Mohon tunggu...
gamin gessa
gamin gessa Mohon Tunggu... Human Resources - Manusia pembelajar, sahabat alam, dari kampung untuk negeri

Pegiat keselarasan kehidupan lingkungan dan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Produktiflah, Berkaryalah: Catatan dari Buku "Halilintar The Father"

6 Februari 2021   06:24 Diperbarui: 6 Februari 2021   06:52 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan hanya menjadi konsumen, tapi juga jadi produsen. Jangan hanya membeli tapi juga berdagang. Jangan hanya main game tapi juga buat game. Jangan hanya nonton youtube tapi bikin youtube". Ini catatan penting yang saya dapatkan dari buku "Halilintar The Father".

Ayah dari 11 anak, yang semuanya youtuber ini, tentu membuat penasaran banyak pihak. Ada rekan penulis yang juga ingin tahu cara mendidik dan  mengelola keluarganya, sementara beberapa orang dengan dua anak saja sepertinya banyak masa-masa tidak klop keinginannya. 

Seperti apa sosoknya? Bagaimana cara mendidik anak-anaknya yang 11 itu? Kita dengar bahwa semua anaknya memiliki kegiatan produktif sesuai bakat masing-masing. Dengannya kemudian digunakan untuk melayani kebutuhan semua anggota keluarga, dan orang lain.

Jika lebih suka cerita ini melalui video dapat akses ke: 
Tentu pembaca pernah dengan nama @genhalilintar. Ternyata @genhalilitar adalah gabungan nama Gen-Lenggogeni Faruk, istrinya Halilintar, dan Halilintar, sang suami. Awalnya penulis mengira bahwa gen halilintar bermakna gen atau keturunan Halilintar. Eh, ternyata salah. Baru mengetahhui setelah membaca buku ini.

Halilintar berasal dari Dumai-Provinsi Riau. The Father ini adalah putra dari Bapak Asmid, seorang pegawai PT Kaltex suatu perusahaan perminakan. Diberi nama Jalilintar karena saat lahir diiringi gelegar suara halilintar. Gen juga berasal dari Dumai dan orang tuanya juga pegawai Kaltex. 

Mereka bertemu di Universitas Indonesia saat sama-sama berstatus mahasiswa yang mendapat beasiswa dari Kaltex. Halilitar kuliah pada jurusan teknik elektro, sementara Gen bidang ekonomi. Namun justru yang jago bisnis sejak mahasiswa adalah Halilintar.

Gen, sang penulis buku ini, menggambarkan bahwa hidup seorang Halilintar bagaikan sebuah film. Durasi filmnya adalah 63 tahun sebagaimana rata-rata umur manusia sebagaimana umat Muhammad SAW yang berumur 63 tahun. Dalam satu film tersebut dibagi 3 (tiga) babak yang masing-masing 21 tahun. 

Dalam tiap babak dibagi menjadi tiga episode yang masing-masing 7 (tujuh) tahun. Babak pertama dapat dikatakan babak persiapan. Babak kedua adalah babak penentuan arah, keputusan, berkeluarga dan dikaruniai 11 anak. Bapak ketiga adalah babak puncak. 

Pada babak pertama episode 1, yakni usia 7 sampai 12 tahun adalah masa dilayani. Pada usia ini semua kebutuhan mulai bangun tidur hingga tidur lagi masih dilayani orang tua. Episode 2, usia 7 sampai 14 tahun adalah episode melayani. Pada usia ini Halilintar diajari melayani, diajari mengambvilkan sesuatu untuk orang tua, dan diajari memahami pekerjaan. Episode 14 sampai 21 tahun adalah teman diskusi dan melajar mandiri.

Memasuk babak kedua, yakni menginjak umur 21 tahun, Halilintar diberikan kebebasan. Kekuasaan untuk membuat keputusan dan bertindak dialami pada usia ini. Halilintar menjadi decicion maker apa yang harus dilakoninya sendiri. Kesuksesan dan ujian tak dapat dipisahkan pada episde ini. 

Babak ketiga, melampaui usia 40 tahun, adalah babak puncak. Bersama istri dan 11 anaknya Halilintar berintrospeksi diri, evaluasi, menyusun barisan, memohon ampunan dan panduan kepada Tuhan untuk memahami geliat zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun