Mohon tunggu...
Thathit Puspaning Gegana
Thathit Puspaning Gegana Mohon Tunggu... lainnya -

Anak biasa yang sedang mengejar mimpi menjadi pribadi yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Opini Mengenai Acara TV Indonesia

6 Mei 2014   21:38 Diperbarui: 4 April 2017   17:28 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akhir-akhir ini kalau nonton TV tu rasanya bosan. Aku ga bisa menilai kalau tayangannya ga ada yang bagus, karena aku termasuk jarang nonton TV dengan seksama, jadi rasanya ga pantes memberikan penilaian.

Bisa jadi karena memang aku abroad-minded, ntahlah. Aku cuma semangat nonton acara Masha and the Bear, acara animasi Rusia tentang seorang anak yang usil sehingga dihindari oleh hewan-hewan lain, dan hanya seekor beruang yang mau bersabar menghadapi keusilannya.

Sebenarnya kalau diperhatikan, acara TV di Indonesia itu cukup beragam. Aku ga nonton semuanya dengan seksama, sih, tapi ada acara berita, animasi Indonesia, animasi luar negeri, sinetron, acara musik, acara kuis, acara masak, film, variety show, reality show, acara pengetahuan anak, acara komedi, dll. Tapi ya itu, biarpun acaranya beragam begitu, tetap saja tidak bisa menimbulkan keinginan untuk menontonnya. Ini sampai kapanpun cuma pendapat subyektif loh ya.. Soalnya ga semua acara TV ini aku tonton dengan seksama.

1. Acara Berita

Nonton acara berita itu seringnya jadi emosi. Berita tentang korupsi, bencana alam, politikus yang saling berperang pendapat dan saling menjatuhkan. Mendengarkan politikus yang cuma memutar-mutar yang ia sampaikan. Kemudian mendengarkan opini masyarakat yang ujung-ujungnya bicara "seharusnya pemerintah bla bla bla", "semoga pemerintah bla bla bla". Ntahlah, mungkin karena aku mulai ga percaya sama yang namanya pemerintah. Jadi males aja berharap pemerintah bisa terus memberikan solusi terbaik. Maksudku, coba bayangin kalo kamu jadi pemerintah donk. Ngurus bawahannya langsung sendiri belum tentu berhasil, gimana mau ngurus masyarakat yang banyak. Orang-orang di DPR sana banyak yang bawa kepentingan partai sih.

Ups, jadi melenceng kan.

2. Animasi Indonesia

Acara ini ga begitu banyak. Dan aku sebenarnya sangat setuju kalau acara seperti ini dikembangkan. Apalagi aku memang suka animasi. Tapi ya mungkin karena terlalu sering nonton animasi Jepang yang seiyu (pengisi suara)-nya berlevel dewa (ada tanteku yang bilang "lebay" sih), animasi Indonesia jadi berkesan datar begitu. Cara ngomongnya malah menurutku terlalu dibuat-buat, dan setiap karakter memiliki cara bicara yang sama.

Coba ada animasi Indonesia yang karakter-karakternya dari berbagai macam suku di Indonesia, dengan cara bicara (kalau bisa sekalian pengisi suaranya) mengikuti suku karakter tersebut. Indonesia dah punya banyak suku, kok. Jadi kan bisa sekalian ngajarin anak-anak tentang keberagaman di Indonesia. Apalagi di Indonesia anggapan kalau animasi itu untuk anak-anak masih kuat.

3. Animasi luar negeri

Kalau animasi luar negeri ini cukup banyak. Tapi ntah kenapa kesannya suka dipotong di tengah-tengah dengan iklan. Kaya yang kubilang tadi, masih banyak orang Indonesia yang menganggap animasi itu untuk anak-anak. Iklan yang sering muncul adalah iklan jajanan anak-anak. Ini juga perhitungan subyektif sih, tapi rasanya perbandingan acara TVnya dengan iklan itu 50:50. Jadi, kalau umumnya acara animasi ini berdurasi 30 menit. Ntah dengan memotong opening atau ending song-nya, memotong di tengah-tengah, ujung-ujungnya 15 menit adalah iklan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun