Membaca tanpa menuliskannya hanya seperti sekilas info
Mengerjakan profesi harian adalah aktivitas untuk melahirkan karya literasi
Saat ini, bukan sebaliknya berliterasi sebagai profesi andalan
Namun filsafat adalah suatu disiplin yang menjadi standing Martin Suryajaya
Podcast, youtube, adalah cara untuk mengenalkan disiplin kita kepada berbagai kelas audience.Â
Mampir juga ke channel youtube: martin sanjaya filsafat
Mengingat konsumen youtube kebanyakan usia muda, bahkan usia 9 tahun. Jadi pembahasaan yang berbeda ketika berliterasi atau menuliskannya dalam buku. Sekali lagi youtube juga bukan andalan untuk mendapatkan moneitisasi, karena pasti akan kalah dari Atta Halilintar dan insan bintang lainnya.
Seorang Martin mengatakan perlu disiplin waktu jika akan menyelesaikan suatu buku. Dari Bangun tidur hingga waktu makan siang Martin membiasakan menuliskan buku. Kemudian istirahat dan aktivitas lain. Sebelum tidur biasakan membaca dan mengonsep ide kembali untuk dituliskan keesokan harinya. Dengan cara ini Martin bisa menyelesaikan satu buku dalam 3 bulanan. Tanpa disiplin seperti itu biasanya akan lama.
Memahami suatu buku, menurut Martin tidak harus membaca detil semua dulu. Pelajari dulu strukturnya yakni, selain dari daftar ini, dengan membaca cepat pesan-pesan yang disampaikan oleh penulisnya. Baru ketika diperlukan untuk pendalaman maka dibaca detil (deep reading) pada topik yang akan didalami.
Kebiasaan Martin menulis dan kritis ini dimulai sejak kecil. Ketika ada bacaan yang membuat penasaran Martin bertanya dan berdiskusi dengan ayahnya. Saat masih dibangku sekolah Martin juga berani mendebat Kepala Sekola, bahkan kemudian demo mogok sekolah sebagai bentuk protes terhadap kebijakan kepala sekolah. Ini adalah kebiasaan Martin yang mengukir jalan literasi hingga sekarang. Kritis, selalu bertanya mengapa, dan berani menyampaikan sejara blak-blakan. Tidak hanya itu saja, level Gunawan Muhamad tokoh besar juga pernah didebat oleh seorang Martin. Menurut Martin itu adalah alamiah saja mempertanyakan. Dan Martin yakin, dan memang benar, seorang Gunawan Muhamad juga senang berdebat meladeni Martin. Mungkin ini juga kebiasaan Gunawan Muhamad ketika muda dulu. Jadi semacam nostalgia ketika dapat diskusi dengan anak muda seperti Martin.