Mohon tunggu...
gandes safitri
gandes safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konferensi Asia-Afrika: Dinamika dan Relavansi bagi Politik Luar Negeri Indonesia di Era Global

30 April 2021   13:52 Diperbarui: 30 April 2021   14:23 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konferensi Asia Afrika (KAA) dibuka oleh Presiden Soekarno di Gedung Merdeka, Bandung pada tanggal 18 April 1955, sebagai forum dimana negara-negara di Asia dan Afrika bernasib sama dalam gerakan kemerdekaan. 

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Sekutu meraih kemenangan dan membentuk dua kelompok negara adidaya, yaitu kelompok Barat yang mengadopsi sistem kapitalis yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan kelompok Timur yang menganut ideologi komunis yang dipimpin oleh Uni Soviet. persekutuan. 

Perpecahan ini menciptakan masalah baru di belahan dunia lain, yang berujung pada Perang Dingin. Permasalahan saat itu adalah tentang pengembangan senjata nuklir oleh dua kelompok yang mengancam keamanan dunia. Karena masalah ini, negara-negara di Asia dan Afrika menderita akibat masalah yang ditimbulkan (Akbar, Subagyo dan Oktaviani, 2020).

KAA disponsori oleh lima negara: Myanmar (Myanmar), India, Indonesia, Pakistan dan Ceylon (Sri Lanka). Pertemuan tersebut melibatkan dua puluh empat (24) negara lain dari Asia dan Afrika dan berlangsung selama seminggu (KEMLU, 2020). 

Dalam KAA, ada tiga hal pokok yang perlu dibahas, yaitu kerja sama ekonomi, budaya, dan politik. Untuk bidang politik membahas masalah hak asasi manusia (HAM), penentuan nasib sendiri, perlucutan senjata dan masalah koeksistensi.

Penerapan KAA memiliki banyak kendala yang mendesak. Pertanyaan pertama tentang undangan Selain negara peserta yang sudah merdeka, apakah perwakilan gerakan nasionalis di negara yang belum merdeka akan diundang untuk mengikuti pertemuan tersebut. Kedua, apakah negara-negara merdeka yang tidak mau berpartisipasi dalam konferensi mengirimkan komentar. 

Setelah debat, diputuskan untuk mengundang negara-negara independen untuk berpartisipasi, dan posisi pengamat tidak akan diakui. Masalah rumit lainnya yang muncul adalah bahwa China, Pakistan, dan Sri Lanka masih meragukan potensi China untuk terlibat dalam kegiatan komunis internasional yang subversif, bahkan dianggap mengorbankan China. 

Setelah perdebatan panjang, akhirnya diputuskan untuk terus mengundang China.Selain itu, Indonesia akan memberikan penjelasan kepada negara-negara Arab dan meminta agar keberatan Pakistan diikutsertakan dalam Konferensi Bogor (Haryanto & Pasha, 2016). Terakhir, KAA mencapai kesepakatan dalam bentuk Komuniqu Final KAA yang berisi tentang Dasasila Bandung. 

Prinsip-prinsip ini dikenal sebagai Bandung Spirit di seluruh dunia, dan slogannya adalah untuk menegaskan bahwa negara-negara yang baru merdeka memiliki hak dan kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Cita-cita tersebut sejalan dengan Indonesia dan negara-negara lain di Asia dan Afrika. 

Bahkan sampai saat ini, setelah enam puluh enam tahun sejak berdirinya Konferensi Asia Afrika, Spirit Bandung masih mempengaruhi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika walaupun dengan konteks yang berbeda. Masalah saat ini semakin banyak perkembangandan dinamika global yang di dominasi oleh kepentingan ekonomi kapitalis, persaingan pasar bebas dan masalah keamanan di Asia Timur. 

Prinsip-prinsip kerjasama, kesetaraan, perdamaian dunia, dan penghormatan terhadap tatanan hukum internasional yang diusung olrh Spirit Bnadung merupakan simbol Bhineka Tunggal Ika bagi negara-negara berkembang terutama bagi negar-negara di kawasan Asia dan Afrika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun