Mohon tunggu...
Thathit Puspaning Gegana
Thathit Puspaning Gegana Mohon Tunggu... lainnya -

Anak biasa yang sedang mengejar mimpi menjadi pribadi yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fenomena Wasei-Eigo dalam Bahasa Indonesia

12 Agustus 2014   21:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:43 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya tak sengaja melihat postingan teman saya yang membagikan situs ini,
http://www.businessinsider.com/20-english-phrases-only-used-in-japan-2014-8?IR=T&
yang berisi tentang 20 wasei-eigo, atau menurut situs yang sama, adalah kata serapan dari bahasa Inggris yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam bahasa Jepang, yang membuat penutur asli bahasa asing berkerut kening karena kata-kata tersebut tidak lazim digunakan di daerah asalnya. (wa=Jepang, sei=buatan, ei=Inggris, go=bahasa)

Hal yang saya pikirkan setelah membaca situs tersebut adalah,

(1) Ada tidak fenomena seperti ini di Indonesia? Setelah saya coba berpikir lebih keras lagi, ternyata ada! Saya ingat pernah membaca tulisan kompasioner Gustaaf Kusno, yaitu "Gara-gara Prabowo Banyak Orang "il-fil"" yang berisi tentang kata "il-fil" yang berasal dari kata "ill-feel" yang sering dianggap sebagai kata yang lazim digunakan dalam bahasa Inggris. Lalu, tentang penggunaan kata "quick count" dan "real count", yang saya lupa baca di postingan siapa (sungkem mohon maaf sama penulisnya).

Ada juga teman saya yang memberikan contoh seperti,


  • "makam" yang berarti "kuburan" dalam bahasa Indonesia, tetapi hanya berarti "tempat" dalam bahasa Arab
  • "sempak" yang berarti "celana dalam" dalam bahasa Indonesia, tetapi sebenarnya berarti "celana untuk renang" dalam bahasa Belanda
  • "verboeden" yang berarti "jalan searah" atau "dilarang masuk" dalam bahasa Indonesia, tetapi sebenarnya berarti lebih luas yaitu "dilarang" dalam bahasa Belanda. (untuk kata "verboeden" ini, sepertinya sudah agak jarang dipakai katanya. Saya juga baru pertama kali dengar tentang kata ini dalam bahasa Indonesia)


(2) Salah satu dari 20 wasei-eigo di atas adalah kata "free-size". Saya cukup kaget karena saya merasa sering menemukan kata-kata ini digunakan di Indonesia. Jika memang bukan hanya saya yang merasa demikian, dengan kata lain kata "free-size" memang sudah lazim digunakan di Indonesia, apakah kata ini diserap bukan dari bahasa Inggris, tetapi wasei-eigo?

Ntahlah.. Tapi yang pasti, fenomena seperti inilah yang membuat bahasa itu unik dan selalu berkembang. Btw, fenomena seperti wasei-eigo ini sudah ada namanya dalam bahasa Indonesia? Kalau belum, enaknya diberi nama apa, yaa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun