[caption id="" align="aligncenter" width="596" caption="Crayon Shinchan. sumber: m4zone.blogspot.com"][/caption] Crayon Shinchan atau yang biasa dikenal dengan Shinchan saja, merupakan judul anime yang diangkat dari manga berjudul sama karya Yoshito Usui. Anime yang berisi keseharian anak bernama Shinnosuke Nohara, yang biasa dipanggil Shinchan, yang hobi melontarkan joke-joke dewasa walaupun ia masih berusia 5 tahun. Kegemarannya akan gadis-gadis muda dan cantik terutama mereka yang berusia di atas 17 tahun, serta jalan pikiran yang tidak seperti anak kecil pada umumnya sering membuat orang-orang memandang bahwa Shinchan bukanlah tontonan yang bagus, apalagi untuk anak-anak. [caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Shinchan dkk. sumber: http://m4zone.blogspot.com/2012/05/biografi-dan-sejarah-sinchan.html"]
[/caption] Saya sendiri mulai menonton Shinchan sejak SD, dan langsung jatuh cinta dengan karakter dan suaranya yang tidak biasa. Kenakalan-kenakalan Shinchan yang ditayangkan tersebut justru membuat saya merasa bahwa acara tersebut adalah acara yang menarik, yang membuat saya berusaha untuk bangun pagi di hari minggu demi menonton acara itu. Seingat saya sebelum Shinchan ada Doraemon dan Sailor Moon. Saya saat itu lebih suka Sailor Moon karena memang saat kecil saya mudah terkagum-kagum dengan karakter pahlawan (saya juga sangat menggemari Power Rangers, Beetle Borg, dan tokusatsu Amerika lainnya yang ditayangkan pada saat itu), dan saya suka sekali dengan karakter gadis-gadis berambut panjang. (Rambut saya tipis sejak kecil jadi seringnya rambut pendek dan membuat saya sangat mengidamkan rambut panjang. Hehehe) Dan dengan kesukaan itulah, saya lebih menggemari Sailor Moon daripada Doraemon karena saya tidak suka dengan karakter Nobita yang cengeng. Seiring bertambahnya usia, saya kemudian menyadari bahwa dua anime yang saya gemari sejak kecil dan membuat saya menekuni bahasa dan budaya Jepang, sebenarnya masuk ke dalam kategori anime dewasa. Kalau dipikir-pikir lagi, benar juga. Adegan hampir telanjang Usagi Tsukino dkk saat berubah menjadi Sailor Moon dkk saat itu ditayangkan tanpa sensor. Kemudian Shinchan yang sering memamerkan kemaluannya yang sudah dia gambari dan dia sebut dengan "gajah kecil", atau saat Shinchan bergoyang-goyang dengan gemulai sambil melorotkan setengah celananya sehingga menampakkan pantatnya. Ada juga Shinchan yang memamerkan pantatnya sambil berlari-lari dan meneriakkan "ketsu dake seijin!" atau yang jika diterjemahkan langsung menjadi, "alien yang cuma pantat saja" (rada maksa. tapi emang itu artinya). Oleh karena itu, Shinchan di Jepang ditayangkan pada hari Jumat jam 7 malam. Jam tersebut termasuk dalam golden time, waktu saat orang Jepang sudah banyak menyetel TV, sehingga anak-anak yang menonton Shinchan tetap berada di bawah pengawasan orangtuanya. Saya sampai sekarang tetap merasa tingkah laku Shinchan yang demikian merupakan tingkah anak-anak 5 tahun yang lucu. Namun, memang banyak orang lain, termasuk orang Jepang sendiri, yang kemudian merasa saya termasuk orang aneh saat mengatakan pada mereka bahwa Shinchan merupakan salah satu anime favorit saya. "Anak mesum gitu, di mana lucunya?" merupakan salah satu komentar yang sering saya dapat saat saya mengatakan bahwa saya merasa Shinchan menggemaskan. Yah, setiap orang boleh berpendapat, bukan? Lagipula, belakangan ini saya menyadari bahwa keunikan karakter Shinchan-lah yang mungkin menjadi magnet terkuat yang menarik saya ke pada anime ini. Alis yang besar dengan mata bulat, bentuk wajah yang khas. Dan satu lagi, suaranya! Versi anime yang ditayangkan di Indonesia sudah diterjemahkan dan suara Shinchan diisi oleh Ony Syahrial, bintang yang saat itu juga tenar karena perannya sebagai Ucil, tuyul yang tak mau mencuri di serial Tuyul dan Mbak Yul. [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Ony Syahrial. sumber: http://cob4klik.blogspot.com/2014/01/inilah-pengisi-suara-shinchan.html"]


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI