Sebanyak 37 orang juru ukur telah dicetak oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pencetakan tenaga kompeten dalam melaksanakan kegiatan tata batas kawasan hutan tersebut dilaksanakan melalui pelatihan, sebagai salah satu jalur pengembangan kompetensi. Pelatihan Pengukuran dan Pemetaan Batas Kawasan Hutan, namanya.
Juru ukur handal yang dibentuk tersebut berasal dari institusi Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKHTL) yang tersebar pada 22 provinsi di Indonesia, serta dari Direktorat Pengukuhan- Ditjen PKTL. Pelatihan diselenggarakan atas kerjasama Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, sebagai sumber pendanaan dan kebutuhan peserta, Â Pusat Diklat SDM LHK yang memiliki otoritas pengembangan kompetensi sebagai pelaksananya.
Ketua Tim Kerja Pelatihan Teknis -Pusat Diklat SD LHK-Esi Fajriani, S.Hut., M.Si. melaporkan bahwa pelatihan dilaksanakan selama 9 hari dengan jumlah 60 jam pelatihan. Blended learning (pembelajaran kombinasi) adalah metode yang diterapkan dalam pelaksanaan. Sebagian materi dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) atau dikenal juga online. Sebagian lainnya, khususnya melatih ranah keterampilan, dilakukan secara luring (luar jaringan) atau dikenal pula offline. Kelas daring dilaksanakan pada Learning Management System (LMS) KLHK 14 sampai 17 Maret, sementara fase luring dilaksanakan di kampus Pusat Diklat SDM LHK di Bogor pada 20 hingga 23 Maret 2023. Praktek lapangan dilakukan di sekitar kampus dan di wilayah Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BTNGGP), di Cibodas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Selasa, 21 Maret lalu.
Pengajar pada pelatihan ini adalah integrasi dari Widyaiswara di Pusat Diklat, di Balai Pelatihan LHK, narasumber dari Ditjen PKTL, serta tutor praktisi dari BPKHTL yang telah mengikuti Training of Trainier (ToT).
Rusdi, S.Hut, perwakilan peserta menyatakan kesan bahwa pelatihan ini, merasa bangga dengan waktu yang singkat ini mendapatkan bekal ilmu pengukuran dan pemetaan untuk diaplikasikan di lapangan. Pesan kepada kawan-kawan adalah agar selalu terus belajar seraya mengaplikasikan ilmu praktis di tempat kerja. "Kami siap jadi juru ukur", kata Rusdi.
Menurut Kepala Pusat Diklat SDM LHK - Dr. Ir. Kusdamayanti, M.Si, pelatihan ini bertujuan untuk mencetak tenaga teknis / lapangan yang kompeten dalam melakukan pengukuran dan pemetaan batas kawasan hutan, dalam rangka melaksanakan kegiatan tata batas dan memenuhi target capaian kegiatan penetapan kawasan hutan di Indonesia.
Lebih lanjut Kapusdiklat mengatakaan bahwa peserta dilatih menggunakan teknologi Global Navigation Satelite System (GNSS) yang dipandang dapat memenuhi kebutuhan teknis kegiatan pengukuran dan pemetaan kawasan hutan karena dapat dilaksanakan relatif lebih cepat dibanding teknologi lainnya.
Hadir dalam penutupan pelatihan Pengukuran dan Pemetaan Batas Kawasan Hutan ini pejabat yang mewakilii Setditjen PKTL-Bu Tety Nurmaina.