Sekitar pukul 9 malam, para nelayan yang berada di Jakarta, khususnya daerah Muara Angke mulai melaut. Cuaca yang cerah ditambah desir-desir ombak yang merdu mebuat para nelayan semakin bersemangat untuk melaut. Pasangnya air laut pun disambut gembira para nelayan. Dengan kerja sama tim yang baik an didukung pula oleh cuaca yang bagus. Para nelayan lepas mampu membawa pulang ikan sebanyak 5 ton sekali melautnya. Mereka mampu mengantongi uang sebesar 500 ribu rupiah.
Namun hal itu berbeda jika cuaca kurang mendukung. Musim terang bulan adalah musim yang kurang medukung para nelayan untuk melaut. Saat terjadi terang bulan, arus air laut menjadi deras. Hal itulah yang membuat para plankton yang menjadi makanan para ikan berpindah pindah tempat tidak tentu. Hal inilah yang membuat ikan tidak berkumpul pada 1 tempat. Sehingga hasil tangkapan para nelayan pun menjadi sedikit.
Para nelayan biasanya memilih untuk berhenti melaut. Mereka mengatakan bahwa hasil tangkapan tersebut tidak menutupi biaya operasional melaut.Apalagi harga BBM pun naik. Oleh karena itu, para nelayan lebih baik memilih tinggal di rumah atau mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
Ada yang menjadi tukang odong-odong, kuli lepas bangunan, ngojek, pedagang,mulung dan lain lain. "Setidaknya ada yang bisa dikerjakan dan ada hasilnya juga mas" katanya. Meskipun penghasilan sampingannya tidak sebanyak yang didapatkan ketika melaut, para nelayan mengaku ikhlas menjalaninya. “Biasanya paling cuman 30 ribu sampai 60 ribu mas” ujar salah satu nelayan yang saya temui di Muara Angke.
