Saya awali tulisan ini dari sebuah keprihatinan, memperingati Hari Pendidikan Nasional justru saya sendiri tidak bisa merasakan apa arti dari pendidikan itu sendiri. Kenapa ? Pendidikan yang membentuk cara berpikir logis, membentuk karakter dengan moral yang baik dan mendapatkan keahlian justru tidak saya dapat selama ini di pendidikan kita. Pengajaran kita intinya cuma satu yaitu menghapal tanpa kita ketahui bahwa kita tidak mempergunakan akal kita, data yang seharusnya diolah oleh akal hanya masuk ke bagian penyimpanan. Kita tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi, bagaimana pola berpikirnya, bagaimana realitasnya, dll. Coba saat ini siswa diberi soal essay menjelaskan bagaimana sebuah teori itu ada, pasti sulit karena kita sudah dibiasakan menghapal yang juga ditunjang oleh soal-soal pilihan ganda. Pemerintah juga seakan tidak mau "turun gunung" ke tengah-tengah bagaimana pendidikan kita berlangsung, padahal kalau melihat realitasnya pendidikan kita seakan jauh yang namanya mendidik. Guru hanya mengasih rumus dan siswa mencatat, Guru memberi tugas yang banyak dan siswa malas akhirnya copy paste dari internet, seakan siswa tidak berpikir hanya mencatat dan mencatat. Makanya jangan heran kalau menjelang ujian banyak siswa membuka catatan berisi rumus-rumus yang tidak dimengerti, yang penting hapal sudah cukup apalagi ujiannya pilihan ganda semakin ditekan bagaimana siswa harus bisa hapal tanpa mengerti bagaimana kerangka berpikirnya sehingga bisa menghasilkan rumus seperti itu. Seakan tidak mau repot, pemerintah secara instan mengeluarkan kebijakan kurikulum 2013. Bukti pendidikan kita semakin semrawut, bagaimana tidak ? arah kurikulum 2013 yang tidak jelas, guru dibuat bingung melakasanakan kurikulum tersebut karena SDM guru kita belum mumpuni untuk melaksanakannya, materi yang tidak jelas apa maksudnya, saya pernah membaca buku paket sosiologi yaitu materi yang seharusnya diajarkan kelas 12 sudah diajarkan kelas 10 ! tentu beban pikiran siswa semakin berat, banyak yang harus dihapal, tugas banyak apalagi guru belum siap mengajarkannya. Jadi untuk apa anggaran pendidikan kita kalau di sekolah-sekolah di pelosok desa masih minim akan sarana dan prasarana pendidikan ? apa hasil yang diperoleh dari pendidikan kita selama ini ? Justru kenapa anggaran tersebut tidak untk memperbaiki kualitas pendidikan kita seperti pelatihan guru-guru dan memperbaiki sarana pendidikan di Indonesia yang juga banyak dari kata layak ? Apa jangan-jangan hanya untuk pelaksanaan UN yang selama beberapa hari tanpa kita ketahui juga banyak kecurangan yang terjadi selama UN tersebut ? padahal kita tahu banyak nilai palsu yang muncul dan mirisnya itu sebagai acuan untuk kelulusan. Pintar hanya diukur dari nilai di atas kertas tanpa kita ketahui proses bagaimana nilai itu bisa terjadi, nilai seperti mencerminkan bagaimana kita tapi sebenarnya nilai itu bukan mencerminkan kita, bukan hasil kita. Jadi apa yang kita dapat dari pendidikan kita selama ini ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H