Mohon tunggu...
Gabriel sammy
Gabriel sammy Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya pelajar saya memiliki kegemaran untuk membagikan pikiran saya lewat tulisan di media cetak

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Memahami Generasi Alpha dari Sisi yang Lain

3 Oktober 2024   21:54 Diperbarui: 4 Oktober 2024   06:29 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Alpha merujuk pada kelompok individu yang lahir dari tahun 2010 hingga 2024, mengikuti Generasi Z. Sebagai generasi pertama yang sepenuhnya tenggelam dalam teknologi sejak lahir, Generasi Alpha dicirikan oleh gaya komunikasi dan tren bahasa mereka yang unik yang dibentuk oleh interaksi digital. 

Dengan ponsel pintar, tablet, dan platform media sosial di ujung jari mereka, para individu muda ini mengembangkan identitas linguistik yang berbeda yang memadukan bahasa tradisional dengan bahasa gaul inovatif, emoji, dan singkatan yang umum digunakan dalam percakapan SMS dan daring.

Salah satu ciri khas bahasa Generasi Alpha adalah penggunaan bahasa gaul digital mereka, yang sering kali berkembang pesat. Istilah seperti "Rizz" (menjadi keren), "brainrot" (istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan kata-kata internet yang tidak bermakna), "yapping" (omong kosong), dan "sigma" (  Menunjukkan tipe individu yang mandiri dan tidak tergantung pada norma sosial) telah menjadi umum dalam kosakata sehari-hari mereka. 

Selain itu, emoji dan GIF memainkan peran penting dalam komunikasi mereka, yang memungkinkan mereka mengekspresikan emosi dan ide secara ringkas. Ketergantungan pada bahasa visual ini mencerminkan pergeseran ke arah bentuk ekspresi yang lebih kreatif, di mana gambar dan simbol sering kali menyampaikan pesan yang mungkin tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata saja.

Selain itu, Generasi Alpha semakin dipengaruhi oleh sifat global internet, yang membuat mereka terpapar pada beragam budaya dan bahasa. Akibatnya, mereka mungkin mengadopsi frasa dan istilah dari berbagai bahasa dan subkultur, yang selanjutnya memperkaya kosakata mereka. Misalnya, istilah dari permainan, seperti "sheesh" (seperti oh my god) atau "low vibrational" (memiliki aura negatif), sering kali muncul dalam percakapan sehari-hari. Perpaduan bahasa dan referensi budaya ini menunjukkan kemampuan beradaptasi dan keinginan mereka untuk terhubung dengan teman sebaya dari berbagai latar belakang.

Memahami bahasa Generasi Alpha sangat penting untuk menjembatani kesenjangan antara mereka dan generasi yang lebih tua. Saat mereka tumbuh dan mengembangkan identitas mereka, istilah dan gaya komunikasi yang mereka ciptakan kemungkinan akan membentuk percakapan dan tren masyarakat. 

Mengenali evolusi ini tidak hanya membantu dalam membina komunikasi yang lebih baik tetapi juga menyoroti pentingnya merangkul perubahan dan inovasi dalam bahasa sebagai cerminan zaman yang kita jalani. Sebagai remaja saat ini, menyadari perubahan ini memungkinkan Anda untuk menavigasi interaksi sosial dengan lebih efektif dan menghargai kontribusi linguistik unik dari generasi Anda.

FREEPIK Pikisuperstar 
FREEPIK Pikisuperstar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun