Mohon tunggu...
Amir Hmzh
Amir Hmzh Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pascasarjana

🌟 Mahasiswa Pascasarjana | Peneliti | Pecinta Literasi Halo! Saya Amir Hamzah, seorang mahasiswa pascasarjana yang sedang mendalami Pendidikan Agama Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya. Dengan semangat untuk mengeksplorasi pengetahuan dan berbagi ide, saya aktif menulis tentang pendidikan, teknologi, budaya, atau isu sosial Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan menginspirasi pembaca untuk berpikir kritis. Selain menulis, saya juga senang berdiskusi dan bertukar pikiran dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Mari kita bersama-sama menjelajahi dunia pengetahuan! 📚 "Belajar adalah kunci untuk membuka pintu masa depan."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gamifikasi dalam, Pendidikan: Membuat Belajar Jadi Lebih Menyenangkan di Era 4.0

10 Desember 2024   21:42 Diperbarui: 10 Desember 2024   21:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: acerid.com/kredit photo)

Bagi sebagian orang, istilah "gamifikasi" mungkin terdengar baru dan belum familiar. Lalu, apa sebenarnya gamifikasi dan bagaimana pengaruhnya dalam dunia pendidikan? Gamifikasi merujuk pada penerapan elemen-elemen permainan ke dalam aktivitas di luar permainan, dengan tujuan meningkatkan motivasi, partisipasi, dan keterlibatan pengguna. Konsep ini telah digunakan di berbagai bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, dan bisnis, untuk menjadikan kegiatan sehari-hari lebih menarik dan interact Gamifikasi melibatkan penerapan elemen permainan, seperti poin, lencana, tantangan, dan hadiah, ke dalam aktivitas di luar permainan untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan pengguna. Pendekatan ini memanfaatkan unsur kesenangan dalam permainan untuk mendorong perubahan perilaku dalam kehidupan nyata.

Dalam dunia pendidikan, gamifikasi diterapkan untuk mendorong motivasi dan meningkatkan partisipasi siswa dengan mengintegrasikan elemen-elemen permainan ke dalam proses pembelajaran. Fitur seperti poin, papan peringkat, dan level sering dimanfaatkan dalam platform e-learning untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik. Pendekatan ini digunakan di berbagai tingkat pendidikan, bidang studi, dan lingkungan belajar, dengan banyak penelitian menunjukkan dampak positifnya serta potensinya dalam mengatasi berbagai tantangan dalam pendidikan.

Contoh Gamifikasi dalam Pendidikan antara lain sebagai berikut:

  • Google Classroom atau Edmodo: Guru memberikan penghargaan berupa badge digital kepada siswa yang menyelesaikan tugas atau mencapai target tertentu, memberikan motivasi tambahan.
  • Duolingo: Aplikasi belajar bahasa yang menggunakan poin, level, dan streak untuk menjaga motivasi pengguna. Pengguna merasa terdorong untuk belajar secara konsisten berkat tantangan harian dan penghargaan virtual.
  • Kahoot!: Digunakan di ruang kelas untuk membuat pembelajaran lebih interaktif. Guru dapat membuat kuis berbasis pelajaran, sementara siswa berkompetisi dalam waktu nyata untuk mendapatkan skor tertinggi.
  • Quizizz: Platform pembelajaran berbasis kuis yang memungkinkan siswa belajar dalam format yang menyenangkan, dilengkapi elemen seperti peringkat, waktu, dan umpan balik langsung, dan masih banyak lagi.

Penerapan gamifikasi dalam pembelajaran di era modern membawa banyak manfaat, memungkinkan peserta didik memanfaatkan gadget mereka untuk belajar secara fleksibel kapan pun dan di mana pun. Proses belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan, menjadikannya lebih relevan dengan kebutuhan masa kini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun