak, kenapa sih?" Jawab cowok itu pelan, tanpa mau beradu pandang.
Tasya berjalan mendekati cowok tersebut. Dirematnya selembar kertas yang sejak tadi berada di dalam genggamannya. Persis di depan wajah cowok tersebut, yang sudah menjejakkan kakinya ke tanah.
"Sekali lagi kamu mengirimkan puisi-puisi seperti ini. Kamu akan terima akibatnya" Ancam cewek tersebut, gusar.
Tasya tak perlu menunggu jawaban. Lalu berbalik menjauhi cowok tersebut, yang langsung memungut kertas yang tadi dilemparkan Tasya sebelum melangkah pergi.
*****
"Aneh!"
"Apanya yang aneh?"Â Tanya Tasya, setelah mendengar perkataan Ririn, barusan.
"Ya, aneh aja. Masak kamu ngga ngaruh sama sekali terhadap cowok seganteng Arya"
"Penyair gagal itu!"
"Penyair gagal? Aduh Tasya, nggak baca apa. Nih, dengerin ya..." Ririn lalu membacakan puisi yang ada di kertas dan sekarang dipegangnya.
"5 Watt Cintaku, Padamu..."