Mohon tunggu...
Gamal Albinsaid
Gamal Albinsaid Mohon Tunggu... -

Dokter Muda,Kordi Asia Tenggara ISECN,Presiden IMyouth,Hub Luar Negeri MITI,Kadept HRD Bulan Sabit Merah Indonesia,Survey dan Kebijakan Publik HASTA,Researcher.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Percaya Motivator!

9 Januari 2013   12:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:20 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jangan percaya motivator!

Oleh :

Gamal Albinsaid



Bagiku realitas sering kali lebih jujur daripada kata-kata motivasi. Sering kali motivator mengatakan Nothing is Impossible for God, memang benar, Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, tapi banyak yang tidak mungkin bagi manusia seperti kita.

Ketika memberikan materi, saya pernah bertanya, “Jika kamu berusaha lalu gagal, apa yang akan kamu lakukan?” peserta menjawab “Coba lagi, pantang menyerah”,  lalu saya tanya lagi “kalo masih gagal?” peserta itu menjawab “Coba lagi”, “klo masih gagal?”, “Coba lagi”, pertanyaan terakhir saya “sampai kapan?”

Apakah kamu akan bilang jangan menyerah sampai titik darah penghabisan. Lalu jika seseorang yang meyakini sesuatu yang salah, memiliki pikiran yang sama dengan kamu untuk bertahan pada jalan kesalahan yang dipilih, bukankan dia akan tetap dalam jalan kesalahannya. Pada titik tertentu kita harus periksa, apakah kita sudah di jalan yang tepat?

Untuk mengetahuinya saya sarankan anda menggunakan senjata MPS, Meaning, Pleasure, dan Strength. Pertama Strength, apakah itu bidang keahlian kita? Apakah itu kelebihan kita? Bisa jadi kita menggeluti sebuah bidang yang bermakna dan kita sukai, tetapi ternyata itu bukan bidang kita. Kita ahli bidang ekonomi, tapi menggeluti bidang pertanian.

Kedua, Pleasure, apakah ini bidang yang kita sukai. Coba lihat pemain bola, mereka seperti libur 365 hari dalam setahun, karena sewaktu mereka bekerja, ia sedang menjalankan hobinya. Dan yang ketiga, meaning, bisa jadi sesuatu itu kita sukai, itu keahlian kita, tapi ternyata itu tidak bermankna dan tidak mensejahterahkan kita. Misalnya anda ahli bermain game, anda suka bermain game, tapi apakah bermain game mampu mensejaterakan masa depan anda?

Jika anda gagal memperjuangkan sesuatu anda harusa BERUSAHA, jika masih gagal, mungkin anda harus BERDOA. Jika masih gagal saya sarankan anda BERCERMIN.

Mulai saat ini jangan dengarkan kata-kata motivator, yang paling penting adalah buatlah kejutan-kejutan dalam hidupmu. Jika biasanya IP anda pas-pasan, Buktikan anda mampu berprestasi, jika biasanya anda jarang shalat subuh di masjid mulai sekarang sering-seringlah shalat subuh di masjid.

Buatlah kejutan-kejutan dalam hidup ini, mungkin ibu anda, sedang menunggu anak yang ia cintai membuat kejutan – kejutan hidup. Buktikan anda itu orang yang harganya mahal, bukan orang yang harganya murah seperti yang orang-orang sangka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun