[caption id="attachment_334194" align="alignnone" width="368" caption="aksi anarkisme mahasiswa berujung pembakaran motor di jl. Sultan Alauddin"][/caption]
Makassar (8/11) - Aksi kenaikan Harga BBM yang dicanangkan oleh presiden Jokowi-JK yang menjadi perbincangan dan trending topik pekan ini, tidak sedikitnya menuai kritkan dari berbagai kalangan. Sebut saja dari kalangan akademis Mahasiswa, yang melancarkan tidak sedikitnya kritik pedas dengan berbagai argumen lontaran penolakan terhadap apa yang menjadi kebijakan rezim pemerintahan.
Persoalan kritikan dan demonstrasi seyogyanya adalah hak setiap warga negara yang dijamin dalam Undang-undang berupa kebebasan berekspresi dan berpendapat. Akan tetapi  setiap aksi haruslah terorganisir dan ideologis yang menjadi syarat utama penyampaian aspirasi. Namun yang menjadi problem adalah manakala aksi mahasiswa tidak terorganisir dan berujung anarkisme yang berdampak buntut pada persoalan hukum dan citra baik civitas akademis.
Jum’at sore (7/11), bermula sejak pukul 13:00 Wita, aksi mahasiswa mulai tampak dengan beberapa organasisasi mahasiswa yang menggabungkan diri kedalam Aliansi Mahasiswa Kampus Biru. Aliansi mahasiswa  yang berdemo hingga pukul 19:00 ini, akhirnya dibubarkan paksa oleh pihak Kepolisisan yang bergabung dengan beberapa anggota TNI yang dibantu oleh Mayarakat Mallengkeri.
Tidak ada yang mau mengalah dalam aksi ini (7/11), hingga berujung pada anarkisme antara masyarakat dan mahasiswa yang menutup jalan dengan memalangkan mobil kontainer sejak sore hingga malam hari. Dalam aksinya, mahasiswa menyerukan penurunan harga BBM dengan meyelenggarakan aksi tutup jalan hingga pemerintah merubah kebijakannya.
Namun ada pemandangan yang berbeda hari ini (8/11), yakni suatu suguhan pemandangan aksi yang tidak ada sangkut pautnya dengan demonstrasi kemarin. Sebuah insiden memilukan bagi bangsa Indonesia khususnya kota Makassar. Adalah aksi perlawanan antara masyarakat yang menyerang kampus biru Unismuh Makassar sekitar pukul 14:00 Wita. Dalam aksi ini mahasiswa dikejutkan dengan serangan warga kedalam kampus Unismuh, hingga berujung bentrok dengan para mahasiswa
Sebagaimana lampiran gambar di atas, sedikitnya satu unit motor menjadi korban tak bersalah dari pihak mahasiswa. Kabar beredar dari berbagai pihak nara sumber mengatakan ini adalah lanjutan bentrokan antar etnis, namun belakangan menguat beritanya bahwasanya penyerangan ini di mulai oleh masyarakat tanpa ada alasan yang jelas dibalik motif penyerangan ini.
Hingga saat ini konsentrasi mahasiswa masih tetap pada idealitas mahasiwa secara mentalitas, yakni harapan harga BBM turun demi kepentingan masyarakat dalam mendapatkan apa yang menjadi haknya. Meski insiden hari ini disinyalir sebagai manuver dalam mengalihkan issu kenaikan BBM persatan memecah bela peratuan gerakan demonstrasi para aktivis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H