[caption caption="bungkus rokok"][/caption]Hobi mengoleksi bungkus rokok memang bagi kebanyakan orang merupakan hobi yang terasa aneh, tetapi nyatanya, ada saja yang menggelutinya. Hal ini sebenarnya wajar, Karena bungkus rokok punya keunikan tersendiri, terlebih beberapa tahun ke belakang ketika belum ada gambar peringatan yang menyeramkan. Maka tak mengherankan jika dalam beberapa tahun ke depan bungkus rokok lawas, terlebih yang punya nama unik dan tak lazim akan menjadi langka dan banyak diburu oleh para kolektor.
Pandu Djajanto, sang kolektor Bungkus Rokok
Nah, salah satu dari sekian banyak kolektor adalah Pandu Djajanto. Tak tanggung-tanggung, Pandu yang mantan Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Perencanaan Strategis ini sudah mempunyai kebiasaan mengoleksi bungkus rokok sejak tahun 1988. Dia mencari bungkus rokok yang dikoleksinya tanpa pernah membuka isinya. Untuk menjalankan hobinya, tentu ia butuh perjuangan yang tidak ringan, Ia harus mengorbankan waktu, tenaga, dan uang tentunya, untuk memenuhi hasrat kolektornya. Pandu Djajanto kerap harus mencuri waktu untuk berburu di kios-kios rokok di sela-sela kesibukannya.
[caption caption="bungkus rokok"]
Seperti pernah diulas berbagai media, di ruang kerjanya pada 2013, terdapat lima rak yang memajang 83 koleksi bungkus rokok dari berbagai merek. Tak hanya merek terkenal seperti Djarum, Gudang Garam, dan Sampoerna, tetapi juga berbagai merek rokok dari industri kecil dengan nama yang aneh-aneh.
[caption caption="rokok"]
Berkat ketekunannya itu, pernah salah satu koleksinya yang bermerek Retjo Pentung yang ia beli pada tahun 1990 seharga Rp 5.800 ditawar oleh kolektor lainnya seharga lima juta rupiah. Tetapi tawaran tersebut ia tolak, karena pabrik rokok yang memproduksi rokok tersebut telah tutup.
Foto oleh : Eko Susanto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H