Mohon tunggu...
Galuh Sulistyaningtyas
Galuh Sulistyaningtyas Mohon Tunggu... Freelancer - Tyas

191910501043 S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antusiasme Masyarakat Wonorejo dan Mahasiswa KKN Dalam Melestarikan Budaya Melalui Pertunjukan Wayang Kulit

23 Agustus 2022   08:21 Diperbarui: 23 Agustus 2022   13:01 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2: Warga diarahkan untuk menyantap hidangan yang telah disiapkan (Dokpri)

Wayang kulit, sebuah warisan luhur yang memiliki segudang kisah dibaliknya yang tentu tak ternilai harganya. Wayang kulit banyak dijumpai, khususnya di daerah Jawa karena dipercaya bahwa pencipta wayang kulit ialah masyarakat Jawa itu sendiri. Hingga saat ini, kita masih memiliki kesempatan untuk turut menyaksikan dan menikmati seni pertunjukan wayang kulit. Seperti yang baru-baru ini terlaksana, pertunjukan wayang kulit dihadirkan sebagai hiburan masyarakat dalam memeriahkan acara ulang tahun Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember.

Pada Kamis (18/08) Sami'an selaku Kepala Desa Wonorejo mengadakan sebuah pesta penutupan yakni pertunjukan Wayang Kulit yang terbuka untuk semua kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Wonorejo. Beberapa rangkaian acara telah terlaksana sebelumnya seperti, khotmil qur'an, santunan anak yatim, santunan kaum dhuafa, jalan sehat, dan istighosah. Rangkaian acara tersebut tidak hanya melibatkan perangkat desa, namun turut serta melibatkan para warga desa dan juga para mahasiswa KKN Kolaboratif dan juga mahasiswa KKN lainnya. Dalam acara pertujukan wayang kulit pada Kamis malam. Semua warga yang hadir dijamu dengan makanan berat yag dimasak oleh ibu-ibu PKK. Tak lupa juga makanan ringan seperti kacang tanah rebus, dan jajanan tradisional yang diketahui sebagai hasil tangan dari kelompok ibu-ibu di setiap dusun di desa Wonorejo. 

Gambar 2: Warga diarahkan untuk menyantap hidangan yang telah disiapkan (Dokpri)
Gambar 2: Warga diarahkan untuk menyantap hidangan yang telah disiapkan (Dokpri)

Acara yang cukup meriah tersebut tak hanya dijadikan sebagai ajang untuk bersenang-senang namun juga dimanfaatkan oleh beberapa warga lokal untuk bersenang-senang namun juga dimanfaatkan oleh beberapa warga lokal untuk memperkenalkan produk yang mereka punya. Salah satunya ibu Sti Aminah selaku pembuat dan penjual jamu yang dibantu oleh mahasiswa KKN Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam rebranding dan pemasaran secara lebih modern sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Gambar 3: Bazar yang dilakukan oleh mahasiswa FKIP (Dokpri)
Gambar 3: Bazar yang dilakukan oleh mahasiswa FKIP (Dokpri)

Hal-hal semacam ini disambut sangat baik oleh masyarakat karena selain terhibur dengan adanya pertunjukan, masyarakat juga dapat merasakan pemulihan ekonomi pasca serangan covid-19 selama kurun waktu dua tahun belakang.  

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun